47. The Emergence Of Giselle

705 47 26
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAHULU SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK LUPA KARENA KEASYIKAN MEMBACA.

Happy reading<3

.
.
.

Sudah seminggu rasa nya mereka menyembunyikan tentang penyakit Meyy dari para sahabat nya dan juga keluarga nya sendiri, Meyy juga meminum obat nya tepat waktu tanpa sepengetahuan Mr. Farhan dan juga Farell, ia sangat berhati-hati dalam hal ini.

Dan Angga juga semakin menjaga Meyy, ia tak ingin Meyy merasakan rasa sakit itu sendirian. Tapi bagaimana cara membagi rasa sakit yang di derita Meyy ke diri nya juga? Ia tidak tahu, andai saja rasa sakit itu bisa di pindahkan. Angga rela.

"Meyy mau ikut abang nggak?" tanya Farell membuka pintu kamar Meyy.

"Kemana?"

"Makan es krim, ikut?"

"Ih mau, bentar Meyy siap-siap dulu."

Farell mengangguk, "abang tunggu di bawah ya?"

"Em." angguk Meyy cepat.

Meyy ingin membahagiakan orang-orang terdekatnya untuk saat ini, karena ia bisa merasakan bahwa suatu hari nanti semua nya tidak berjalan dengan baik. Dan ia harus bisa membahagiakan semua orang sampai saat nya nanti tiba.

Dan Farell, ia hanya mengikuti kata-kata Angga yang mengatakan bahwa ia harus membahagiakan Meyy, sebelum semua nya terlambat. Ya walaupun Farell sendiri kurang mengerti, apa yang dimaksud oleh Angga.

Tapi ia mencoba mengikuti kata-kata nya, dengan cara yang sederhana seperti sekarang.

"Bang, ayok?" ajak Meyy yang sudah selesai bersiap-siap.

Ia hanya memakai celana jeans pendek berwarna putih, dan jaket jeans untuk melapisi kaos pendek nya yang menampakkan sedikit perutnya. Ia juga membawa tas selempang kecil, yang berisi obatnya dan juga ponsel.

"Ayok." ajak Farell mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Meyy.

"Angga nggak di ajak?" tanya Meyy mendongak untuk menatap sang kakak.

"Angga sudah nungguin di mobil dari tadi."

"Really?"

Farell mengangguk dengan semangat.

*****

"Ada acara apaan si? Kok tumben banget abang mau makan es krim?" tanya Meyy.

"Nggak ada acara apa-apa, cuma mau makan aja sekalian mau healing bareng adek. Lo juga harus healing kayak gini, karena kan lo ujian mulu akhir-akhir ini emang nya otak kalian nggak perlu istirahat apa?" tanya balik Farell, setelah menjawab pertanyaan sang adik tadi.

Meyy hanya mengangguk saja, "ya si, ada benarnya."

"Emm... Bang, nanti pulang nya Meyy sama kak Aldi boleh nggak?" tanya Meyy sembari menyendok kan es krim ke mulut nya.

"Emang Aldi mau datang juga kesini?" tanya Farell.

"Ya belum si, cuma nanti Meyy mau bilang biar kak Aldi kesini."

"Terus ntar biar Meysa di cium lagi gitu di tempat umum?" tebak Angga ngawur.

Farell membelalakkan mata nya mendengar ucapan Angga barusan.

"Ih lo di cium Aldi diam aja gitu? Terus kenapa kalo gue yang cium, lo malah ngamuk? Huh! Pilih kasih banget lo." ucap Farell memasang wajah sedih sekaligus tak terima.

"Ih Meyy marah kok sama kak Aldi, kalo nggak percaya tanya aja sama Angga." protes Meyy menyuapkan kembali es krimnya.

Tiba-tiba Meyy tidak bisa menelan es krimnya dan merasakan kepala nya seperti dihantam oleh batu besar, rasa nya sangat sakit. Tetapi Meyy harus bisa menahan nya, demi Farell. Ia tak mau Farell sampai khawatir melihat kondisi nya yang sekarang.

My Bocil Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang