45. Problem

686 45 66
                                    

VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA, AGAR TIDAK LUPA KARENA KEASYIKAN MEMBACA.

.
.
.

"Bang? Udah lama nunggu?" tanya seorang gadis yang memakai jaket rajut berwarna rainbow dengan dalaman berwarna putih hingga menampakkan sedikit perut nya yang putih serta rok berwarna merah, gadis itu tak lain adalah Meyy.

"Nggak juga, oh iya udah bilang sama mas pacar lo itu belum kalau lo mau keluar sama gue?" tanya pria yang bertengger manis di motor nya sembari memberikan helm untuk dipakai oleh Meyy.

Seketika Meyy membeku, ia terdiam menatap pria di depannya.

"Nanti kalau gue bilang sama kak Aldi, yang ada nggak dibolehin keluar." jawab Meyy setelah nya.

"Iya juga si, tapi lo harus tetap bilang sama dia. Gue nggak mau dia salah paham nanti nya." sahut nya.

"Nggak apa-apa, tadi gue udah juga pamit bang Farell sama Angga. Gue bilang mau nemenin lo beli kado." jelas Meyy.

"Yang mau beli kado kan lo, kenapa gue dibawa-bawa?" tanya nya tak bersahabat.

"Ya udah si, bang Bara nurut aja ayo jalan." Ya, pria yang menunggu Meyy tadi adalah Bara, dan kenapa Meyy memanggil nya dengan embel-embel abang dan sejak kapan? Sejak dua bulan lalu, dia sudah mengangkat Meyy sebagai adik-adikkan nya. Dia sudah menganggap Meyy sebagai adik nya sendiri, sama seperti Gaby, Ailen dan juga Danu.

Dan soal Aldi dan Bara, mereka pernah bertemu sekali waktu di rumah sakit. Tapi pertemuan mereka waktu itu memang tidak mengenakkan, dan mungkin Aldi sudah lupa dengan Bara.

Bara pun menghidupkan mesin motor nya kemudian menjalankan motor nya dengan kecepatan di bawah rata-rata.

*****

"Bang ini bagus nggak?" tanya Meyy menunjuk salah satu jam tangan cowok.

"Bagus, kayak nya juga cocok sama pacar lo." tanggap Bara menerka-nerka.

"Kalau..." ucap Meyy menggantungkan kalimatnya sembari mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu. "Sama yang ini, bagusan mana sama yang pertama tadi?"

"Bagusan yang pertama."

"Ya udah, mbak bungkus yang ini ya?"

"Baik, mohon di tunggu sebentar ya?" ucap ramah sang penjaga.

Meyy hanya mengangguk.

"Kenapa lo tiba-tiba mau kasih dia hadiah?" tanya Bara sekedar ingin tahu.

"Nggak tau sih, cuma selama ini gue belum pernah kasih dia hadiah apapun, jadi ini cuma inisiatif gue doang." jawab Meyy jujur.

"Selama ini gue ngerasa dia mulu yang kasih gue hadiah, ya walaupun hadiah nya nggak mewah tapi nggak tau kenapa gue ngerasa itu berharga buat gue." lanjut nya sambil tersenyum.

Bara mengacak rambut Meyy gemas, "bucin lo."

"Oh iya, habis ini mau kemana?" tanya Bara lagi.

"Cari makan, gue lapar." tajuk Meyy yang terlihat menggemaskan.

"Oke." Bara mengangguk-anggukkan kepala nya.

"Mbak, sudah selesai total nya Rp. 43.000.000.00." ucap sang penjaga.

Meyy segera memberikan ATM nya kepada si penjaga tadi untuk membayar jam tangan tersebut, "ini mbak."

Setelah selesai membayar, Meyy dan Bara pergi mencari makan di salah satu kafe yang ada di dalam mall tersebut. Sampai Meyy menangkap ada enam orang yang sedang memperhatikan nya, entah lah memperhatikan Bara mungkin atau malah diri nya yang sedang di perhatikan.

My Bocil Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang