•klik vote dan tinggalkan komentar•
*****
Selama tiga hari lamanya, dan ini adalah hari keempat. Mode diam antara Aldi dan Meyy masih bertahan sampai sekarang. Tidak saling mengabari, bahkan berpas-pasan dikoridor menuju kantin dan di outdoor saja tidak saling tegur sapa, ya seperti orang tidak saling kenal. Entah apa yang ada didalam otak mereka sampai tiga hari dalam mode diam, padahal baru satu hari setelah mereka pacaran dan uwu-uwuw bareng. Eh besoknya udah perang dingin gara-gara hal sepele? Eh iya nggak si:v
Selama empat hari itu Meyy menjadi lebih dekat dengan Gaby dan anak yang baru masuk tiga hari lalu, Ryan Ditya Atmadja. Cowok berpostur tinggi, cool dan juga tampan, ia juga cukup pintar dalam mata pelajaran apapun, orangnya humble, asik, kocak dan mempunyai selera humor yang tinggi. Tapi sayang otaknya sedikit oleng dan gresek. Mereka sering bercanda bersama, pergi ke perpustakaan, dan bahkan kekantin bersama.
Aldi? Iqbal? Andre? Mereka sudah tiga hari tidak ada dikantin, atau mungkin setelah mereka keluar dari kantin ketiga cowok itu baru memasuki kantin? Ya, mungkin begitu. Bahkan Aldi tidak mau menghampiri Meyy kekelas. Itu sebabnya Meyy mau diajak kekantin oleh Gaby, Ryan? Ia belum tau atau belum mengenal trio most wanted boy itu.
"Meyy? Ryan?" panggil Gaby sedikit berteriak ditengah koridor.
Meyy dan Ryan pun menoleh ke sumber suara, mereka membiarkan Gaby berlari menghampiri keduanya.
"Ada apa By?" tanya Ryan penasaran.
"Udah selesai tugas Matematika belum?" tanya Gaby dengan tidak berdosanya menunjukkan cengiran polosnya.
Ryan menepuk jidatnya sendiri.
"Haduh... Maaf banget ni Yan, dia ini emang gini orangnya dan dia bukan temen gue jadi gue tinggal dulu ya bye..." celetuk Meyy pamit meninggalkan kedua orang itu.
"Eh Meyy, mau kemana tungguin gue." ucap Gaby.
*****
Hari ini adalah jadwal Ulangan Harian Matematika, Gaby terlihat sangat kebingungan saat ini. Bagaimana tidak bingung? Sudah tahu hari ini ada jadwal UH, ia malah tidak belajar dirumah. Alhasil inilah yang terjadi ia hanya bisa melirik ke kanan dan kekiri saja, menunggu jawaban dari Meyy ataupun Ryan. Itu juga kalau dikasih.
"Meyy... Meyy liat dong, jawaban nomor lima apaan?" bisik Gaby pelan melirik Meyy yang sedang fokus mengerjakan soal Ulangan yang diberikan pak Dudung, guru mata pelajaran Matematika.
Pak Dudung. Ia adalah guru yang kalau masuk kekelas Meyy suka memberikan ulangan dadakan. Maka dari itu banyak murid yang mengeluh ataupun bolos, tidak ingin mengikuti pelajaran pak Dudung.
Meyy diam, ia masih fokus mengerjakan soal-soal yang ada didepannya. Mungkin ia tidak mendengar bisikan dari makhluk dakjal disebelahnya ini.
Gaby beralih kesamping kiri, "Ryan? Ryan?" panggilnya berbisik.
Ryan menoleh dan menaikkan dagunya, "apa?" balasnya berbisik.
"Liat nomor lima?" bisiknya lagi sambil memperagakan tangannya.
"WAKTU TINGGAL SEPULUH MENIT LAGI, BAGI YANG SUDAH SELESAI SILAHKAN DIKUMPUL DAN SUDAH BOLEH KELUAR." ucap pak Dudung yang membuat Gaby tegang seketika, ia pikir ia ketahuan sedang bisik-bisik tetangga dengan Ryan.
Meyy pun berdiri dari tempat duduknya, merapikan lembaran soal yang sempat berserak dan mulai melangkah maju kedepan, mengumpulkannya.
Meyy kembali ketempat duduknya melihat Gaby yang gelisah dan Ryan yang sedang merapikan alat tulisnya, sepertinya ia juga sudah selesai. Meyy pun merapikan alat tulisnya dan keluar kelas, sebelum keluar kelas ia membisikkan sesuatu ke Gaby.
![](https://img.wattpad.com/cover/242115608-288-k710063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bocil Girl [End]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP. [Follow sebelum membaca]. 🍒 Berawal dari sebuah pertemuan yang tidak di sengaja, hingga membuat Aldi Putra Mahendra sang kakak kelas yang begitu populer di sekolah jatuh hati kepada Meysa Shakira Michelle si gadis kecil yang ta...