Tak terasa, ujian sudah usai. Tiara dan teman-temannya akan naik ke-kelas akhir. Sementara itu, Damian pun sebentar lagi lulus dan memilih jenjang pendidikan diluar negeri.
“Gue bakal kuliah di L.A.”
Sontak anggota BARTOL dengan kompak menoleh kearah Damian, wajahnya terlihat sangat serius.
Jerry tertawa mencairkan suasana, “Dih? Ngapain lo ke Los Angeles? Bercanda kali lo.”
“Bukannya Damian udah bilang dari dulu ya, kalau dia mau kuliah diluar negeri.”
“Bener apa kata Axel. Gue bakal kuliah disana, ada keluarga Papi gue yang nyuruh gue tinggal di L.A.”
“Terus.. Tentang party, dan Nanda?” tanya Sagara yang membuat wajah Damian khawatir, memikirkan cewek itu.
“Gue nggak tahu,” jawab Damian. “Mami bilang, gue bisa tunangan dulu sama Nanda. Setelah balik dari Los Angeles dan udah bisa handle urusan Papi disana, gue bakal balik kesini buat nikahin dia.”
“Kalau jodoh, ya.” celetuk Reano dengan cengengesan, begitupun Jerry yang tergelak senang saat melihat Damian melotot.
“Eh tau-taunya pas lo udah balik, Nanda udah punya gandengan baru.” balas Jerry tertawa senang dengan Reano.
“Kalau seenggaknya gak jodoh nggak apa-apa. Gue juga seneng kalau dia bahagia sama pilihannya sendiri.”
“Kapan lo berangkat kesana?” tanya Samuel.
“Tiga hari lagi. Dan masalah party, gue bisa datang. Besok paginya gue udah berangkat ke bandara.” jawab Damian lalu meneguk minuman yang sudah tersedia diatas meja itu.
“Take care, ya bro! Kejar pendidikan lo disana.” Axel menepuk bahu Damian dua kali yang membuat cowok itu mengangguk sambil tersenyum.
“Makasih Xel, gue akan berusaha biar cepet balik kesini.”
“Nggak usah terburu-buru,” tiba-tiba Fajar berbicara dengan serius dengannya. “Lo harus selesaiin masalah lo disana, jadi setelah balik kesini, nggak ada alesan buat lo ninggalin Nanda lagi.”
“Tumben lo mikirin perasaan cewek.”
“Gue serius. Lo harus berusaha semaksimal mungkin Dam. Take care, jangan terburu-buru tentang mengejar pendidikan lo.” sambung Fajar kemudian.
“Thanks, Jar. Gue terharu akhirnya lo banyak ngomong ke gue,” kata Damian, tersenyum senang saat sahabatnya itu akhirnya mau mengangkat suara.
“Semangat Dam, gue dukung lo. Semoga pendidikan lo cepat selesai ya, bro.” Sagara juga ikut mendoakan cowok itu. Kemudian Damian mengucapkan terimakasih saat sahabat nya yang lain memberi ucapan semangat dan doa.
“Jangan pernah lupain kita, ya Dam.” ujar Jerry lalu berpelukan dengan Damian ala cowok.
Damian terkekeh, “Lo semua juga jangan lupain gue. Gue akan berusaha sebaik mungkin.”
“Nggak akan, kita nggak akan lupain lo. Karena lo paling tua disini,” balas Reano, sedikit bercanda agar kondisinya tidak terlalu serius.
“Damian cuman tua sama kita satu tahun.” kata Samuel memutar bolamatanya malas saat mendengar ucapan Reano yang dramatis.
“Gue yang paling tua, gue juga yang paling ganteng.” Damian dengan pede mengatakan hal itu yang membuat teman-temannya bersorak kesal.
**
“Jadi kamu pilih yang mana sayang? Mau tunangan dulu, atau nunggu aku balik ke Indonesia?” tanya Damian, mengelus punggung Nanda yang bersandar didadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL (On Going)
Teen Fiction(⚠WARNING⚠) • Cerita fiksi ini dibuat untuk hiburan saja, dan tidak ada sangkut pautnya dikehidupan nyata! • Alurnya masih acak dan banyak typo bertebaran. Arkansha Samuel Earic, anak kelas dua disekolahnya. Menjadi siswa yang paling dihindari dan...