Aku double update ya, maaf nunggu lama karena baru bisa ngetik sekarang, ujian aku udah selesai 😉
Oh iya, setelah Damian pergi ke Los Angeles, nanti untuk beberapa chapter kedepan bakal gak ada kebucinan mereka karena Damian lagi diluar negeri 😫
Semoga suka, jangan lupa vote ya ❤
***
Nanda mengusap air matanya dengan kasar. Dia terlambat datang ke bandara. Bahkan cewek itu baru datang setelah anggota BARTOL pulang.“Damian, jangan pergi dulu.” lirihnya.
Kaki kecil Nanda berusaha berlari lebih cepat, mencari keadaan cowok yang daritadi dia pikirkan. Cewek itu menyesal karena terlambat bangun, ini karena dia tidur larut malam, sebab sibuk memikirkan dan menata hatinya agar tidak berantakan saat melepas Damian.
Mata Nanda berbinar saat melihat punggung cowok tinggi yang sedaritadi dia cari.
“Damian!” teriaknya.
Damian berbalik, tanpa kesusahan matanya langsung menangkap Nanda yang berada dibanyaknya orang. Gadis mungil yang memakai seragam SMA.
“Nanda?” gumam Damian khawatir, kemudian badannya mundur beberapa langkah saat Nanda memeluknya dengan kencang dan erat.
Cewek itu terisak hebat dipelukannya, Damian khawatir sekali. Dengan lembut dia mengelus punggung Nanda lalu mengangkat dagu pacarnya.
“Kalau kamu nangis gini, aku bakal kepikiran kamu terus.” ucap Damian pelan, menghapus air mata Nanda yang terus turun tanpa permisi.
“Hiks.. A-aku ki-kira kamu udah pe-pergi.” katanya tergugu. Tangan mungil Nanda meremas kemeja Damian, tidak peduli kain itu mengusut.
Damian tidak menjawab, menatap Nanda khawatir. Hatinya sangat gelisah, tidak biasa Nanda menangis sampai susah berbicara seperti ini.
“Ssst.. Aku belum berangkat, sayang.”
Nanda mengangkat matanya, dengan jelas cewek itu bisa melihat bahwa mata Damian memerah menahan tangis. Dia juga merasa sangat sedih.
“Tenang ya.. Aku nggak ninggalin kamu selamanya. Aku bakal pulang keIndonesia setiap tahun. Dan aku bakal balik kesini lagi ketika pendidikan aku sudah selesai.” jelas Damian, menghapus air mata Nanda dengan lembut.
“Jangan selingkuh.” cicit Nanda didalam dekapan cowok itu.
“Nggak akan, aku janji sama kamu.” jawab Damian melonggarkan pelukan mereka. Lalu dia mengambil telapak tangan Nanda dan menempelkan tepat didadanya. “Disini, cuman ada nama kamu.” balas Damian.
Entah itu hanya gombalan saja, tetapi Nanda tetap percaya karena cowok itu serius dan tidak main-main dengan ucapannya.
“Kita masih bisa komunikasi?” tanya Nanda, khawatir jika tidak bisa berhubungan dengan Damian lagi.
Damian terkekeh, mengelus pipi Nanda dengan jari telunjuknya. Lalu dia menekan pelan pipi gadis itu pelan, “Tentu bisa lah, banyak aplikasi komunikasi, sayang.” jawabnya lembut.
Nanda kemudian hanya diam tidak bergeming. Dia menatap Damian lamat-lamat, mengingat setiap detail pahatan wajah tampan itu sebelum mereka berpisah.
“Doain pendidikan dan kerjaan aku selesai ya disana, cantik. Aku akan telfon kamu setelah sampai disana.” katanya dengan senyuman merekah.
Nanda mengangguk, “Iya, Damian. Stay safe, ya. Jangan lupa berdoa nanti pas dipesawat.”
“Iya sayangku. Aku pergi dulu ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL (On Going)
Teen Fiction(⚠WARNING⚠) • Cerita fiksi ini dibuat untuk hiburan saja, dan tidak ada sangkut pautnya dikehidupan nyata! • Alurnya masih acak dan banyak typo bertebaran. Arkansha Samuel Earic, anak kelas dua disekolahnya. Menjadi siswa yang paling dihindari dan...