Bagian 10. Look at Me

528 37 0
                                    

Kamu terlalu sibuk untuk menatap kedepan, kamu tidak melihat ke arah samping mu, disitu ada aku yang selalu mendampingi mu. Namun untuk menatapku saja kau tidak mau, ingat, aku bisa pergi kapanpun yang aku mau karena suatu saat nanti aku lelah karena selalu diabaikan.

::

Happy reading, semoga suka dan jangan lupa vote ❤

::

RINA menatap kearah Fajar, cowok itu tidak membuka suaranya sama sekali. Padahal tadi cowok itu ingin memberi tahu bagaimana caranya untuk tidak mencintainya lagi.

"Caranya gimana?" tanya Rina, Fajar masih menatap kearah depan, seolah-olah tidak mengganggap kehadiran Rina yang berada di samping nya.

Terdengar, helaan nafas dari cowok tersebut. "Dengerin baik-baik, gue gak akan ulangi ini untuk yang kedua kalinya." ucap Fajar dingin. Wajahnya datar, sedatar tembok.

"Pertama." Nafas Rina tercekat, baru saja Fajar mengatakan itu membuat jantungnya berdebar khawatir, ia takut setelah ini membuat Fajar semakin menjauh darinya.

"Gue, gak pantes buat Lo."

Gadis itu terdiam, lima kata yang keluar dari mulut Fajar membuat otaknya pusing melayang. Memikirkan makna perkataan tersebut.

Maksud Fajar apa? Fajar tak pantas untuk Rina. Apa yang membuat mereka tidak cocok? Apa yang membuat Fajar tidak pantas untuk Rina? Jelas-jelas keduanya jika disandingkan sangat cocok, wajah tampan dan cantik kedua orang itu dapat memadukan keaadaan.

"Gak pantes? Buat aku?" gumam Rina yang masih terdengar di telinga Fajar.

Lo terlalu baik buat Gue. Ingin sekali Fajar mengatakan itu, namun nampaknya perkataan itu tersendat di tenggorokannya, mendadak Fajar tidak bisa mengatakan sesuatu.

Rina menghadapkan arah pandangnya kearah Fajar. "Maksudnya apa? Kenapa kamu gak pantes buat aku?" tanya cewek itu.

"Seharusnya, aku gak pantes buat kamu, kan." sambung Rina pelan, Fajar terlalu sempurna untuknya, cowok itu tajir, tampan dan memiliki semuanya. Semuanya, yang membuat Fajar bahagia.

"Kedua."

Nafas Rina tercekat, ia mendadak tambah gugup. Fajar langsung memberi tahunya tanpa mengubris segala pertanyaan nya tadi.

"Gue trauma."

Rina membeku, trauma? Fajar ada trauma apa?

"Trauma? Trauma apa?"tanya Rina menatap kearah serius ke arah Fajar. Fajar menatap balik dengan tatapan dingin, nampaknya ia harus mengingat kejadian pertama kali ia bertemu dengan Rina.

"Pertama kali ketemu."

"Hah?"

Decakan keluar dari mulut Fajar, Nih cewe telmi apa gimana sih. Batinnya kesal, ia tak suka yang bertele-tele, ia harus the point agar setelah ini Rina berhenti mengejarnya.

"Inget-inget pertama kali gue ketemu sama Lo." Fajar memperjelas perkataannya, Rina menatap kearah depan dengan tatapan kosong.

Ketemu sama Fajar? Kapan ya? Gue lupa. Apa kalau gak salah ketemu waktu gue pertama kali kelas 10? Iya gak sih.. Batin Rina dalam hati.

"Lupa, kan?" tanya Fajar pelan yang membuat Rina menatapnya lagi, ia hanya mengangguk, Rina akui ia sudah lupa, kejadiannya mungkin sudah berbulan-bulan lamanya.

"Iya, lupa." balas Rina tak kalah pelan, hampir tak terdengar namun Fajar tetap bisa mendengarnya, walaupun samar.

"Kalau lo inget, lo bisa cari tau sama temen-temen gue." sambung Fajar yang semakin membuat Rina pusing, maksudnya apa, Fajar terlalu teka-teki baginya.

SAMUEL (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang