Seperti pagi-pagi sebelumnya, Dea disibukkan dengan segala keriweuhan dalam menyiapkan bekal dan perlengkapan sekolah ketiga anaknya.
Saga, Skyla dan Lucas, ketiganya kini telah memasuki sekolah dasar. Lebih tepatnya Saga dan Skyla yang mulai memasuki sekolah dasar sejak bulan lalu, sedangkan Lucas sudah duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.
Ketiga anaknya bersekolah di sekolah yang sama, tujuannya adalah agar tidak ada pembeda antara ketiganya. Karena baik Dea maupun Nathan telah menyayangi Lucas sama seperti menyayangi Saga dan Skyla.
Ini adalah tahun kedua Lucas menjadi bagian dari keluarga mereka.
Pada tahun pertama, semua masih terasa sulit karena mengasuh Lucas yang notabene bukan anak kandung mereka bukanlah hal yang mudah. Budaya dan kebiasaan yang diterapkan oleh mama kandung Lucas sejak anak itu bayi jauh berbeda dengan apa yang menjadi budaya mereka di negara ini.
Semua itu memerlukan penyesuaian bagi Dea dan Nathan sebagai orang tua dan juga bagi ketiga anaknya.
Terlebih mereka masih harus ekstra memperhatikan Lucas demi menyembuhkan trauma dan cidera kecelakaannya dulu.
Beruntung penyembuhan anak itu bisa dikatakan cepat. Sehingga, Lucas tidak mengalami kebosanan berkepanjangan selama belajar di rumah.
Kini ketiganya telah sekolah di tempat yang sama. Berangkat pagi pun mereka selalu bersama diantar langsung oleh Nathan.
Dan hal ini tentu menjadi kesibukan baru bagi Dea, seperti apa yang dilakukan oleh perempuan itu saat ini.
Ketiga anaknya telah duduk manis di ruang makan, duduk di tempat duduk masing-masing dengan menu sarapan sesuai dengan selera masing-masing sudah tersaji di meja.
Saga lebih suka sarapan pagi dengan nasi dan lauk sederhana, Skyla suka sarapan dengan pancake dan madu, sedangkan Lucas masih terbawa dengan kebiasannya di luar negeri dulu, roti dengan selai strawberry kesukaannya.
Tugas Dea tidak berhenti sampai di sana saja, ia masih harus menyiapkan bekal makanan dan minuman untuk ketiganya. Tentu saja ia dibantu oleh asisten rumah tangga, tetapi Dea tetap menjalankan perannya sebagai ibu dengan baik.
"Mama!"
Dea yang sedang menyeduh teh untuk Nathan langsung menoleh ke arah meja makan begitu mendengar teriakan Skyla. Ia melangkah ke meja makan sembari membawa secangkir teh untuk Nathan.
"Abang gangguin Kyla nih Ma!" adu Kyla menunjuk Saga yang tersenyum jahil.
"Abang jangan gangguin adeknya," ucap Dea menasehati. "Kyla cepat dihabiskan," lanjutnya.
Memang seperti itulah suasana di pagi hari. Riuh dengan suara teriakan bahkan terkadang tangisan Skyla karena ribut dengan kedua kakaknya.
Mungkin karena keduanya terlahir sebagai anak kembar sehingga sering beradu argumen. Jika merasa kalah dari abangnya, Skyla akan mencari dukungan dari kakaknya, Lucas. Dengan begitu, Skyla akan merasa menang dan Saga akan lebih mengalah karena segan dengan kakaknya.
Nathan turun dari lantai dua dengan setelan kantor celana bahan, kemeja dan juga jas rapi. Tak ketinggalan tas kerja yang selalu ia bawa di tangan kanannya.
Seperti biasa, langkah kakinya langsung berjalan menuju dapur menghampiri sang istri tercinta.
"Pagi sayang," sapa Nathan sebelum mengecup pipi Dea mesra. Itu adalah ritual wajib yang selalu mereka lakukan setiap pagi.
"Pagi Mas. Teh kamu udah di meja ya."
"Iya, makasih ya sayangku," ucap Nathan tersenyum genit, lalu kembali mengecup pipi istrinya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Old Man
Любовные романыDeandra Karenina, gadis 18 tahun yang baru lulus SMA dua bulan yang lalu itu benar-benar terkejut ketika Sang Ibu mengatakan ia akan menikah. Dea, begitu gadis itu biasa dipanggil, bahkan tidak kenal siapakah orang yang akan menikah dengannya. Dan l...