Part 29 - Dea hilang

21K 1.2K 93
                                    

Warning: Alur cepat

Happy Reading ❤️

Dea mematut dirinya di depan cermin besar di kamarnya. Ia terys menelisik pantulan dirinya dengan berbagai pose.

"Sayang, kamu ngapain?" Tanya Nathan yang baru saja keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan handuk.

"Mas, coba liat aku deh," Dea berbalik badan.

Nathan mengamati istri kecilnya yang sudah tidak bisa dikatakan kecil. Karena perutnya sudah membesar seiring dengan membesarnya ukuran sang jabang bayi.

"Mas sadar sesuatu nggak?" Tanya Dea lagi.

"Iya mas baru sadar sesuatu,"

"Apa? Mas sadar apa?" Tanya buru-buru menghampiri suaminya dan memegang lengan Nathan.

Nathan menunduk dan mengecup pipi Dea yang semakin cubby.

"Mas baru sadar kalo kamu semakin cantik," ucap Nathan sambil tersenyum.

"Sini cium dulu." Ucap Nathan sebelum mengecup bibir Dea singkat.

"Ish, bukan itu mas."

"Terus apa? Mas kan nggak tau kalo kamu nggak kasih tau mas,"

Dea menekuk wajahnya. Bibirnya sudah maju beberapa senti dan menatap suaminya kesal.

"Masak nggak liat badan aku melar banget kayak gini? Aku gemukan mas," rengek Dea dengan wajah sendu.

Nathan menghela nafas pelan. Ia harus memahami mood istrinya yang sering berubah-ubah.

Nathan meraih tangan Dea dan berjalan ke arah ranjang. Ia duduk di tepi ranjang dan memangku Dea.

"See? Mas masih kuat tuh pangku kamu kayak gini. Mas juga masih kuat gendong kamu keliling rumah ataupun naik turun tangga. Itu artinya kamu nggak gendut sayang." Ujar Nathan berusaha menghilangkan ke-insecure-an istrinya.

"Tapi kan baju aku banyak yang nggak muat dipake, berarti aku gendut," ucap Dea kekeuh pada pendiriannya.

"Sayang, kalaupun badan kamu tidak sekecil dulu kan karena kamu hamil. Itu wajar sayang,"

"Aku jadi nggak percaya diri, Mas."

"Kamu malu mengandung anak kita?" Sahut Nathan. Emosinya sedikit terpancing dengan sikap sang istri.

Dea menatap wajah sang suami yang sedikit mengeras. "Aku nggak bilang gitu, Mas!"

"Aku cuma takut, takut kamu nggak suka lagi sama aku." cicit Dea sambil menunduk. Ia tak berani menatap wajah sang suami yang terlihat menahan emosi.

Nathan menghembuskan nafas kasar. Ia berusaha menahan diri agar tidak terpancing emosi. Perlahan tangannya mengelus rambut halus Dea.

"Maaf. Apa yang kamu takutkan itu tidak benar. Saya akan tetap mencintai kamu bagaimana pun bentuk tubuh kamu, sayang. Saya akan tetap mencintai kamu sampai kita menua bersama."

Mendengar kalimat indah itu, Dea langsung memeluk Nathan erat. Ia bersyukur memiliki suami yang sempurna seperti Nathan.

"Lagipula saya lebih suka kamu yang sekarang. Lebih... seksi." Bisik Nathan membuat Dea di ceruk leher Nathan tersipu.

***

Dea berjalan pelan menuju lobi. Di tangan kirinya sudah ada kotak bekal makan siang untuk Nathan.

Perut besarnya sudah mulai membuatnya susah beraktifitas, seperti berjalan bahkan untuk bangun dari tempat tidur saja susah.
Memasuki bulan ke tujuh membuat perutnya memang terlihat besar seperti kehamilan seperti pada umumnya.

Married with Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang