Part 20 - Dosen Gila

33.6K 1.4K 16
                                    

Enjoy reading  ❤

Dea masih berkutat di depan layar laptop dengan jari-jarinya menari di atas keyboard. Pandangannya bergantian diantara beberapa buku yang berjajar di atas meja. Hingga ia mendengar suara pintu terbuka dan muncullah Nathan yang membawa segelas air putih.

Nathan menarik kursi di samping ranjang dan membawanya ke samping Dea.

"Minum vitamin dulu," ucap Nathan menyerahkan segelas air putih pada Dea. Kemudian ia membuka laci nakas dan mengeluarkan sesuatu dari botol kecil yang selalu diminum oleh setiap harinya.

"Jangan sampai kecapekan," ucap Nathan mengelus rambut Dea.

Dea tersenyum, "Bentar lagi selesai, kok." Jawab Dea.

Nathan menarik kursinya mendekati Dea. Ia mengamati wajah istrinya yang begitu serius mengerjakan tugas. Wajah ayu Dea tampak lebih cantik jika sedang fokus seperti itu. Terlebih kaca mata bertengger di hidung mancung Dea membuat gadis itu terlihat lebih manis.

Dea merasakan hembusan nafas Nathan mengenai lehernya. Rambutnya yang ia gulung asal memperlihatkan leher jenjangnya. Pria itu menyandarkan dagunya di bahu Dea sambil sesekali mencium leher Dea.

Alih-alih merasa risih, Dea justru mengusap rambut Nathan. Ia sudah terbiasa dengan sikap Nathan. Apalagi jika pria itu sedang manja seperti ini.

"Mas nggak ada kerjaan, ya?" Nathan hanya menggeleng di ceruk leher Dea.

"Geli mas."

"Sayang, kenapa cantik banget sih?" Tanya Nathan sambil mengusapkan telunjuknya di pipi Dea.

"Masih banyak yang lebih cantik di luar sana,"  jawab Dea tetap fokus pada tugasnya.

Dea merasakan sesuatu menyentuh bibirnya, Nathan menciumnya meskipun hanya sepersekian detik.

"Tapi mas sukanya cuma sama kamu."

Dea menghentikan kegiatannya dan memicing ke arah Nathan. "Kenapa tiba-tiba pinter gombal?"

"Mas nggak gombal, kamu memang cantik sayang." Ucap Nathan mengelak sambil memainkan alisnya dan tersenyum menggoda Dea.

"Apaan sih mas?" Ucap Dea menahan senyum.

"Sayang sini deh," ucap Nathan meminta Dea mendekat.

Dea menaikkan sebelah alisnya tetapi tetap mendekat. "Kenapa?"

"Sini lagi," Nathan meraih tangan Dea dan menuntun gadis itu duduk di pangkuannya.

"Mas kenapa deh?" Tanya Dea saat dirinya sudah berada di pangkuan Nathan. Tubuh mungil Dea tentu sangat kontras jika dibandingkan dengan tubuh Nathan yang besar dan kekar. Nathan terlihat seperti sedang memangku putri kecilnya.

Nathan memeluk pinggang Dea dan kembali menyusupkan wajahnya di ceruk leher Dea. Namun Dea menangkup wajah Nathan dan mengamati setiap inchi wajah pria itu.

"Ututu... Kenapa ciihh?" Goda Dea.
Nathan hanya tersenyum dan membisikkan sesuatu di telinga Dea. Mata Dea melebar ketika lidah Nathan justru menyentuh telinganya.

"Boleh?" Tanya Nathan dengan pandangan menggelap.

Dengan senyum tersipu, Dea mengangguk pelan. Mendapat lampu hijau dari Dea, Nathan langsung menyerbu bibir Dea dengan rakus.

***

Pagi ini suasana rumah Nathan dan Dea sangat gaduh dibandingkan pagi-pagi sebelumnya. Sebenarnya, hanya Dea yang heboh sendiri beberapa detik setelah ia bangun pagi.

Awalnya ia bangun seperti biasa, pelukan erat di perutnya juga hembusan nafas Nathan di lehernya. Ia mengusap wajah Nathan dan mengamati pria itu yang masih terlelap. Terlihat polos jika pria itu sedang tidur seperti itu.

Married with Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang