Part 15 - Tanya (2)

27.8K 1.5K 22
                                    

"Kenapa nggak cerita?" Tanya Nathan menatap gadis yang bersandar di kepala brankar sambil memainkan games di ponselnya.

"Cerita soal apa?" Jawab Dea tanpa mengalihkan fokusnya dari games domba yang saling dorong-dorongan itu.

"Soal kamu-" jawab Nathan pelan, ia takut menyinggung perasaan gadis itu. Ia sebenarnya enggan menanyakan hal itu, tapi ia harus mengetahui keadaan istrinya. Ditambah lagi ia masih terngiang dengan penjelasan dokter yang menangani Dea.

Flashback on

Nathan sedang duduk di ruangan Dokter Tino, dokter yang menangani Dea. Ia menatap lekat dokter paruh baya itu.

"Jangan menatap saya seperti itu, Pak Nathan. Anda terlihat seperti ingin menelan saya hidup-hidup." Gurau Dokter Tino mencairkan suasana.

Nathan tergelak mendengar sindiran Dokter Tino, "Maafkan saya Dok, saya hanya sedikit cemas dengan apa yang ingin dokter sampaikan. Istri saya sakit apa, Dok?" Aku Nathan. Pasalnya beberapa saat yang lalu Dokter Tino meminta Nathan untuk ke ruangannya guna membahas masalah Dea.

"Santai saja Pak, tidak perlu tegang."
Nathan mengangguk dan memaksa tersenyum.

"Istri anda sebenarnya tidak sakit, hanya kecapekan saja,"

"Tapi Dok, saya menemukan ini dalam tas istri saya." Ucap Nathan sambil mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam saku celananya.

Dokter Tino mengamati obat itu kemudian menatap Nathan serius. "Ini yang ingin saya bicarakan." Ucap Dokter Tino sambil mengembalikan obat itu pada Nathan.

"Itu obat apa Dok?"

"Jadi begini Pak Nathan, pada dasarnya istri anda tidak mengalami penyakit apapun, hanya saja daya tahan tubuhnya lebih lemah. Pada aktivitas normal, istri anda tidak akan mengalami ganguan apapun, tapi jika pada kondisi kelelahan yang berlebih akan membuat fisik istri anda tidak bekerja atau pingsan. Obat itu, tidak seharusnya dikonsumsi setiap hari, hanya pada saat istri anda kelelahan berlebih.  Bisa disebut vitamin, tetapi dosisnya lebih tinggi dari vitamin biasa."

Nathan masih berusaha mencerna penjelasan Dokter Tino. "Apakah ada efek jangka panjang, Dok?"

"Sebenarnya tidak. Tetapi jika hal seperti kemarin sering terjadi, saya takut akan menyebabkan gangguan yang lebih serius."

"Saya harap bapak bisa menjaga istri anda agar tidak terlalu kelelahan. Mengingat istri anda masih sangat muda, saya harap anda tidak mengekangnya. Karena jika anda mengekang bisa membuatnya stress dan akan memperparah keadaan istri anda. Cukup awasi saja dan perlakukan seolah istri anda baik-baik saja, karena pada dasarnya istri anda memang tidak sakit. Tentu anda memahami maksud saya, bukan?" Sambung Dokter Tino diselingi senyuman.

"Baik, Dok saya mengerti. Terima kasih atas nasehatnya. Kalau begitu, saya permisi, Dok." Ucap Nathan sebelum menjabat tangan Dokter Tino.

Flashback off

"Mas, aku nggak sakit. Aku cuma kecapekan aja. Kalau mas tanya tentang obat itu, itu bukan obat, cuma vitamin biasa." Potong Dea tanpa menatap Nathan, masih menggembala domba.

Merasa diacuhkan, akhirnya Nathan meraih ponsel Dea dan menaruhnya di nakas.

"Mas, mas ih kok diambil sih! Itu dikit lagi menang. Nggak seru nih!" Gerutu Dea sambil bersedekap.

"Sayang, dengerin mas. Mas tau kamu nggak sakit, tapi mas khawatir. Mas nggak anggap kamu lemah atau apa, tapi mas minta kalau ada apa-apa kamu cerita. Mas ngerasa nggak berguna buat kamu sampai kamu kayak gini-"

Married with Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang