Happy reading ya...
"Sudah siap sayang?" Tanya Nathan saat melihat sang istri sedang berdiri di depan pintu kulkas sambil menuliskan sesuatu di post it. Terlihat di pintu kulkas sudah ada beberapa kertas warna warni yang tertempel.
Dea menatap Nathan sekilas, "Sebentar, Mas." Nathan mengangguk kemudian membawa ransel milik Dea untuk dimasukkan ke dalam mobil.
Hingga beberapa saat kemudian Nathan kembali menyusul Dea, "Apakah belum selesai? Nanti kamu terlambat sayang." Ucap Nathan sambil melirik jam dinding di atas televisi yang menunjukkan pukul 06.30.
"Sudah." Dea menghampiri Nathan yang bersandar di dinding pembatas dapur. Kali ini Nathan terlihat tampan menggunakan kaos polo berwarna maron yang lengannya ia sisihkan sampai siku juga jeans hitam dan sepatu sneaker hitam menyempurnakan penampilannya. Tak salah, karena ia terlihat seperti usia 25 tahunan. Kenapa dia terlihat sangat tampan? Batin Dea.
Dea sudah siap berangkat camping. Semua mahasiswa baru diwajibkan datang pukul tujuh. Dea mengenakan jeans biru dan atasan berwarna putih, tak lupa jaket berwarna biru muda menyampir di bahu hingga punggungnya dan lengan jaket itu disimpulkan ke depan.
Juga tas selempang kecil berisi beberapa alat make up seperti bedak, liptint dan parfum. Juga dompet, powerbank, tisu dan obat-obatan kecil memenuhi tas itu.
Tak ada pembicaraan selama perjalanan menuju kampus Dea. Nathan fokus mengemudi sedangkan Dea asyik mendengarkan lagu dari radio yang akhir-akhir cukup menjadi trend di kalangan anak muda.
"Oh ya." Ucap Dea spontan mengejutkan Nathan."Hehe, maaf mas."
"Ada apa sayang?"
"Aku baru ingat, jadi selama aku camping, Bu Inah akan tetep stay di rumah dari jam 5 sampai malam. Jadi, mas nggak perlu khawatir siapa yang akan nyiapin makan buat mas. Aku udah kasih list makanan kesukaan mas ke Bi Inah."
Nathan mengulum senyum lalu mengusap puncak kepala Dea. "Sayang, kamu tidak perlu khawatir, nikmati acara camping kamu ya... Apa kamu lupa kalau selama setahun ini Bi Inah sudah menyiapkan semua kebutuhan mas?"
"Iya, itu udah kewajibanku. Aku cuma-" Ucap Dea menunduk.
Nathan menghentikan mobilnya, mereka sudah sampai di depan kampus Dea. "Sayang, mas sangat berterimakasih kamu sudah memikirkan semua kebutuhan mas. Bukannya mas tidak menghargai atau apa, mas cuma tidak mau kamu terbebani dan tidak menikmati camping kamu. Bersenang-senanglah bersama teman-teman kamu," jelas Nathan sebelum melumat bibir Dea. Hingga beberapa saat kemudian Nathan menjauhkan diri.
"Senang-senang apanya? Pasti di sana banyak kegiatan yang melelahkan." Nathan mengulum senyum.
"Kalau kamu di sana tidak bersenang-senang, sepulang kamu camping mas akan ajak kamu ke suatu tempat. Bagaimana?" Tawar Nathan pada Dea yang sudah berbinar.
"Mauuuu. Mas mau ajak aku kemana?" Sekarang Nathan merasa Dea terlihat seperti anak kelas 3 SD yang ditawari dengan lolipop. Menggemaskan sekali.
"Rahasia. Ayo nanti kamu ketinggalan," Dea mengangguk dan keluar dari mobil, begitu pula dengan Nathan.
"Kamu jaga diri baik-baik ya," ucap Nathan sambil memegang bahu Dea.
"Iyaa, mas juga. Ya udah, Dea masuk dulu." Pamit Dea sambil mencium punggung tangan Nathan. Begitu pula Nathan mencium kening Dea.
Dea memasuki arep kampus sambil menggendong ranselnya di punggung. Ia mengedarkan pandangannya berharap bisa menemukan Dania yang katanya sudah datang sejak tadi. Dea terus melangkah ke pelataran kampus. Sudah banyak maba yang berkumpul di pelataran kampus. Juga ada beberapa bus sydah terparkir rapi. Semua maba nantinya akan diantar oleh bus itu ke tempat camping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Old Man
عاطفيةDeandra Karenina, gadis 18 tahun yang baru lulus SMA dua bulan yang lalu itu benar-benar terkejut ketika Sang Ibu mengatakan ia akan menikah. Dea, begitu gadis itu biasa dipanggil, bahkan tidak kenal siapakah orang yang akan menikah dengannya. Dan l...