Dea sama Nathan come back!!!! Yeeeaaayyyyy!!!!!!
Sebelumnya sorry banget udah lamaaaaaaaa banget enggak up 🙏🙏🙏
Ada yg masih nungguin cerita ini? Semoga masih yaa 😢Btw, HAPPY NEW YEAR 2019!!!!! 🎉🎉🎊🎊🎊
Apa nih resolusi kalian? Ada yg mau dapet jodoh? Haha 😂 Comment yaaa. Biar banyak yg doa in
Apapun itu semoga tercapai di tahun ini. Aamiin
Okay. Cukup basa-basinya 🙄Happy reading guyyssss 😘
Dua orang itu seketika menoleh ke arah Dania yang suaranya benar-benar seperti toa. Seakan ditarik kembali kesadarannya, Dea langsung menghapus air mata di pipinya. Dea tidak mengira akan kembali bertemu dengan Rafyan Mahendra, kakak kelasnya semasa di sekolah menengah pertama.
Dea tetap mengawasi setiap gerak tubuh laki-laki yang kini memperkikis jaraknya seiring dengan langkah kakinya yang mendekati Dea. Raut canggung terlihat jelas di wajah Rafyan. Dia terlihat memaksakan senyum kikuk setelah pertemuan tidak terduga mereka.
"Ha-hai De," Alih-alih menjawab, Dea hanya mengangguk kecil.
"Hai, Dan," Sama halnya dengan Dea, Dania pun hanya mengangguk kecil.
Singkat cerita, Rafyan adalah orang yang dicintai Dea semasa di bangku menengah pertama. Mungkin terdengar terlalu aneh untuk anak seusia SMP sudah mengenal cinta. Namun, begitulah adanya. Dan mengenai Dania yang mengenal Rafyan, ia mengenal Rafyan karena Rafyan merupakan sahabat dari sepupunya. Dan sampai disini Dania sendiri tidak tahu kalau sahabatnya itu pernah mencintai Rafyan. Sekarang pun ia bertanya-tanya mengapa dua orang itu terlihat canggung, ditambah lagi kenapa Dea mendadak menangis? Entahlah.
"Kalian saling kenal?" Tanya Dania pada dua orang itu.
Lagi-lagi keduanya hanya saling pandang. Saat Dania hendak bertanya lagi, bersamaan dengan terdengarnya instruksi supaya para mahasiswa baru berkumpul di lapangan.
"De, kapan lo kenalin gue sama suami lo?" Tanya Dania saat keduanya sedang duduk di tepi halte tempat Dea kemarin menunggu Nathan bersama Kevin dan berakhir dengan kesalahpahaman.
"Mulut lo tuh lemes banget ya?" Ucap Dea kesal sambil mengedarkan pandangannya mengantisipasi siapa yang mendengar pertanyaan Dania.
"Santai kali De, nggak ada yang denger kok." Dea hanya memutar matanya malas.
"Jadi kapan De?" Dania tetap mendesak Dea.
"Mau ngapain lo ketemu suami gue? Ada niat jadi pelakor yang makan temen sendiri lo ya?!" Tanya Dea tidak santai.
"Ck. Santai kali De. Katanya lo nggak cinta, masak gue cuma mau ketemu aja lo udah sewot. Lagi pula nih ya, suami lo kan udah om-om, duhh udah tuwir pasti." Ucap Dania dengan wajah yang menurut Dea benar-benar minta digampar pake talenan ibu kantin.
"Bisa diem nggak lo? Jangan bahas suami gue!"
"Dih, pelit. Nanti kenalin ya,"
"Bodo!"
"Dihh. Oh ya, De. Kok lo bisa kenal sama Kak Rafyan?"
Seketika tubuh Dea menegang. "Y-ya di-dia... dia kakak kelas gue."
"Ohh... gue baru tau kalo dia kuliah di sini. Padahal setau gue, Kak Rafyan dia cukup pinter dan tentu nggak sulit buat dia kuliah di universitas yang lebih bagus dari sini. Bukannya gue merendahkan kampus kita, but you know what i mean lah."
"Entahlah."
Tak lama, sebuah motor besar berhenti di depan Dea dan Dania. Sudah bisa ditebak siapa pemilik motor itu. Kevin? Jelas bukan, Kevin hari ini izin harus ke luar kota karena neneknya meninggal. Karena itulah Kevin boleh mangkir dari ospek hari pertama. Lantas, apakah itu Nathan? Tentu bukan. Pria itu pasti tidak akan membiarkan Dea panas-panasan di jalanan yang penuh asap dan debu jika menjemput gadis itu dengan motor.
Jika ada yang menebak orang itu adalah Rafyan, memang benar. Dan orang itu kini tersenyum sambil melepas helm nya kemudian menaruh di atas tangki motor milik laki-laki itu.
"Kalian ngapain di sini?"
"Lagi nemenin Dea nunggu jemputan," jawab Dania.
"Lo sendiri pulang naik apa?" Tanya Rafyan.
"Dijemput supir." Jawab Dania bersaman dengan sebuah mobil berhenti di depan mereka.
Nathan keluar dari mobil dan menghampiri Dea."Dee,"
"Oh ya, mas kenalin. Ini Dania sahabat aku dan ini Kak Rafyan." Ucap Dea memperkenalkan pada Nathan.
Rafyan tampak biasa berjabat dengan Nathan, sedangkan Dania masih bengong dengan pandangan takjub seolah Nathan adalah oase di tengah gurun pasir.
"Dan," Sampai akhirnya Dea menyikut lengan Dania hingga gadis itu tersadar.
"Ah iya, Dania kak." Mendengar panggilan 'kak' yang keluar dari mulut Dania membuat mereka bertiga menaikkan sebelah alisnya.
"Yuk mas." Ucap Dea sambil menarik lengan pria itu sambil menghunuskan tatapan tajam bak silet ke arah Dania seolah ia sedang berkata 'Jangan jadi pelakor, dia suami gue!'
Sedangkan Dania menanggapi dengan wajah santai tapi menyeringai seolah berkata 'Suami lo buat gue aja!'
"Udah lama nunggunya?" Tanya Nathan sambil mengusap puncak kepala Dea.
"Enggak kok." Nathan mengangguk kemudian mencium pipi Dea sebelum membukakan pintu untuk Dea.
Di sisi lain, pandangan Dania masih menatap lekat pasangan baru itu.
"Ternyata keren banget. Beruntung banget tuh Dea." Gumam Dania yang masih bisa di dengar Rafyan.
"Maksud lo?"
"Ha?!" Dania lupa kalau di sana masih ada orang selain dirinya.
"Itu tadi siapanya Dea? Kayaknya deket banget."
"I-itu tadi su..."
Sedikit?
Vomment sama follow akunnya Author dong, baru nanti dikasih banyak 😂
Jangan lupa follow akunnya Author yaaa 😊
Jangan lupa juga Vomment 👌👌
Makasih 🙏😘
![](https://img.wattpad.com/cover/162873475-288-k439415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Old Man
RomanceDeandra Karenina, gadis 18 tahun yang baru lulus SMA dua bulan yang lalu itu benar-benar terkejut ketika Sang Ibu mengatakan ia akan menikah. Dea, begitu gadis itu biasa dipanggil, bahkan tidak kenal siapakah orang yang akan menikah dengannya. Dan l...