Part 23 - Terbongkar

32.1K 1.6K 86
                                    

Seperti pagi biasanya, rutinitas Dea adalah membangunkan suaminya, kemudian mandi setelah itu menyiapkan sarapan untuk mereka. Dea sudah menyiapkan sup di meja makan bersamaan dengan Nathan yang memasuki ruang makan.

"Sayang, seharusnya kamu istirahat." Ucap Nathan memeluk Dea dan mencium pelipisnya. "Aku nggak mau kamu kecapekan."

"Aku nggak papa kok. Udah biasa." Jawab Dea sambil melepaskan pelukan Nathan dan sedikit menjauh.

"Sayang kamu kenapa? Masih marah sama mas?" Tanya Nathan dengan sorot sedikit terluka karena Dea menjauhinya.

"Enggak kok. Aku nggak marah sama mas." Ucap Dea sambil melangkah menuju dapur untuk mengambil alat makan.

Nathan tetap mendekati Dea kemudian memeluk gadis itu lagi.

"Mas, lepasin," ucap Dea sambil meronta melepaskan pelukan suaminya.

"Biasanya kamu suka-suka aja mas peluk. Kenapa sekarang nggak mau?" Tanya Nathan dengan nada tidak suka.

Alih-alih menjawab pertanyaan Nathan, Dea justru berlari menuju kamar. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran pasutri itu.

Hoek... hoek...

Nathan bergegas menuju kamar mandi ketika mendengar suara Dea.

"Sayang kamu nggak papa?" Tanya Nathan sambil menyisihkan rambut Dea ke belakang leher.

"Aku nggak papa." Ucap Dea.

"Kamu istirahat aja ya? Jangan kuliah dulu."

Dea menatap Nathan tajam, "Mas pake parfum apa sih?! Bau nya nggak enak banget." Omel Dea pada Nathan.

Refleks Nathan langsung mengendus tubuhnya sendiri. "Wangi. Mas pakai parfum yang biasa kok, kan kamu yang pilihin."

"Ihhh... baunya nggak enak. Mas nyebelin banget sih. Udahlah aku mau mandi lagi," ucap Dea sambil mendorong tubuh Nathan agar keluar dari kamar mandi.

Nathan menatap pintu di depannya dengan dahi berkerut. Ada apa dengan istri kecilnya?

Sebuah senyum terukir di bibir Nathan, kemudian pria itu kembali menuju ruang makan.

Nathan memainkan ponselnya sekedar mengecek email yang masuk sambil menunggu Dea selesai mandi.

Tak lama sepasang tangan melingkar dibahunya diikuti kepala Dea yang bertumbuh di ceruk leher Nathan.

Nathan terkejut tapi tetap mengusap kepala sang istri.

"Kamu udah nggak marah sama mas?" Tanya Nathan.
Dea mengarahkan wajahnya sejajar dengan Nathan. "Emang aku marah sama mas?"

"Tadi masalah parfum?"

"Oh, Mas kan udah ganti makanya sekarang wangi," ucap Dea tanpa melepaskan pelukannya. Malah Dea mengecup tulang pipi Nathan.

Sedangkan Nathan hanya bisa tersenyum dengan tingkah labil istri kecilnya. Padahal ia tidak mengganti parfumnya, apakah indra penciuman istrinya bermasalah? Mungkin efek bayi yang dikandung Dea.

Nathan akui harus berterimakasih pada calon anaknya nanti, karena berkat dirinyalah Dea menjadi begitu manja padanya.

"Yang sini sayang?" Ucap Nathan menunjuk bibirnya. Dan Nathan cukup terkejut ketika istrinya itu mau menciumnya secara cuma-cuma. Mungkin efek hormon ibu hamil.

"Sayang, mas boleh ketemu dosen kamu?"
Dea melepaskan pelukannya dan duduk di samping Nathan. Terlihat jelas Nathan tidak rela Dea melepaskan pelukannya.

"Emang mas mau ngapain?" Tanya Dea sambil mengambilkan sup untuk Nathan.

"Mas mau berterimakasih karena sudah menolong kamu kemarin."Dea hanya ber'oh' ria sambil memakan supnya.

Married with Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang