Haii!!!! Enjoy reading yaaa.... 😁🖒
Kehidupan pernikahan Dea dan Nathan sudah memasuki bulan ke tiga dan semua berjalan seperti biasa. Dea sibuk dengan kuliahnya sedangkan Nathan sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk. Namun di sisi lain, hubungan mereka sudah semakin dekat, Nathan sudah mulai memahami Dea dan Dea sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Nathan di hidupnya.
Seperti halnya apa yang dilakukan Nathan saat ini. Ia sedang membuat coklat panas untuk Dea yang sedang berkutat dengan laptop dan tugas di depan televisi.
Nathan membawa dua cangkir ke ruang tengah, satu cangkir coklat panas untuk Dea dan sisanya teh hangat untuk dirinya.
"Minum dulu," ucap Nathan sambil mengusap rambut Dea. Kemudian ia duduk di karpet tepat di samping Dea.
Dea menghentikan gerak tangannya di atas keyboard dan melepaskan kacamatanya. Ya, Dea memang selalu menggunakan kacamata ketika sedang di depan laptop, alasannya adalah melindungi matanya.
"Makasih mas," ucap Dea setelah menyesap coklat panasnya.
Nathan mengangguk sambil tersenyum ke arah Dea.
"Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Nathan sambil menatap barisan kata di layar laptop milik Dea.
"Memangnya mas bisa?" Tanya Dea dengan mata memicing.
"Heyy, jangan meremehkan ku gadis kecil, aku bahkan bisa menangani banyak berkas dengan sempurna apalagi hanya laporan seperti ini." Jawab Nathan angkuh.
"Aku tau mas memang biasa berurusan dengan berkas-berkas itu, tapi mas bilang hanya laporan?! Coba kalau mas bilang 'hanya' coba tunjukkan padaku." Tantang Dea.
"Baiklah, tentu tidak gratis sayang." Ucap Nathan dengan mata berkedip dan Dea hanya bisa melongo. Kenapa suaminya bisa genit seperti ini.
"Ya sudah, aku tahu semua ucapan mas hanya omong kosong." Ucap Dea merajuk.
"Itu bukan omong kosong sayang, tapi bukankah tidak ada yang gratis di dunia ini?"
"Baiklah, kalau mas bisa mengerjakan tugasku, akan ku masakkan makanan kesukaan mas. Bagaimana?"
"Hemm... rasanya tidak sebanding."
"Terus mas mau hadiah apa? Motor? Mobil? Jam tangan? Mas bahkan bisa membeli itu semua sendiri."
Alih-alih menjawab pertanyaan Dea, Nathan justru menarik lengan Dea hingga tubuh gadis itu menubruk dadanya.
"Just kiss me for the gift, like this." Ucap Nathan sebelum mencium bibir Dea.
Seakan tersadar, Dea langsung menjauh dari Nathan dengan wajah merah padam.
"Dasar mesum!" Ucap Dea kemudian berlari menuju dapur. Sedangkan Nathan sudah tertawa melihat tingkah lucu istrinya yang malu-malu.
Dea membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk dimasak makan malam mereka. Dea berencana untuk memasak ayam asam pedas dan cah kangkung. Sederhana memang, tapi itulah makanan favorit Nathan. Dea memang selalu membiasakan Nathan untuk makan makanan rumahan, karena ia tahu makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan. Yah, meskipun terkadang mereka juga memesan makanan cepat saji saat mereka sedang sibuk.
Dengan lihai Dea memotong daging ayam menjadi beberapa potongan kecil kemudian menaburi dengan sedikit garam dan merica. Dea memang sudah bisa memasak beberapa menu sejak di bangku sekolah, dan akhir-akhir ini ia belajar lebih banyak masakan karena sudah memiliki tanggung jawab untuk memasakkan suaminya.
Sambil menunggu ayamnya siap, Dea menyiapkan cah kangkung. Tidak sampai sepuluh menit cah kangkung buatan Dea sudah siap disajikan. Tak lupa, Dea juga menyiapkan nasi di piring untuk Nathan, karena Nathan tidak suka jika nasinya terlalu panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Old Man
RomanceDeandra Karenina, gadis 18 tahun yang baru lulus SMA dua bulan yang lalu itu benar-benar terkejut ketika Sang Ibu mengatakan ia akan menikah. Dea, begitu gadis itu biasa dipanggil, bahkan tidak kenal siapakah orang yang akan menikah dengannya. Dan l...