Part 2 - Penjelasan

59.6K 3.2K 61
                                    

Flashback on


Sehari sebelumnya

Nathan sudah bertekad bahwa ia akan mencari gadis itu kemana pun dan apapun yang terjadi. Cukup sudah selama ini dia diam hanya dengan melihat foto candid seorang gadis kecil yang tersenyum memegang lolipop memakai seragam salah satu taman kanak-kanak. Foto itu bahkan sudah usang terlihat dari warnanya yang mulai memudar. Langkah pertama yang harus diambilnya adalah keluar dari ruangan ini dan meninggalkan berkas-berkas itu.

“Dim, saya mau pulang. Kamu cancel semua meeting hari ini.” Ucap Nathan kepada Dimas, sekretarisnya.

Dia mengendarai mobilnya menuju ke rumah kakaknya. Seharusnya ia melakukan ini sejak lama. Tapi perasaan takut dan ragu membuatnya menyurutkan niatnya. Apakah ia pantas untuk gadis itu? Apakah gadis itu mau menerimanya? Apakah ia mampu menjaga gadis itu? Juga karena usianya yang sudah hampir kepala empat membuatnya merasa aneh jika menatap selembar foto gadis TK dengan tatapan memuja. Hal itu membuatnya merasa seolah menjadi seorang pedofil. Dan dia tidak bisa  terima hal itu.

“Nath, masih ingat kamu sama kami?” ucapan itu terlontar dari seorang wanita paruh baya yang sedang merajut di ruang tengah. Nathan menghampiri wanita itu dan memeluknya.

“Maafkan Nathan, Kak Nathan sibuk.”
Wanita yang merupakan kakak satu-satunya itu tersenyum. “Terus ada apa kamu ke sini? Mau ngenalin calon kamu?”

Nathan menggeleng.

“Kamu sudah sudah tidak muda lagi, Nath. Ingat kamu juga butuh pendamping hidup dan penerus. Apa yang kamu cari? Kerjaan kamu sudah mapan, apa gaji menjadi CEO membuatmu merasa masih miskin?”

“Tidak begitu, Kak. Aku tau usiaku sudah matang untuk menikah dan mempunyai anak. Maka dari itu aku sedang mencarinya.”

“Mencari apa? Calon? Apa kamu tidak punya pacar? Sangat lucu pria mapan dan tampan seperti kamu tidak punya pacar,”

“Jangan mengejekku, Kak. Aku ke sini mencari Evan. Dimana dia?”

“Ada apa kamu mencarinya?”

“Ada sedikit urusan, Kak.”

“Dia baru pulang. Coba kamu masuk ke kamarnya.”

Nathan mendatangi kamar Evan dan ternyata anak itu sedang bermain PS.

“Tumben Om kesini? Nggak kerja?” tanya Evan masih menatap layar di depannya.

“Enggak. Van, om minta tolong.”

“Minta tolong apa?” Evan menghentikan permainannya.

“Kamu ingat siapa nama dia?” Nathan menyodorkan foto itu.

“Foto siapa nih? Jangan-jangan foto anak Om Nathan ya?”

“Jangan ngaco deh!” Nathan melempar bantal ke wajah Evan.

“Terus siapa?” Evan terus mengamati gadis kecil di foto itu. “Aku nggak kenal Om. Emang dia siapa sih?” Evan mengembalikan foto itu pada Nathan.

“Calon tante kamu.”

Evan melongo. “Om pedofil ya?!!” Lagi-lagi bantal mendarat di wajah tampan Evan karena ulah Nathan.

“Ya enggaklah. Kamu masih punya album TK kamu nggak?”
“Semua barang-barang masa kecil aku kan ada di rumah lama.”

“Ya udah sekarang kamu ikut Om.”

Married with Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang