"Hai..." Dea masih menatap tamu itu dengan tatapan heran.
"Nggak disuruh masuk nih?" Dea mempersilahkan masuk tamu itu.
"Duduk dulu deh," ucap Dea meninggalkan tamu itu dengan Dania yang sedang asyik menonton film di ruang tengah.
"Dan, lo temenin dulu ya," Dania mengangguk.
"Hai, gue Evan. Nama lo siapa?" Evan mengulurkan tanganya."Dania," jawab Dania sambil menjabat tangan Evan.
Tak lama Dea kembali dengan Nathan mengikuti di belakangnya.
"Ngapain kamu kesini?" Tanya Nathan setelah duduk di samping Dea.
"Gitu banget sih Om sama keponakan sendiri. Aku kan ke sini mau bersua dengan kawan lama, ya nggak De?" Evan menaikkan dagunya seolah meminta dukungan dari Dea.
Sedangkan Dea justru mengernyit bingung. Ia masih bingung siapa tamu di depannya itu. Yah, ia hanya sebatas tahu cowok yang terlihat seusia dengannya itu adalah keponakan Nathan. Tapi ia menyebut teman lama? Ia bahkan tidak ingat siapa cowok itu, bagaimana bisa cowok itu menyebutnya teman lama?
"Heh jangan kurang ajar ya kamu. Dia itu tante kamu." Ucap Nathan sedikit emosi.
"Galak amat sih Om, lagipula nih ya kita kan seumuran, masak aku panggil tante." Mendengar itu Dania yang menyimak perdebatan antara om dan keponakan itu sedikit terkikik.
"Jangan ketawa lo." Ucap Dea melempar sebungkus permen ke arah Dania. Sedangkan Dania hanya mengangkat bahunya acuh sambil tetap terkikik.
"Minimal kamu panggil kak."
"Iya om iya. Lagipula nih ya, Kak Dea lebih cocok jadi pacar aku daripada istri Om." Ucap Evan menekan kata 'Kak'.
"Kurang ajar kamu ya!" Nathan mulai emosi.
"Mas, udah. Evan cuma becanda, ya kan Van?" Ucap Dea sambil memegang lengan Nathan.
"Kalo aku serius, emang kamu mau sama aku?"
"Van!" Seru Dea karena Nathan sudah menggeram marah.
"Iya-iya. Becanda doang Om."
"Mau apa kamu ke sini?"
"Ya mau silaturahmi. Mau ketemu Om sama tante, eh Kakak."
"Kamu mau minum apa, Van?"
"Apa aja deh tan, eh kak. Kalo ada sih milkshake, tapi kalo nggak ada jus jeruk juga nggak papa. Kalo nggak ada, air putih aja."
"Ambilin air kran aja." Sahut Nathan.
"Jahat banget sih, Om."
Tak lama Dea kembali dengan Nathan membawa minuman untuk Evan.
"Adanya jus jeruk Van, nggak papa kan?"
"Iya, nggak papa, Kak."
"Makan malam di sini sekalian ya, Van?" Tawar Dea.
"Waahhh... boleh nih?"
Dea mengangguk. "Temenin gue masak yuk, Dan."
"Okey, deh."
Dea mengambil beberapa bahan dari dalam kulkas. Ia mengambil sayuran, daging ayam, dan beberapa bahan lain. Kemudian dia menyiapkan bumbu-bumbu dengan lihai. Dania? Dia hanya menatap heran sahabatnya. Rasanya ia berbeda jauh dari Dea, ia bahkan hanya bisa memasak nasi goreng, itupun sering keasinan.
"Lo mau masak apa sih? Banyak banget."
"Ayam kecap, tumis sayur, perkedel, sama... lo mau makan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Old Man
RomanceDeandra Karenina, gadis 18 tahun yang baru lulus SMA dua bulan yang lalu itu benar-benar terkejut ketika Sang Ibu mengatakan ia akan menikah. Dea, begitu gadis itu biasa dipanggil, bahkan tidak kenal siapakah orang yang akan menikah dengannya. Dan l...