Part 4 - Aku Suamimu

69.7K 3K 16
                                    

Nathan dan Dea sudah berada di gedung yang menjadi tempat keduanya melaksanakan resepsi.

Setelah kejadian sore tadi, Dea lebih banyak diam. Meskipun dia sudah mulai tidak canggung dengan Nathan, tapi ia masih bertanya-tanya apakah pria itu benar-benar mencintainya. Meskipun mamanya sudah meyakinkannya, tapi hatinya masih belum bisa menerima sepenuhnya.

“Kamu capek?” tanya Nathan pada istrinya yang sedari tadi hanya diam. Dea tersadar dari lamunannya lalu menggeleng.

“Aku ada salah?” Nathan menatap Dea intens. Lagi-lagi Dea menggeleng, Nathan menghembuskan nafas kasar. Lalu meninggalkan Dea yang kini sedang duduk di pelaminan sendirian.

Dea menatap punggung Nathan nanar. Ada sesuatu yang terasa menghimpit dadanya seiring dengan menghilangnya Nathan di balik ruangan lain. Hal ini tentu menarik perhatian beberapa tamu undangan yang mulai berbisik. Dan tentu bisikan itu benar-benar menusuk hatinya.

Apakah dia marah? Apakah dia tidak serius dengan ucapannya kalau dia mencintai dirinya?  Apa Nathan menyesal menikah dengannya? Atau Nathan sudah bosan dengam sikap kekanak-kanakannya? Apakah Nathan akan meninggalkannya? Tidak, dia tidak mau menjadi janda bahkan setelah beberapa jam dari pernikahannya. Dea memang belum mencintai suaminya itu, tapi Dea tidak mau jika pria itu meninggalkannya. Membayangkannya saja sudah membuat hatinya berdenyut dan meneteskan air matanya.

“Kamu kenapa?” Pertanyaan itu menyadarkan Dea dari lamunannya. Ia mendapati Nathan sudah berdiri di depannya membawa sebuah flatshoes berwarna pastel dengan hiasan bunga dan kristal-kristal kecil, sangat indah. Juga di tangan kirinya ia membawa sebuah salep kecil.

Dea tidak menjawab. Ia tetap memandang Nathan nanar. Hingga tak lama sebuah pertanyaan keluar dari mulut Dea.

“Kenapa kamu tinggalin aku?”

Nathan menatap bingung ke arah Dea, lalu dia tersenyum dan bersimpuh menumpukan lututnya di lantai. Tepat di depan Dea. Dengan perlahan dia menghapus air mata di pipi Dea.

“Aku nggak ninggalin kamu dan nggak akan ninggalin kamu. Lagi pula aku Cuma ambilin sepatu buat kamu.” Ucap Nathan tenang. “Apa kaki kamu sakit banget sampai kamu nangis kayak gini?” tanya Nathan menatap kaki Dea yang lecet di beberapa bagian karena terlalu lama berdiri menggunakan highheels selama berjam-jam untuk menyalami tamu undangan.

Dengan hati-hati Nathan melepas highheels itu dari kaki Dea.

“Ma-malu.” Cicit Dea pelan.

Nathan mendongak. “Malu kenapa?”

“Diliatin para tamu.” Ucap Dea pelan. Nathan menoleh ke arah para tamu undangan yang memperhatikan mereka dengan senyum jahil.

“Mereka iri sama kita.” Ucap Nathan santai kemudian mengoleskan salep ke beberapa luka di kaki Dea.

“Aku bisa sendiri.” Dea berusaha meraih salep itu.

“Diamlah atau aku akan menciummu di sini.”

Ancaman itu bisa dibilang ampuh karena Dea langsung diam tak berkutik.

"Good girl." Ucap Nathan setelah mengoleskan salep kemudian mencium pipi Dea. Dia tampak tersenyum puas melihat Dea hanya terpaku dengan pipi yang sudah memerah.

***

Acara resepsi sudah selesai sejak dua jam yang lalu dan saat ini Dea sedang duduk di depan meja rias. Ia sedang mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer.

Sedangkan Nathan, masih berada di dalam kamar mandi. Hingga tak lama aroma maskulin menguar di hidung Dea seiring dengan bunyi pintu kamar mandi.

Dea melihat ke arah pintu kamar mandi dan langsung memalingkan wajahnya ketika melihat Nathan keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang menutupi bagaian bawah tubuhnya.

Married with Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang