Enjoy reading ❤
Dea memasuki rumah dengan langkah gontai. Pandangannya langsung tertuju pada sang suami yang kini bergegas berjalan ke arahnya. Dan dalam sekejab Dea sudah berada dalam kungkungan Nathan.
"Kamu dari mana saja sayang? Mas khawatir sama kamu. Ponsel kamu juga nggak aktif."
Nathan melepaskan pelukannya dari Dea dan menatap istri kecilnya."Kamu pucat. Kamu nggak papa? Kamu udah makan?" Tanya Nathan dengan nada sangat khawatir.
"Aku nggak papa, Mas. Ponsel aku mati kehabisan baterai. Aku capek mau istirahat. Mas kalau belum makan, minta Bibi masakin aja."
Dea berjalan menaiki tangga dengan langkah pelan. Nathan mengamati sang istri yang terlihat berbeda dari biasanya. Ia memilih membiarkan gadis itu tenang terlebih dahulu. Ia melangkah menuju ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang terhenti karena mendapat kabar dari Pak Ajo bahwa Dea menghilang siang tadi.
Tepat pukul sembilan Nathan memasuki kamarnya. Dea terlihat berbaring di sisi ranjang memunggungi pintu. Perlahan Nathan mendekati Dea. Samar ia mendengar suara isakan.
"Sayang, kamu kenapa?" Dea hanya diam tanpa berniat menjawab Nathan. Ia hanya meredam isakannya agar Nathan mengiranya sudah tidur. Karena sangat menyakitkan ketika ia mendengar suara Nathan. Ia kembali teringat apa yang dilihatnya siang tadi.
Perlahan Dea merasakan Nathan menyentuh pundaknya. Juga hembusan nafas yang terasa di tengkuknya.
"Mas tahu kamu belum tidur, cerita yuk!" Seperti biasa jika Dea ada masalah, Nathan pasti mengajak Dea bercerita. Tujuannya ya, agar ia tahu masalah yang dihadapi istrinya dan tentu bisa menyelesaikan masalahnya. Tetapi kali ini ia tidak menyadari bahwa dirinya lah yang membuat Dea seperti itu.
"Mas salah apa sama kamu?" Nathan tetap berusaha membujuk Dea.
"Sayang..."
"Aku capek Mas," ucap Dea lirih.
Sadar jika istrinya sedang tidak baik-baik saja, Nathan meriah bahu Dea dan membangunkannya. Dea berontak ketika pria itu justru memeluknya.
Entah mengapa, pelukan yang biasanya sangat hangat dan tempat ternyamannya kini terasa sangat menyakitkan.
Menerima penolakan dari sang istri membuat Nathan bertanya-tanya dan sedikit kecewa.
"Mas salah apa sama kamu? Kenapa sikap kamu berubah seperti ini?" Dea hanya menunduk terisak.
"Kamu yang seharian tidak ada kabar. Kamu nggak tahu gimana khawatirnya mas sama kamu."
"Mas juga nggak tahu gimana sakitnya Aku?!" Jawab Dea dengan nada sedikit tinggi.
"Gimana mas bisa tahu kalau kamu nggak cerita sama mas?" Tanya Nathan sedikit keras. Perlahan emosinya tersulut ketika terus menerima penolakan dari Dea.
"Kalau mas salah bilang. Kalau ada masalah cerita, biar bisa cari jalan keluar. Jangan kayak gini-"
"Kayak gini apa? Kayak anak kecil? Aku sadar kok, aku memang masih kecil. Belum dewasa, nggak secantik perempuan itu, nggak memepesona kayak perempuan itu. Dia cantik, tinggi, sexy. Sedangkan aku? Aku bahkan masih kekanakan. Mas mau bilang kayak gitu?!" Ucap Dea sambil terisak keras.
Sedangkan Nathan justru menatap istrinya dengan sedikit bingung. "Wanita siapa yang kamu maksud? Mas nggak pernah membandingkan kamu dengan perempuan lain."
"Jangan mas pikir aku nggak tahu kalau tadi mas pelukan sama perempuan itu?! Kenapa nggak bilang kalau mas bosen sama aku? Kenapa main di belakang Aku?" Dea semakin menggebu meluapkan sakit hatinya. Wajahnya sudah basah air mata, hidung dan matanya sudah memerah. Bahkan ia mulai sesenggukan karena terus menangis sambil berteriak.
![](https://img.wattpad.com/cover/162873475-288-k439415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Old Man
RomanceDeandra Karenina, gadis 18 tahun yang baru lulus SMA dua bulan yang lalu itu benar-benar terkejut ketika Sang Ibu mengatakan ia akan menikah. Dea, begitu gadis itu biasa dipanggil, bahkan tidak kenal siapakah orang yang akan menikah dengannya. Dan l...