4

2.3K 177 2
                                    

Perayaan 100 kali dibaca, aku mau update setengah part, tapi nanti lanjut lagi sesuai jadwal eheueheu. Kaget banget udah 100 :>

Siap untuk penuhin komen di part ini?

CAST HOSEA EL RUMI

CAST HOSEA EL RUMI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Kenalan dulu yuk, namanya Hosea El Rumi, orang sunda tapi tinggalnnya di Yogyakarta, logatnya campur-campur karena temenan sama siapa aja. Mereka bilang Hosea ini happy virus, kata mereka kalau nggak ada Hosea kelas pasti sepi, nggak ada yang bisa dijadiin bahan lawak. Tinggal di Yogya sama mbah, emak-bapak di Cirebon punya usaha toko khusus jual oleh-oleh khas Cirebon, padahal menurut Hosea, Cirebon tuh panas mana ada orang mau kesana.

"Maneh tuh ya, orang kadie tuh biar kulitnya eksotis."

Setiap Hosea pulang ke Cirebon pasti itu-itu mulu yang dibicarakan, udah gitu nggak jauh-jauh dari nyuruh anaknya bawa temen tajirnya ke Cirebon biar tokonya nambah untung.

"Hos, ajak temen maneh kesini, yang tajir itu."

Hosea sering bercerita tentang Namu, ya siapa lagi yang tajir dikelasnya selain si Namu. Dia aja kadang– sering ditraktir sama Namu, kalau gak Mikdi, Domini, ya angkringan pinggir jalan. Justru Hosea lebih suka makan pinggir jalan sih, murah, sedep, banyak lagi, biasalah rakyat gak mau rugi.

Tapi, kadang Hosea ini iri parah sama Namu, bukan negatif ya bestie, kan katanya Hosea ini happy virus, masa ada negatif-negatifnya. Dia tuh kayak mikir keras kenapa takdirnya begini amat, punya emak-bapak kelewat kek anak muda, tinggal juga sama mbah doang, kadang juga jadi babu toko sama kebon, Hosea eta teh cape euy.

Kalau Hosea kata nih, Namu ini paket lengkap, tajir, baik, ganteng punya wibawa, jenius malahan. Suka minder ih kalo deket-deket dia, berasa kayak perbedaan harga kolor mereka. Yang satu beli di Indimei satu kotak dapet tiga, yang satu lagi beli di Jara satu kolor seharga seratus ribuan.

"Authornya kumat."

Kumat akan belaianmu mas

Hosea pas ketemu Namu nih ngira kalau dia ini sombong kayak anak kota gitu, eh ternyata baik pisan, tapi sekalinya balas dendam nyeremin abis. Mainnya alus, nggak mau ngotorin tangan sendiri, justru langsung kena sasaran. Jadi ingat pas Namu diputusin. Savage banget bos!

"Makasih udah mau sama bekasan gue."

Hosea nggak seberani itu untuk ungkapin kekesalan dia, banyak diam dan berubah dari perilaku biasanya yang bakal dia lakuin kalau dia lagi kesal atau marah. Tapi jangan salah juga ya, orang yang banyak ketawanya kalau lagi marah mending nggak usah di sulut. Lagi kesulut di tambah api lagi, makin-makin. Author cuma bisa bilang, mundur aja udah mundur.

Hosea juga tipe orang yang mudah terpengaruh, bisa dibilang sensitif. Dia gampang minder, dengan siapapun yang menurut dia belum punyain. Ekonomi? Nggak Hosea bersyukur walau namanya sudah tersemat kata babu, nilai? Nggak juga nilainya biasa aja, nggak jelek nggak bagus, dia gak seambis itu.

Visualisasi? Ya.

Hosea seminder itu dengan tampangnya, memang jarang orang mengatakan secara gamblang tentang paras pada dia, tapi tatapan mereka yang kadang buat Hosea menyembunyikan wajah, ntah menundukkan kepala atau memakai topi yang tertutup. Baginya, pandangan orang terhadap hidupnya itu penting, dengan penilaian mereka Hosea seakan berusaha untuk menjadi lebih baik, tapi ternyata kalimat itu jadi mengambang karena perkataan Namu.

"Yakin buat diri lo lebih baik lagi? Bukan berakhir banding-bandingin diri lo sama mereka?"

Sejujurnya, Hosea tidak yakin dengan dirinya, terkadang masih terlalu abu-abu bagi Hosea mengenal siapakah dia ini, apa yang ia sukai, apa yang benar-benar menjadi keinginannya bukan mewujudkan keinginan orang lain.

Dia ingin berjalan pada jalur pilihannya sendiri.

Banyak waktu ia kosongkan untuk mencari tahu apa yang menjadi kegemarannya, Hosea sempat melupakan jika sewaktu kecil dulu dia suka sekali dance, pernah beberapa kali ikut perlombaan dan membawa beberapa tropi sebagai penghargaannya. Hobinya terhenti saat bapak melarangnya untuk melanjutkan dance. Kata bapak,

"Kayak cewek kamu, joget-joget, jadi cowok harus jantan."

Hei bapak, orang yang kau cakap macam cewek ni, nyatanya lebih terkenal masa mudanya dibandingkan kau sewaktu masa itu, cakap asal saja kau ini, karena kau nih orang tua bersabar lah aku ini.

"A..author.."

Syut, ayang aku selalu belain kamu

Dia ingin mencobanya lagi, tapi terlampau takut dengan si bapak dan omongan orang sekitar, ucapan Namu nyatanya tidak mudah untuk di realisasikan. Hanya mereka yang berani untuk memulai kembali, dan dia terlalu pengecut untuk hal itu.

**

CUT! ehehe lanjut hari Rabu yaw :>

GADARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang