19

1.2K 162 16
                                    

Hehe, double up seneng kan kalian :) 

So,

Siap untuk penuhin komen di part ini?

**

Sehari tenang nggak ada di kamus Namu kalo lagi sama Hosea. Begini kalo temenan sama anak hyperactive. Bawaannya kayak ngurus balita umur 2 tahun, ditanggepin capek, nggak ditanggepin kasian, serba salah kayak lagunya mbak Raisa.

Lagi di kelas, noh dosen ada di depan lagi nyerocos kagak pake rem. Hosea di samping dia colak-colek lengannya. Berulang kali di tepis sama dia, tetep aje dicolek lagi, bengal beut.

"Apa sih Hos?" Jengah, Namu tengok Hosea yang nyengir lebar.

"Nanti malem ke kafe Bang Biru ya, dia pengen ngajakin liburan."

Namu ngernyit heran, pertama kalinya sejak mereka sahabatan Biru duluan yang ajak liburan bareng.

"Kemana?"

"Naik gunung, merapi."

"HAH?"

Capek.

"Volume cuk, volume kecilin." Hosea bekap mulut doi rapat. Namu ringis pelan lirik ke depan, dosennya masih ngomong, nggak tau apa yang lagi diomongin, intinya materi umum.

"Serius? Dia ngajakin naik gunung?" Hosea angguk, sambil lap telapak tangan yang abis bekap mulut Namu ke celana. Ada yang kebawa. Hehe.

"Rangka apa dah?"

Yang ditanya angkat bahu, langsung pandang depan dengan serius. Ternyata oh ternyata ibu dosen sedang pandang arah tempatnya. Kasih senyum sama anggukan, aman? Ya aman, dia gitu loh.

"Ada pertanyaan sebelum ibu tutup materi hari ini?"

Satu persatu pandangannya menelisik ke arah mahasiswa di depannya. Dalam keheningan salah seorang mengangkat tangannya.

"Saya Bu!" Namu atau yang dikenal Fathir mengangkat tangan.

"Saya ma-"

"Tunggu Fathir, Ibu agak trauma dengan pertanyaan kamu. Bisa Ibu skip dan tutup kelas hari ini?"

Anjim.

"Yah Bu, yaudah deh."

"Kamu bisa gak resign jadi asdos Prof. Beni? Jadi asdos saya aja deh. Kayaknya saya sejahtera kalau dibantu kamu."

Namu tertawa dari kursinya, si Hosea tahan ketawa biar nggak kualat nanti.

"Waduuh, ijinnya sama Prof. Beni deh Bu."

"Kalau bisa, jangan kabur kamu, saya pamit. Selamat sore."

Ibu dosen keluar kelas, seisinya langsung ketawa ngakak inget kejadian tadi. Pada ucap terima kasih sama dia, karenanya kelas jadi cepet kelar nggak pake acara basa basi dulu.

"Hos, gue mau ke rumah sakit dulu. Biasa jenguk." Selesai beresin buku alat tulis, dia pesen taksi online, mustahil naik sepeda ke rumah sakit yang beda daerah.

"Yoi, jangan lupa nanti malem!"

**

Tatap seseorang yang terbaring lemah tak berdaya dengan beberapa alat yang menempel pada tubuhnya.

Mengusap surai legamnya yang kian memanjang waktu demi waktu. Genggam tangannya yang terasa halus, semula banyak luka disana, namun kini sudah tidak ada sebab terlalu lama nyaman tuk tertidur.

"Hei, ada Kakak disini. Kamu nggak mau bangun hm?"

Biasanya aroma rumah sakit tak lain dari obat-obatan atau menthol. Tapi ruang hangat ini lebih di dominasi aroma citrus yang menenangkan. Mungkin ini alasan adiknya betah tak bangun-bangun.

GADARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang