Q&A 2
SAKING IRINYA SAMPE TYPO SKSKSK
Siap untuk penuhin komen dipart ini??
**
Pemilihan jurusan kuliah tuh memang nggak boleh dianggap sepele, meleset sedikit jaminannya kalau nggak fisik ya batin, tinggal pilih enaknya gimana.
Melenceng sebentar, Putra ini punya teman seangkatan yang kayaknya salah masuk jurusan. Dilihat dari perilakunya, sebut saja si Ambon. Ini orang seharusnya masuk ke jurusan tata busana bukan ilmu komunikasi.
Ambon nih salah satu cowok kue, kalo yang kata anak muda sekarang kenal, pakaiannya yang warna-warni, nyetrik. Nah, si Ambon begini. Putra sampai sakit mata sendiri pas liat si Ambon lagi presentasi di depan kelas.
Mata orang tuh pasti selalu salah fokus ke busananya Ambon bukan ke materi yang dia tampilin di layar, bukan!
Bagaimana nggak salah fokus kalau warna busananya aja saling tabrak. Atasannya merah eh bawahnya kuning neon, dosennya aja kadang suka pakai kacamata hitam saat si Ambon maju pas gilirannya.
Nggak cuma dosennya sih, teman-temannya suka capek walaupun ngeliat doang. Kayak sekarang, empat orang ini harus bikin laporan buat di acc untuk wawancara seseorang.
Ini udah jam 9 malam dan si Ambon dari tadi nyerocos tentang busana yang akan dia pakai untuk wawancara seseorang yang dianggap motivator dan lebih kebetulannya Putra yang diminta untuk menjadi sang penanya, kurang sial apa coba?
"Put, jadi nanti lo pake kemeja biru, jas abu, dasi macan-"
"Anjir Mbon! Gue bukan mau ke red carpet, nggak usah aneh-aneh plis."
Ambon cemberut, dia memukul lengan Putra. "Dari tadi gue tawarin lo nolak mulu ih, ini udah yang paling biasa lo kata aneh!"
Putra membelalakkan mata, paling biasa? Paling biasa katanya? Dasi macan gitu biasa kata dia? "Jancok lo, mata lo harus di tukar tambah sama tukang tambal."
"Nurut aja lah Put, biar cepet." Timpal Una selaku orang pencari sumber, dia sibuk mengetik dengan laptop diatas pangkuannya.
"Dia nggak bakal diem, kalo nggak diturutin bro." Sekarang Liem cowok bermata sipit yang kebagian tugas sebagai dokumenter.
"Nggak-nggak! Apaan lo, gue yang milih bodo amat, awas ya lo bawa baju yang diluar nalar gue bawa lo ke Bang Yudha biar di ruqyah tuh orang."
Ambon bergedik, pertama kali ketemu Yudha itupun nggak sengaja pas lagi cekcok sama Putra, badan dia berasa ditelanjangin sampai ke tulang cuma karena tatapan intimidasi milik itu kating.
"Iya! Tapi jangan harap ya gue bawa kemeja hitam atau putih, Impossible babe!"
"Babe, babe, elo babi!" Kesal, dia menyampirkan ranselnya dan berpamitan terlebih dahulu karena tugasnya sudah selesai sedari tadi sebelum di recoki oleh Ambon.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADARA (END)
FanfictionFilosofi sederhana dari sebuah titik temu. Awalnya tak ada alasan untuk mengenal, namun semakin hari sebab tuk saling merangkul semakin tak tertahan. Puncak memang menjadi akhir dari perjalanan, tetapi bukan berarti ini menjadi sebuah akhiran. Tidak...