59

937 154 14
                                    


Okey, seminggu 2 kali^^
Aku update untuk temanin kalian istirahat^^

Q&A 4

Siap untuk penuhin komen dipart ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siap untuk penuhin komen dipart ini?

**

"MING MING!"

Minggu terlonjak dari tidur cantiknya, bibirnya kontan mengumpati Jero yang baru saja menganggu tidur 15 menitnya.

Seharian ini mereka sibuk menghadiri seminar galeri, Jero tidak sempat membuka ponsel atau mungkin terlampau malas untuk membaca pesan berisikan spam terutama dari para abangnya. Namun salah satu pesan dari abang tercueknya buat dia buru-buru mengklik pesan tersebut.

Abang lo sakit.

Bagus. Fokusnya buyar, nafsu makannya hilang, sepiring nasi goreng jadi terabaikan karena pesan dari Yudha.

"Apaan anjir?!"

"Abang gue sakit Ming, Bang Attala."

"Ya sakit tinggal minum obat anying, lagi pula ada abang lo yang lain."

Kepala belakangnya dipukul kencang, berbalik mencaci Minggu yang hanya menutup kedua telinganya dengan bantal.

"Abang kesayangan gue ini!"

Hendak menyuarakan ketidakadilan atas kekerasan antar teman, Jero keburu memotong perkataannya.

"Apa gue pulang aja ya? Panik anjir."

Minggu mengangkat kedua tangannya. "Serah Jer serah, mules gue ngadepin lo."

"Mules ya tinggal berak anjing."

Jero mengepak barang bawaannya, menghiraukan Minggu yang bergerak tidak karuan diatas kasur berusaha untuk turun namun selimut mempersulit pergerakan kakinya.

"Heh serius lo?"

Jero menoleh kearah Minggu. "Lo liat muka gue lagi bercanda?"

Minggu menggeleng pelan, lama-lama dia takut sama temannya satu ini. Jero lagi serius satu hal yang tidak boleh diusik.

"Yodah iya, sini gue pesenin tiketnya. Mana hape lo?"

Tunjuknya kearah meja diatas nakas. "Kereta tercepat."

Minggu memberikan jempolnya. Attala dan Jero ini sama-sama punya kisah tidak asik tentang kehilangan. Setelah kita ketahui sepenggal kisah Attala kini kita gali kisah adiknya.

Kisah yang hampir sama, tapi tidak serupa. Pernah kehilangan, namun berbeda klimaksnya. Attala yang total benar kehilangan, sedangkan Jero yang kehilangan jati dirinya.

Mereka sama-sama kehilangan. Lalu saling menyembuhkan bersama atas dasar kekeluargaan.

Mengenai jati diri, benar adanya jika salah satu sisi dalam dirinya hilang termakan waktu. Sifat pemalunya hilang dan berganti dengan dia yang apa adanya, perubahan ini seharusnya membawa hal baik namun, tidak tahu mengapa dia justru merasa ada yang hilang dan selalu dirindukan.

GADARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang