34

1K 159 23
                                    

Siap untuk penuhin komen di part ini?

**

Sagara.

Marga yang akan slalu melekat dalam darahnya, keluarga dengan status terpandang dalam bidang ahli hukum, sekaligus penasihat pejabat politis di Ausie.

Anak kedua dari dua bersaudara, menjadi bungsu di keluarga sekaligus kakak bagi mereka yang jauh di Yogya. Biasanya dimanjakan, sekarang mengayomi.

Berita tentang kemenangan sang papa dalam kasus korupsi salah satu pejabat ditampilkan dibeberapa saluran TV. Papanya memang seterkenal itu, dia akan sangat profesional jika berkaitan dengan pekerjaannya.

Keluarga tidak pernah terekspos itu berita baiknya. Mama tidak suka jika keluarga menjadi korbannya, sebuah pengalaman yang tidak akan pernah terulang lagi.

Duduk manis di ruang tamu, koper hitam berukuran kecil ada disampignya. Menunggu kedatangan Mama setelah disajikan teh oleh asisten rumah tangga.

Rumahnya tidak banyak berubah, hanya beberapa interior yang bertambah. Berapa tahun ya?

Ah, ketenangan adalah dambaan tetapi kesepian adalah kegundahan.

"Mbak! Siapin makanan suami saya nanti pulang dan-"

"Xabiru? You here?"

"Yes Mom, i' am."

Mama langsung memeluknya erat, mengecup pelipisnya lama.

"Kamu makin tampan, Nak."

Biru tersenyum. "Anaknya Papa Sagara ya begini."

"Kamu kapan tiba Nak? Mama kangen banget, Kakak kamu juga udah seminggu ada dinas, jadi rumah sepi gini."

"Thirty minutes ago."

Mama menggiringnya untuk kembali duduk dengan tangan memeluk lengan Biru erat. Raut wajah yang sangat bahagia, buat Biru tidak tega untuk berikan kabar yang ia bawa.

"Mah-"

"Biru, Mama harus bantu Mbak masak. Papa kamu akan balik setelah kasusnya. Kita harus sambut Papa kamu."

Biru menghela napas pelan, "Mah-"

"Biru kamu mau dimasakkin apa Nak, masakan favorit kamu masih sama kan?"

"Mah!"

Mama berhenti dan memutar badan menghadap anak bungsunya dengan bingung.

"Biru mau ngomong, dengerin."

"Oke, go."

Biru menarik napas panjang dan menghembuskannya berulang kali. "Biru mau pakai keinginan terakhir Biru. Biru mau menetap di Yogya, Biru mau lanjut kuliah disana, mau lanjutin usaha kafe Biru dan tinggal disana sama saudara baru Biru."

"Saudara?" Mama syok begitu dengar dia, mendekat ke Biru dan meraih bahunya.

"What are you mean?"

"Namanya Yudha, anak rantau yang tinggal bareng Biru. Anaknya baik, dia kuliah jurusan teknik mesin sambil kerja. Sesekali bantu Biru di kafe, lebih tepatnya dia kabur karena tekanan keluarganya. Biru punya teman ngobrol di rumah Mah, yang bisa ngerti dan sefrekuensi sama Biru-"

"I don't can leave them."

"Them?"

"Yes, them. Finnaly, i have a friend Mom."

Mama terdiam, menatap sorot mata Biru yang memancarkan kepasrahan dan harapan.

"Are you seriously?"

GADARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang