50

888 151 19
                                    

Wuhuu udah sampe 50 chap🥳

Thank you so much for spending time reading this story. Without you, chapter 50 might not exist. Ily♡

Siap untuk penuhin komen di part ini?

**

"BANG BIRU!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BANG BIRU!"

Prang!

"EH KODOK MATI!"

Biru berlari dari arah dapur keluar menuju Hosea yang lagatnya cemas sambil masukkan barangnya terburu-buru.

"Kenapa, kenapa?" Masih dengan celemek yang melekat dibadannya, wajahnya ikut panik saat lihat raut Hosea yang tiba-tiba berubah jadi sendu.

"Namu Bang.."

"Namu kenapa?" Demi apapun, itu pecahan piring dibelakang belum diberesin sama dia. Dia kagetan peringkat kedua setelah Hosea oke? Jangan heran, refleksnya juga nggak banget buat ditiru.

"Namu Bang.."

"Kenapa?" Tanya Yudha keluar dari kamar mandi.

"Adiknya innalillahi." Lirihnya menyerupai suara bisikan.

"Innalillahi." Biru ikut menunduk tanpa tau kebenaran yang terjadi.

"Adiknya? Namu punya adik?" Pertanyaan Yudha bikin Biru langsung mengangkat kepala, nggak salah denger kan dia?

"Hah?"

Nggak pernah tuh selama mereka kenal, Namu bahas-bahas tentang adiknya. Biru sama Yudha seketika jadi orang bodoh yang planga-plongo, nggak paham sama apa yang terjadi.

"Ada, ceritanya panjang. Gue harus susul dia ke RS, dia pasti syok banget."

"Shareloc RS nya. Lo hati-hati." Ujar Yudha, diangguki Hosea yang segera berlari keluar. Dia khawatir banget, pake serius. Parahnya lagi, sahabatnya itu sekarang pasti tengah seorang diri.

Orang tuanya memang di Yogyakarta, namun wanita yang dipanggil tante olehnya itu tinggal berbeda kota dengan mereka, lalu pria yang dipanggil om saat ia berkunjung main sewaktu SMA, selalu bekerja pindah-pindah tempat, dan sekarang beliau ada di daerah Kalimantan. Namu benar-benar seperti dihukum secara mental, membuat disepanjang napasnya harus menghirup rasa bersalah yang bukan jadi kesalahannya.

Keberanian menghubungi keluarga saja Namu tidak sanggup. Dia bahkan meminta dokter untuk secara langsung menghubungi mereka satu jam yang lalu.

He scared. He loss.

Mimpi buruk akan segera datang.

Mama akan menamparnya telak, membuat lukanya semakin menganga lebar. Dia yakin. Keluarganya akan memandang dia sinis, papa mungkin akan segera mengambil penerbangan tercepat dan menghajarnya langsung tidak tanggung-tanggung seperti dulu.

GADARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang