Eh iya btw kalian suka cover baru aku tidaaak? Masih berantakan beutt, nanti kalo udah pro di ganti lagi, sebenernya ini perayaan menuju 10K wkwkwk
Gumawoyooo~
Kita masuk ke yang ringan-ringan dulu aja ya pren, serius mulu capek. Seriusnya tipis-tipis aja.
Siap untuk penuhin komen di part ini?
**
Di siang yang cerah secerah masa depannya Sagara Xabiru yang hidupnya serba kecukupan kalo kata teman-temannya. Kalo kata dia-
"Gelap anjir kek warna ketek lo."
Tapi tidak segelap dan setajam tutur kata milik Yudha yang bisa jatuhkan lawannya dalam satu kata-
"Cemen."
Halah, yaudah ampun. Kepercayaan diri langsung hancur dihantam kenyataan.
Tapi tidak seloyo sayur kangkung dan tidak sekuat Putra yang dibombardir bullyan para setan berkedok sahabat, yang kemarin kita panggil Gadara-
"Cot! Gadara, Gadara, tai kucing. Ga kuat anjir gue sama lo semua."
Nggak masalah ya Put, mereka nggak masalah serius. Justru bikin tahlilan kayaknya.
"Hujat lagi aja gue, hujat lagi."
Kesel abis, dia lempar cabe rawit ijo ke Hosea tanpa rasa bersalah kalo ini kating di kampus. Ini sebenernya permasalahan sepele, tentang dia yang kena tantangan, tentang nama belakangnya yang diplesetin dari 'Mikaela' jadi 'Mikail'
Nggak ada yang aneh oke? Orang awam pun nggak masalah dengar plesetan kayak gitu. Yang dipertanyakan, ada apa ya Put dengan nama 'Mikail' itu?
"Hehe ampun, Put. Tapi lo harus lakuin dare nya, kita semua udah." Pertama kalinya bagi mereka melihat Putra sebete ini, melebihi-lebihi saat dibully.
Ntah yang keberapa kali, Putra berdecak. Dia mengangguk berpasrah diri.
"Cuma hari ini doang kok Put." Timbrung Biru yang kini lagi makan tahu susu. Doi udah balik ngampus lagi, kafe masih tutup. Si Ale juga diliburin tapi udah dikasih gaji bulan itu sama Biru. Ya kan, dibilang mau diporotin sebanyak apapun kagak bakal abis, Sagara's dilawan.
"Gue pegang omongan lo Bang."
Biru berhenti ngunyah, duh kok tiba-tiba jadi galak. "Lo mau pegang udara? Sinting juga ye."
Namu cuma bisa ngeliatin doang, atmosfernya langsung berubah gitu. Putra bener-bener nggak suka dengar panggilan barunya, kalau alasannya kayak biasa, nggak mungkin sampai bikin dia ngegas terus, walaupun tiap hari suka ngegas, tapi ini beda. Ada rasa nanonya gitu.
"Bro? Lagi sensi ya?"
"Bang Namu diem yah, nggak mau kena semprot kan? Yaudah sstt!"
Namu terkekeh geli, dia nggak ikutan drama ini, kerjaan dia banyak, sampai tidur cuma 4 jam seminggu terakhir.
"Bang Yudha kok diem aja?" Sahut Jero, yang berada disamping cowok itu.
"Trus? Gue harus kayang?"
"Ngga gitu ish, nyebelin."
"Attala mana sih, lama banget ngumpulin sponsor doang." Kepala Hosea ditoyor Putra, si malin ini emang nggak tau dirinya sama sekali.
"Bang? Lo kata ngumpulin sponsor kayak ngumpulin batu kerikil?"
"Heh lo juga harusnya ikut ya su!" Oke, sebagai ketua BEM yang bertanggung jawab dia tegur salah satu anggotanya yang lalai. Biasanya kalo dia yang ngomong kagak ada yang berani bantah lagi, jiwa kepemimpinannya tuh harus diacungi jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADARA (END)
FanfictionFilosofi sederhana dari sebuah titik temu. Awalnya tak ada alasan untuk mengenal, namun semakin hari sebab tuk saling merangkul semakin tak tertahan. Puncak memang menjadi akhir dari perjalanan, tetapi bukan berarti ini menjadi sebuah akhiran. Tidak...