Prolog

176 7 1
                                    

1. Sema Aneska Nathara (SEMA)

"Deket doang tapi nggak jadian, sering terjadi di negara yang terletak antara 6° LU- 11° LS & 95° BT - 141° BT, antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan anatara Benua Asia dan Benua Australia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Deket doang tapi nggak jadian, sering terjadi di negara yang terletak antara 6° LU- 11° LS & 95° BT - 141° BT, antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan anatara Benua Asia dan Benua Australia. Pada pertemuan dua rangkaian pegunungan yaitu sirkum Pasifik dan sirkum Mediteranian."

2. Radesta Kadava (DESTA)

"Jatuh cinta itu hanya reaksi kimia di otak, nggak ada hubungannya sama hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jatuh cinta itu hanya reaksi kimia di otak, nggak ada hubungannya sama hati."

3. Haru Magenta Radhika (HARU)

"Dia milik Gue, dan Lo cuma orang baru yang kebetulan seru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia milik Gue, dan Lo cuma orang baru yang kebetulan seru."

4. Keyra Livia Chalinda (KEYRA)

"Lo nggak bisa nyuruh Gue berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo nggak bisa nyuruh Gue berhenti."

§§§§§§

"Sema?" Gadis yang tengah berjalan di lorong sekolah pun menoleh saat merasa namanya dipanggil oleh seseorang. Sema tersenyum cerah saat melihat siapa yang memanggilnya barusan.

"Haru?" Sema berhenti dari jalanan menunggu pria jakun yang tadi memanggilnya. Pria tinggi dengan suara berat yang membuat candu. Jangan lupa wajah tampannya yang membuat beberapa orang betah melirik. Sema tersenyum kembali disaat Haru telah sampai di depannya. Pemuda itu bahkan tak lupa mengusap singkat puncak kepala gadis yang lebih pendek lima belas centimeter darinya.

"Kenapa nggak nungguin Gue, hm?" Tanya Haru kepada Sema. Mereka memang selalu bersama jika hendak ke kantin. Kalau tidak Haru yang menghampiri Sema ya Sema yang menunggu Haru.

"Tadi disuruh ke perpus sama wali kelas, kirain Lo udah ke kantin duluan." Ucap Sema sembari berjalan beriringan dengan Haru. Sema dengan langkah cepatnya sudah biasa sebab sering berjalan bersama Haru yang memiliki kaki jenjang dan langkah lebar.

"Gue nungguin Lo di depan kelas Lo, tapi katanya Lo udah keluar duluan." Ujar Haru membuat Sema sedikit merasa bersalah. Ia kemudian berjalan lebih cepat dari Haru lalu berbalik badan sembari berjalan mundur. "Maafin Gue ya, sebagai gantinya karena Lo udah nungguin Gue, gimana kalau Lo Gue traktir hari ini?" Ujar Sema masih dengan langkah mundurnya.

Haru terkekeh melihat itu, sumpah Sema lumayan imut apalagi kalau begini. Tidak tahu apa ya Haru, Sema hampir kehilangan keseimbangan kala melihat Haru terkekeh seperti itu. "Kalo gitu Gue mau pesen banyak." Ucap Haru. Sema membulatkan mata.

"Nggak-nggak. Ntar siapa yang ngehabisin? Haru, menurut penelitian kalo lebih dari sepuluh manusia boros setiap harinya, kemungkinan manusia akan bangkrut dalam seratus tahun mendatang." Jelas Sema, tentu sedikit ngawur. Mana ada penelitian seperti itu. Haru semakin tertawa kencang.

"Halah, masih lama juga." Sanggah Haru.

"Tapi kan Haru—"

Brukkk.

"Aduh!" Haru membulatkan mata saat melihat Sema sudah terduduk di lantai dengan mengenaskan. "Sema!" Dengan cepat ia membantu Sema untuk berdiri. Lanjut menatap siapa penyebab Sema terjatuh barusan.

"Heh, Lo punya mata nggak?" Bentak Haru kepada seseorang yang baru saja tertabrak oleh Sema. Orang itu hanya menatap datar tanpa ekspresi. Kemudian menatap Sema yang masih meringis setelah terjatuh barusan.

Pemuda itu tersenyum meremehkan.
"Hukum Newton tentang gerak, Hukum gerak pertamanya menegaskan bahwa suatu benda yang bergerak akan tetap bergerak kecuali gaya eksternal bertindak di atasnya. Sebaliknya, jika suatu benda diam, ia akan tetap diam sampai gaya yang tidak seimbang bekerja padanya. Ibarat temen Lo benda bergerak, dan Gue benda diam. Coba dari jarak tiga meter tadi temen Lo balik badan dan jalan normal, pasti dia nggak akan nabrak Gue." Ucap pemuda itu sebelum pergi begitu saja.

Haru memicing bingung, begitupun Sema. "Aneh banget tuh orang." Dengus Haru.

Sementara Sema masih sibuk berfikir.

Pemuda itu adalah Desta, si genius dari jurusan IPA

SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang