Pesta luar ruangan yang luar biasa. Hiasan-hiasan begitu kontras dengan langit malam bertabur bintang. Sepertinya hari lahir Keyra diberkati sampai bintang-bintang pun ikut merayakan dengan bulan yang indah. Langit cerah, lampu-lampu yang menampilkan kesan indah nan mewah. Makanan-makanan lezat tersaji menggugah selera. Dan orang-orang yang berbahagia seakan masuk dalam euphoria hari jadi Keyra.
Seberuntung itu Keyra.
Semenjak masuk sampai sekarang, Sema benar-benar takjub hanya dengan dekorasi. Sampai-sampai ia melupakan tangannya yang masih tertaut dengan Haru. Tak menyangka malam ini Sema hadir disini, bersama orang-orang yang pastinya berpengaruh di SMA. Musik-musik menjadi semakin indah ketika menari bersama orang yang tepat.
"Sema, Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Haru, pasalnya dari genggaman tangan Sema, Haru merasakan dinginnya tangan gadis itu. "Lo kedinginan?" Pertanyaan Haru tak digubris oleh gadis yang kini sibuk mengangumi dekorasi pesta.
"Sema!" Panggilan Haru membuat Sema kembali ke pada kesadarannya. Ya, kesadarannya akan dirinya yang lupa membawa hadiah padahal sedang menghadiri acara ulang tahun. Matanya membulat, ia menatap Haru khawatir.
"Gue lupa bawa hadiah, gimana dong." Haru menautkan alisnya, ia pikir karena apa Sema se-khawatir itu. Lantas pria itu mengangkat tinggi-tinggi dua buah paper bag yang entah sejak kapan dibawanya itu. "Gue udah siapin." Ucap Haru.
Sema lega, namun terbesit pertanyaan yang membuatnya bingung. "Kapan beli nya? Isinya apa?" Tanya Sema, tak mungkin manusia seperti Haru mau repot-repot membeli hadiah lalu membungkusnya sedemikian rupa kalau bukan untuk orang yang spesial. Loh, tapi?
Keyra kan memang spesial.
Sema menunduk kalau sampai benar isinya spesial. Sementara Haru bingung dengan kelakuan gadis ajaib di depannya. "Nggak tau isinya, tadi sebelum ke rumah Lo gue ke toko hadiah, gue bilang ke mbak nya cariin dua hadiah buat cewek sekalian bungkusin, udah." Enteng sekali ya Haru bilangnya. Kalau punya uang memang apapun mudah.
Oh iya sampai lupa, Haru mengambil sesuatu di saku nya. Yang ini tidak dibungkus hingga Sema tahu lelaki itu sedang memegang sesuatu. "Gue juga nemu ini di toko hadiah." Ucap Haru. Ia dengan tidak sopan nya mengambil tangan Sema lalu memasangkan benda yang terlihat seperti gelang itu. Sederhana, berwarna perak tapi sangat cantik dengan satu hiasan bunga.
"Karena Lo nggak ulang tahun jadi nggak Gue bungkus, ribet buka nya. Kan gini enak langsung Gue pakein, suka nggak?" Tanya Haru. Sementara Sema masih terdiam menatap gelang yang berkilau itu.
"Ini buat Gue?" Tanya Sema. Haru berdecak. "Ya Lo liat sendiri kan gelang nya terpasang dimana?" Tanya Haru balik.
Tak menunggu respon tidak berguna dari Sema, Haru segera menariknya menuju pusat acara hari ini. Siapa lagi kalau bukan sang pemilik acara. Gadis cantik itu berdiri di dekat kue ulang tahun besar bemotif bunga-bunga yang indah. Mahal tentunya, sebab dipesan langsung oleh ayah Keyra dari pembuat kue terkenal. Desainnya terlihat mewah terlebih ada beberapa hiasan yang menggunakan emas.
Emas murni.
Tidak bisa dimakan, hanya sengaja dipasang untuk hiasan. Beberapa orang sih berharapnya hiasan itu untuk mereka saja, tidak usah mendapat kue juga tidak apa-apa. Emas nya lebih mahal.
"Haru!" Seru Keyra dengan senyuman mengambang, entah kenapa melihat eksistensi pemuda itu membuat Keyra jauh lebih senang dari ratusan tamu yang sudah hadir.
"Happy birthday." Ucap Haru. Biasa kan ya? Datang ke pesta ulang tahun lalu mengucapkan selamat. Tapi anehnya Keyra justru bersemu walaupun tertutup dengan blush on yang ia pakai. Tetapi hangat menjalar membuat gadis itu memalingkan wajahnya.
"Happy birthday Keyra." Mendapati suara lain memasuki telinganya Keyra kontan menoleh. Pada gadis di samping Haru, nyaris tertutup tubuh pemuda tinggi itu kalau saja Sema tidak geser sedikit. Keyra terdiam mengamati Sema sementara gadis yang ditatap Keyra itu sama bingungnya, ditambah cemas soalnya Keyra kan tidak mengenal Sema. Ya, itulah yang dipikirkan Sema, faktanya sih bukan hanya kenal. Keyra bahkan sudah mencari tau sampai akar siapa itu Sema.
Keyra menoleh menatap Haru seolah bertanya siapa yang ia bawa malam ini. Sengaja berpura-pura tidak tahu sebagai formalitas. Keyra sedikit sombong omong-omong. Gengsi juga kalau sampai Sema tau selama ini Keyra mengenalnya jalur stalking.
"Kata Lo gue boleh bawa seseorang kan?" Tanya Haru dibalas anggukan oleh Keyra. "Jadi Gue bawa Sema, pacar Gue."
'Pacar Gue'
Kalimat itu terus terngiang berulang-ulang sampai mampu melunturkan senyuman manis Keyra. Gadis itu tak lagi merasakan kehangatan bersemu, berubah total menjadi nyeri yang menyeruak. Mood nya sekali rusak hanya karena mendengar pengakuan Haru.
"Nggak deng, Haru bohong." Keyra menoleh lagi pada gadis di samping Haru. Gadis itu nampak terkekeh sembari memukul lengan pemuda di sampingnya. "Mana mau Gue sama buaya macam Haru." Elak Sema. Bukannya marah Haru malah terkekeh.
Walaupun nyeri nya tak langsung hilang, tetapi pengakuan Sema cukup membuat senyum Keyra kembali mengembang. Itu artinya masih ada celah walaupun setipis benang untuk Keyra menerobos hati Haru. Berlebihan, namanya juga bucin.
"Ini dari kita berdua." Haru menyerahkan hadiah yang tadi ia bawa. Entah apa isinya, tidak penting. Yang penting kan hadiah. Keyra menerimanya dengan senyuman lebar. Membuat Sema terdiam.
Cantik sekali.
Bahkan Sema yang perempuan saja betah melihatnya, pantas saja banyak yang menyukai Keyra. Tidak tahu saja Sema kalo yang disukai Keyra malah tak kunjung melirik gadis itu. Miris.
"Have fun ya, Gue nyamperin yang lain dulu." Ucap Keyra lantas pamit menyapa yang lain. Tinggalah Haru dan Sema berdua.
Sema menoleh pada rak-rak makanan, berbagai macam tersedia indah seolah memanggil gadis itu untuk segera mencicipi. Tanpa sadar kakinya melangkah mengikuti insting berburu nya.
Tapi baru dua langkah, Sema tertarik mundur sebab Haru yang menarik baju bagian belakang Sema. "Mau kemana?" Tanya Haru.
"Makan." Ucap Sema sembari menunjuk rak-rak makanan. Haru mengamati sekilas sebelum mengangguk.
"Yaudah ayo." Tukas Haru, tak lupa menarik baju belakang Sema hingga membuat gadis itu nyaris berjalan terbalik.
"Ih Haru, lepasin." Ucap Sema. Sudah cantik begini masa ditarik seperti anak kucing. Haru menoleh sekilas, lantas melepaskan pegangannya pada baju Sema. Sema tersenyum sebelum tau tujuan Haru melepaskan pegangannya adalah untuk berpindah. Ya, berpindah ke tangan Sema. Kurang ajar.
"Gue kayak anak TK tau nggak." Haru tak menggubris. Ia tetap menarik Sema hingga keduanya kini sampai di meja penuh makanan.
Haru mengambil satu cupcake dengan rasa coklat, hiasan coklat dan juga warnanya pun coklat. Serba coklat, lantas sedikit menyingkap kertas bungkus cupcake itu hingga bagian kue nya terlihat. Haru menjulurkan tangannya ke arah Sema. Disambut baik walaupun gadis itu awalnya kesal. Haru tersenyum, kemudian melakukan hal itu berulang-ulang sampai satu cupcake tadi habis dimakan Sema.
Dengan pipi menggembung, Sema menatap kesal ke arah Haru. Membuat Haru meledakkan tawanya. Gemas sekaligus lucu. Mana tahan Haru kalau seperti ini.
"Kan Gue udah bilang, jangan jauh-jauh dari Gue." Ucap Haru tak ditanggapi serius oleh gadis yang kini sibuk menghabiskan sisa cupcake yang ada di mulutnya.
Sementara itu di ujung sana, walaupun senyumannya jelas tercetak namun Keyra tak mampu mengendalikan mata dan hatinya melihat kedekatan Haru dan Sema.
Terlepas dari apa status hubungan mereka, tetap saja melihat mereka dekat di depan mata Keyra membuatnya sesak. Menyesal sudah memperbolehkan Haru membawa teman kalau ternyata yang dibawa adalah Sema.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA [END]
Teen FictionEmpat hati yang terjebak dalam kisah rumit asmara masa remaja. Sema, gadis pemula dalam cinta. Yang ia tahu ia mencintai satu orang dalam hidupnya. Tapi itu dulu, jauh sebelum ia sadar terjebak dalam romansa rumit. Haru, baginya menjalin hubungan...