Benang kusut yang sempat terjalin diantara empat hati ini mulai memudar. Menjadi satu benang merah yang mengikat kedua jari kelingking sepasang hati.
Desta berlari tergesa-gesa setelah turun dari mobilnya. Menatap gedung besar apartemen. Langkahnya terhenti di depan sebuah pintu, ia dengan cepat mengetikkan beberapa digit angka lalu menerobos masuk.
Masih dengan jas putih yang melekat, pria itu kini memasuki sebuah kamar. Ia berhenti dengan napas tersengal-sengal begitu melihat gundukan selimut di atas ranjang. Dengan langkah pelan ia menghampirinya.
"Kan aku udah bilang, kerja sewajarnya. Jadi sakit kan?" Mendengar suara baritone sang kekasih, Sema menyibak selimut. Wajah pucatnya langsung terlihat dengan mata sayu.
"Yang ngasih tau kamu siapa?" Tanya Sema dengan suara lemah.
"Haru." Jawab Desta.
Dokter muda itu kini membuka tas nya mencari stetoskop guna memeriksa keadaan sang kekasih.
"Padahal Aku udah bilang Haru buat diem-diem aja." Sema pasrah membiarkan Desta melakukan pemeriksaan. Dalam hati mengutuk sahabat sekaligus kini menjabat sebagai bos nya di kantor itu. Waktu cepat berlalu tanpa disadari.
"Kalo dibiarin bakal makin parah, ini gejala tifus loh." Ucap Desta serius. "Udah makan?" Tanya Desta. Ia yakini belum mengingat Sema sepertinya belum beranjak dari pagi.
Gelengan kecil membuat Desta mendengus kesal. "Terus saja kayak gitu, kerja keras sampai lupa kesehatan sendiri." Satu hal yang Sema sadari. Semakin mengenal Desta semakin banyak pula sisi tersembunyi dari pria itu.
"Kan pacarku dokter." Kata Sema dengan senyuman. Tidak akan mempan bagi Desta. "Terus kalo pacar mu dokter kamu boleh sakit setiap hari gitu?" Sema terdiam, kalah telak kala berdebat dengan Desta.
"Kalau kesini cuma mau ngomelin Aku mending balik kerja sana." Sema menutup dirinya kembali dengan selimut. Kepalanya pening sekali, belum lagi suhu tubuhnya yang tinggi. Rasa-rasanya semakin gerah saat Desta malah mematikan pendingin ruangan.
"Jangan dimatiin." Protes Sema sembari menyibak selimutnya. Desta tak peduli, ia melepas jas putihnya sebelum menggantungnya di belakang pintu kamar Sema. Pria itu membawa serta remote AC bersamanya keluar ruangan.
"Desta~" Tak ada sahutan, percuma saja. Dokter itu jika sudah bertindak tidak akan bisa dibantah.
Beberapa menit kemudian seseorang kembali masuk membuat Sema yang sedang bermain ponsel menoleh. Ponsel di tangan Sema diambil begitu saja tanpa sempat Sema menghindar. "Kembaliin Desta." Sama hal nya dengan remote AC, Desta menyimpan ponsel itu agar Sema tak dapat mengambilnya. "Emang nggak pusing main HP?" Tanya Desta, ia membawa nampan yang sudah pasti berisi bubur. Tidak mungkin nasi Padang.
"Seenggaknya aku mau mastiin kerjaan ku ada yang ngehandel."
"Pasti ada, perusahaan gede sekelas Radhika Group nggak mungkin biarin kerjaan terbengkalai gitu aja. Lagian direkturnya kan lulusan S3." Desta mulai menyiapkan beberapa obat yang baru saja ia beli dari apotik. Kalau sudah bertitah, dokter itu tidak akan mungkin bisa dilawan.
Desta menyerahkan suapan pertama berisi bubur putih itu. Melihatnya saja membuat Sema berpaling. Perutnya terasa bergejolak membayangkan ia menelan bubur itu. "Nggak mau, mau pecel aja." Kata Sema tak lupa setelah itu menutup mulut dengan tangan. Desta menghela napas. "Nanti beli nya pas sembuh, sekarang makan dulu, belum boleh makan yang pedas-pedas." Sema semakin gencar menutup mulut, menggeleng-gelengkan kepalanya agar Desta tak mampu menyuapkan bubur kepadanya.
"Bentuknya kayak muntahan, nggak mau itu. Maunya pecel serius, Adek bayi loh yang minta." Desta membulatkan matanya sesaat. Terkejut dengan perkataan kelewat jahil dari Sema. Untung sih Desta datang sendirian, kalo bersama sang Mama bisa-bisa besok langsung disuruh menghalalkan Sema. Kadang Desta bingung, Sema itu haram dari sisi mananya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA [END]
Teen FictionEmpat hati yang terjebak dalam kisah rumit asmara masa remaja. Sema, gadis pemula dalam cinta. Yang ia tahu ia mencintai satu orang dalam hidupnya. Tapi itu dulu, jauh sebelum ia sadar terjebak dalam romansa rumit. Haru, baginya menjalin hubungan...