2. Desta Dan IPA

33 4 0
                                        

RADESTA Kadava, pemuda putih nan tinggi dengan Hoodie berwarna biru pastel itu tengah berdiri di ruang guru. Alasannya tak jauh-jauh dari menunggu. Berulang kali Desta mengecek arlojinya memastikan waktu yang tertera masih cukup untuknya.

Tak lama presensi seorang paruh baya dengan senyum mengembang membuat Desta lantas menoleh. "Maaf ya Desta, tadi rapatnya lama." Ujar Bu Rosa, wali kelas sekaligus pembimbing Desta dalam berbagai olimpiade. Desta mengangguk.

Bu Rosa memberikan setumpuk buku kepada Desta. "Tolong dipelajari semua ya, terutama satu bab baru. Minggu depan Ibu kemungkinan tidak bisa hadir di kelas, nanti kamu yang gantiin ya? Kalo ada yang susah bisa tanya ibu." Ujar Bu Rosa. Desta kembali mengangguk sekaligus mengecek setumpuk buku dari Bu Rosa. Memang sih, alasan Desta pulang terlambat dari teman-teman yang lainnya karena Bu Rosa meminta Desta menemuinya. Desta sebenarnya sudah tahu, sudah sering juga dimintai tolong begini. Tidak masalah, Desta menganggap ini istimewa. Selain dirinya mendapat nilai tambahan, ia juga dapat ilmu lebih dulu daripada teman-temannya.

"Kalau begitu Desta pamit pulang dulu ya Bu." Ujar Desta sopan. Bu Rosa pun mengangguk setelahnya pemuda jangkung itu berjalan menjauh dengan setumpuk buku di tangannya.

Entah otaknya berkapasitas berapa, namun Bu Rosa saja sampai bingung kepada Desta begitu pintar di semua pelajaran IPA.

§§§§§

KEYRA Livia Chalinda, sepanjang langkah anggun gadis itu hanya tersenyum menanggapi berbagai sapaan yang tertuju padanya. Gadis cantik nan anggun, namun memiliki hobi tak biasa yaitu menyukai olahraga di bidang bela diri membuatnya menjadi populer. Belum lagi beberapa pria yang mencoba mendekat namun sudah mundur lebih dulu sebab tau Keyra tengah menyukai seseorang.

Ya, Haru Magenta Radhika. Si pemuda populer dari kelas IPS.

Jika jauh sebelum Keyra mengenal Haru saja sudah susah digapai, apalagi sekarang tipe gadis itu tidak main-main. Keyra pun bingung bagaimana ini bisa terjadi. Ia adalah tipe yang tak mudah jatuh cinta namun karena Haru menolongnya sewaktu Keyra terjatuh dari tangga membuat hatinya berdenyut cepat. Bagaimana lelaki itu bisa dengan mudah mengangkat tubuhnya dan membawa Keyra ke UKS. Padahal waktu itu mereka tidak saling mengenal. Hal kecil yang membuat Keyra susah lupa.

Sebenarnya Keyra bingung, kabar dirinya menyukai Haru sudah tersebar. Bahkan mungkin sudah sampai di telinga pemuda itu. Namun respon yang diberikan Haru tak menunjukkan timbal balik perasaan sama sekali. Saat bertemu hanya menyapa sekedarnya. Keyra bahkan tidak yakin Haru masih mengingatnya.

Terlebih saat Keyra melihat Haru selalu bersama seorang gadis yang Keyra ketahui bernama Sema. Gadis yang mungkin tak lebih cantik dari Keyra namun sanggup membuat Haru tertawa lepas ketika di dekatnya. Sering kali Keyra menatap iri pada gadis itu, berulang kali membandingkan dirinya yang lebih baik ketimbang Sema. Namun Keyra kembali pada fakta, Haru lebih sering bersama gadis biasa itu.

Gadis cantik itu menghela napas, lagi-lagi ia melihat Haru bersama Sema. Hendak kemana sih mereka? Atau, punya hubungan apa sih mereka? Dan, apa istimewanya si Sema-Sema itu sampai-sampai Haru menempel terus dengan gadis itu. Semua pertanyaan itu terus terngiang di kepala Keyra. Kurang istimewa apa sih Keyra, bahkan kalau Keyra boleh sombong, sudah lebih dari seratus laki-laki ia tolak selama tiga tahun bersekolah disini. Terhitung Haru adalah orang yang beruntung mendapatkan hati Keyra, namun sepertinya Keyra mendapat karma atas penolakannya kepada banyak lelaki sejauh ini.

"Liat apa?" Keyra menoleh, lantas menggeleng setelah tahu siapa yang berbicara padanya barusan.

"Arah perpustakaan belum pindah, mau kemana?" Tanya orang itu lagi. Keyra terlihat terkejut sesaat. "Nggak kok Des, ayo ke perpus." Ucap Keyra. Desta terdiam sesaat, sebelum kemudian menatap objek yang sempat dilihat oleh Keyra.

Tidak ada apapun, namun saat Desta mendongak, ia melihat dua orang di Rooftop tengah saling berbicara. Saling melempar canda, bahkan saling menyuap makanan. Si gadis terlihat menulis dan si pemuda di depannya sibuk berbicara sesekali menyuapi camilan. Desta menghela napas walaupun tidak terlalu ketara.

"Kalo bikin cemburu kenapa masih dilihat?" Tanya Desta kepada temannya itu. Keyra dan Desta sudah sekelas semenjak sekolah menengah pertama.  Awalnya satu sama lain tidak cocok, Keyra itu humble sedangkan Desta dingin. Tidak tersentuh. Namun beberapa tahun bersama Desta membuat Keyra jadi terbiasa dengan pemuda itu. Pun Desta, sejauh ini teman wanita yang ia kenal hanya Keyra. Yang lain namanya tak pernah Desta ingat, tidak penting juga.

"Apaan sih, siapa yang cemburu? Jangan aneh-aneh deh, udah ayo." Sanggah Keyra, ia mendorong tubuh Desta untuk bersama pergi ke perpustakaan. Satu sekolah sedang jam kosong sebab rapat para guru sedang berlangsung. Tadinya hanya Desta yang ingin ke perpus, tapi Keyra ingin ikut, katanya ingin tidur di perpus. Suasananya lebih enak.

Desta menurut saja. Ia bukannya tidak tahu perihal perasaan Keyra kepada pria tadi. Kalau tidak salah namanya Haru. Sudah lebih dari satu juta kali Desta mendengar nama itu dikait-kaitkan dengan berita terbaru soal sahabatnya itu.

Desta tak peduli sebenarnya, persahabatan tak harus mengulik privasi kan? Beda lagi kalau semisal Keyra berinisiatif bercerita sendiri kepada Desta. Mungkin Desta memang tak banyak menanggapi tetapi kan Desta siap menjadi pendengar.

"Lo mau nyari buku apa?" Tanya Keyra kepada Desta, agar tak terlalu sepi jalan berdua menuju perpus. Desta kan tipe yang kalau tidak diajak bicara tidak akan bersuara.

"Komik." Jawab Desta santai. Keyra sih tidak kaget. Desta memang sangat menyukai cerita bergambar itu.

"Kok aneh sih, biasanya orang pinter nyari nya buku pelajaran. Kok Lo nyari komik?" Tanya Keyra lagi.

"Emang orang pinter nggak boleh baca komik?" Tanya Desta balik.

"Ya nggak gitu, aneh aja gitu. Biasanya kan, ini biasanya loh, kalau orang pinter itu pasti nggak jauh-jauh dari buku pelajaran yang tebel. Lo malah baca komik. Kok Lo bisa pinter sih? Apa gue harus baca komik juga biar pinter?" Tanya Keyra asal. Desta menoleh singkat.

"Dari hasil penelitian Roger Sperry yang merupakan seorang neuropsikolog, menemukan bahwa otak manusia terdiri dari dua bagian. Otak kanan dan kiri. Kalau Gue belajar matematika, fisika, dll itu akan masuk ke otak kiri. Kalau Gue belajar terus tanpa ada selingan kasihan otak kanan Gue. Kalau dua-duanya seimbang jauh lebih bagus lagi." Jelas Desta.

Keyra sampai membulatkan matanya sembari menggeleng tidak percaya.

"Sumpah ya Des, Lo itu jarang ngomong, sekalinya ngomong panjang malah pake bahasa ilmuwan." Ujar Keyra melebih-lebihkan.

"Makanya belajar."

SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang