Manchester, 11.30 AM.
Seorang pria jangkung bersurai blonde tengah berjalan menuju rumah setelah berkeliaran seharian.
"Victor!"
Pria yang dipanggil Victor itu menoleh saat suara tegas dari kepala keluarga Dominic memanggilnya. Dengan tatapan dingin andalannya ia berjalan mendekat,
"Ya?"
"Kembalilah ke Indonesia."
Victor berdecak kesal kemudian membuang pandangannya ke arah lain,
"Aku benci negara itu."
"Aku tau, tapi sudah 20 tahun berlalu sejak kejadian itu."
"Apa yang kau inginkan?" tukas Victor.
"Lanjutkan hidupmu disana."
Tanpa mengeluarkan sepatah kata lainnya, Victor memilih meninggalkan pria itu dan masuk ke rumahnya. Meski begitu tatapannya masih sama dinginnya dengan sebelumnya, pria itu hanya sudah terlalu beku untuk sekedar tersenyum.
Perlahan ia duduk di tepi ranjangnya, pandangannya mengarah pada jendela kamarnya yang terbuka. Ia menyukai musim gugur dan membenci musim panas.
Victor mengambil napas sejenak kemudian kembali bangkit dan menemui ayahnya yang masih berada di teras.
"Siapkan tiketku."
David tersenyum tipis melihat putranya yang sudah kembali ke kamarnya, pandangannya beralih pada guguran daun daun di depan rumahnya.
"Semua yang hidup akan mati pada akhirnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PLUVIOPHILE
FanfictionMenawan, kaya raya, dan terkenal. Hidup seakan begitu sempurna bagi Victor dan Rosie. Diliput media, wara-wiri di televisi, hingga didambakan banyak pihak untuk menjadi brand atas produknya telah mereka dapatkan. Namun, siapa sangka duka mendalam be...