XXXVIII

372 120 2
                                    

Mau double up nggak ni? Ya atau tidak? Jawab! Aku maksa wkwk.

.
.
.

Rosie menendang David dengan kuat saat menyadari seseorang mendekat ke arahnya. Matanya memang masih tertutup saat David berjalan ke arahnya, namun ia sudah sadar dan instingnya membuatnya menendang David dengan kuat. Rosie memang diikat di kursi, namun kakinya tidak. Siapa yang bodoh? Tentu saja David.

David terhuyung ke belakang sambil memegang perutnya yang terasa nyeri. Ia mendongak dan menatap Rosie yang tersenyum miring ke arahnya. Dengan langkah lebar dan penuh amarah, ia kembali mendekat ke arah Rosie dan menjambak rambut pirang milik gadis itu dengan kuat.

"Gadis kurang ajar sepertimu memang harus diberi pelajaran." Tekan David.

Rosie mendecih jijik daripada berteriak kesakitan, jambakan David memang kuat dan itu terasa menyakitkan, namun harga diri Rosie terlalu tinggi untuk berteriak.

"Lepaskan tanganmu, sialan! Rambut suciku menjadi kotor karena tanganmu." Ketus Rosie.

"Suci katamu? Baiklah, akan ku buat rambutmu semakin suci." David menjambak Rosie lebih kuat dari sebelumnya, senyuman miring pun kini turut menghiasi wajahnya.

Di sisi lain Rosie memejamkan matanya saat kepalanya mulai pusing karena jambakan David, menyadari posisi David yang menjambaknya dari belakang, kedua tangannya yang terikat di belakang membuatnya leluasa untuk bergerak.

"ARGH SIALAN!" David langsung melepas jambakannya saat kedua pahanya terasa nyeri dengan cubitan tiba-tiba dari Rosie. Celananya memiliki bahan yang tidak terlalu tebal, itu sebabnya cubitan Rosie dengan kuku panjangnya terasa menyakitkan.

David langsung mencengkeram kuat kedua tangan Rosie seakan-akan ia harus meremukkan dua tangan itu. Tanpa sadar Rosie meringis pelan saat tangannya terasa begitu sakit.

"Lepaskan aku, brengsek!" Seru Rosie.

"Setelah semua perlakuan kasarmu, kau meminta untuk dilepaskan? Dasar gadis bodoh!" Cibir David.

"Sebenarnya siapa kau?! Aku tidak mengenalmu dan apa salahku?" Tanya Rosie yang benar-benar tak mengenali David.

David menghempas kedua tangan Rosie, kemudian tertawa sinis. Perlahan ia berpindah tempat ke sisi kiri Rosie dengan tangan kirinya menyeret satu kursi kosong untuk ia jadikan tempat duduk.

"Siapa aku dan apa salahmu? Entahlah, pikirkan saja sendiri." Jawab David dengan ekspresi mengejek.

"Dasar tua bangka menyebalkan." Cibir Rosie.

David mendecih sambil memalingkan wajahnya, Rosie sama menyebalkannya dengan Andrew atau mungkin lebih. Ia mengambil ponselnya dan mengirim lokasinya kepada Andrew karena tujuannya menangkap Rosie untuk mengambil nyawa Rosie di depan mata Andrew.

"Jawab pertanyaanku dengan benar, pak tua! Kau itu siapa dan kenapa menangkapku?"

"Ck, aku David Dominic, sampai sini kau bisa menjawab semua pertanyaanmu sendiri."

"Oh ayah Victor, pantas saja anakmu menyebalkan, ternyata ayahnya lebih menyebalkan."

"Tentu saja, dia darah dagingku."

"Darah dagingmu itu seperti alien, tidak jelas."

"Alien katamu?"

"Apalagi? Selain itu dia juga sangat angkuh, itu benar-benar menyebalkan dimataku."

"Tentu saja angkuh, dia memiliki banyak uang, jika tidak angkuh itu hanya akan menjadi sia-sia."

"Tapi kadang-kadang putramu itu cukup romantis."

[✓] PLUVIOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang