XVI

600 144 11
                                        

Victor dan Rosie kembali melakukan pemotretan, dengan sentuhan tema hot and sexy membuat keduanya tampil lebih berani. Victor mengenakan setelan formalnya dan Rosie dress selutut berwarna merah.

Kemeja dengan dua kancing atas dibiarkan terbuka, rambut hitam yang berantakan, serta wajah semi basah sempat membuat Rosie menahan napas untuk beberapa detik. Pria itu hanya terlalu berbahaya untuk tema seperti ini.

Rosie sendiri tampil begitu cantik, rambut pirangnya yang digerai tampak berkilau dari setiap sisi. Mini dress membuat kaki jenjangnya terekspos, juga bahu dan lengannya. Di lehernya sebuah kalung indah bertengger, menambah kecantikan gadis 24 tahun tersebut.

Dengan gayanya, Rosie berdiri di sebelah Victor, warna merah membuat aura Rosie terpancar lebih kuat. Caranya menatapnya pun tajam, juga smirk yang menggoda. Di sebelahnya, Victor bersandar pada meja dengan mata tajamnya fokus pada kamera.

"Lebih dekat!" seru fotografer.

Victor menarik Rosie mendekat kemudian menyuruh Rosie menggantikannya bersandar pada meja. Dengan kedua tangan menumpu badannya, Rosie bersandar pada meja dengan Victor berdiri tepat di sampingnya. Dari atas Victor memperhatikan wajah Rosie yang tampak lebih cantik sekarang. Entahlah Victor hanya menyukai saat Rosie mengenakan dress ini.

"Sial, kenapa dia cantik?" gumam Victor kemudian memalingkan wajahnya.

"Stylist sialan, kenapa harus merah?"

Victor menggelengkan kepalanya dengan kuat, hingga Rosie juga para staff menatapnya dengan bingung.

"Kau baik baik saja, Victor?" tanya Jinan mewakili.

"A-aku baik." jawab Victor sambil tersenyum kikuk.

"Next!"

Rosie menarik napas dalam dalam setelah mendengar seruan fotografer, dengan ragu ia mendekat ke arah Victor dan berhenti tepat di depannya. Merasa masih terlalu jauh, Victor menarik pinggang Rosie untuk mendekat.

"Majulah bodoh." cibir Victor.

"Tidak sopan! Seharusnya kau katakan saja padaku dan jangan menarikku." kesal Rosie yang menatap Victor dengan marah.

"Tidak efisien."

"Ayo cepat!"

"Ck fotografer itu sangat cerewet." gumam Victor.

Rosie mengangkat pandangannya hingga matanya bertemu dengan sepasang mata hitam bersinar di depannya. Mata yang sangat indah, Rosie mengakuinya. Tanpa sadar keduanya sama sama memperkikis jarak antara mereka, hingga dahi keduanya bersentuhan untuk beberapa saat.

"Kau benar benar cantik." gumam Victor yang masih fokus menatap manik kecoklatan milik Rosie.

"Berkencanlah denganku."

"Aku menyukaimu."

"Tidak, aku mencintaimu."

Sesaat Rosie merasa diserang oleh ribuan kupu kupu, juga wajahnya yang terasa memanas. Bagaimana Victor memujinya dalam bergumam hingga mengajaknya berkencan dengan suara rendahnya membuat Rosie merasa gelanyar aneh dalam dirinya.

Tangan Victor bergerak untuk menggenggam tangan Rosie yang ada di bawah dengan posisi yang belum berubah sama sekali, bahkan tanpa mereka sadari mereka menjadi tontonan para staff. Victor yang terbawa suasana lantas memiringkan kepalanya dan hampir menyentuh bibir Rosie, Jinan yang melihat lantas melotot kaget dan berteriak dengan lantang.

"YAK!! JAEDEN VICTOR DOMINIC!!!"

Victor dan Rosie sama sama gelagapan saat teriakan Jinan menyadarkan keduanya. Dengan berapi api Jinan menghampiri keduanya, disusul oleh Jisella di belakangnya yang justru tertawa geli melihat ekspresi kaget Victor dan Rosie.

[✓] PLUVIOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang