Victor dengan santainya berjalan sambil bersiul saat memasuki gedung pemotretan, tentunya sikapnya itu mengundang tanda tanya bagi para staff yang melihat. Tidak ada yang spesial, hanya saja Victor merasa bahagia hari ini.
"Ku rasa kau sakit." cibir Rosie saat melewati Victor.
Melihat Rosie, suasana hati Victor langsung memburuk mengingat ia masih merajuk pada Rosie. Dengan kesal Victor membuntuti Rosie dan membuat beberapa staff tertawa geli melihatnya, entah hanya perasaan mereka atau memang begitu namun Victor banyak berubah setelah mengenal Rosie.
"Jangan mengikutiku, sialan!" seru Rosie yang merasa risih dengan Victor yang selalu mengikutinya.
"Dia selalu kasar." gumam Victor yang kemudian mempercepat langkahnya menyusul Rosie.
"Kau tuli, hah?!"
"Tidak."
"Apalagi sekarang? Setelah taruhan dan aksi merajukmu itu, kau ingin mengikutiku sepanjang hari?!" sentak Rosie.
"Kata siapa aku akan mengikutimu sepanjang hari? Kau sangat percaya diri." jawab Victor sambil tersenyum remeh.
"Kau tau? Kau lebih menjengkelkan daripada saat aku bertemu denganmu untuk pertama kali." sungut Rosie yang kemudian berjalan cepat menuju ruang ganti.
"Tentu saja, karena mengganggumu itu menyenangkan." ucap Victor yang kembali tersenyum lebar.
Pria itu kembali berjalan tanpa arah bahkan berputar dalam gedung dengan dalih mengecek persiapan pemotretan. Entah dimana Jinan dan Jisella, Victor tak melihatnya sedari tadi.
"Tuan, mari bersiap sebentar lagi akan dimulai." ujar salah satu staff sambil tersenyum ramah.
"Baiklah."
Sambil berjalan menuju ruang ganti, mata Victor melirik ruangan Rosie yang ada di depannya.
"Apa wanita selalu selama itu saat berdandan?" gumam Victor.
"Kau hanya melakukan pemotretan, bukan pernikahan." cibir Jinan yang tiba tiba datang.
"Terserah."
Saat memasuki ruang gantinya, matanya bergerak mencari keberadaan stylistnya.
"Dimana penata busana?"
"Dia sedikit terlambat, tunggu saja." ucap Jinan.
"Pakaian apa yang akan saya kenakan hari ini?" tanya Victor pada staff yang berada dalam ruangan tersebut.
"Setelan pakaian santai, tuan."
"Baguslah."
Setelah 15 menit, Rosie yang sudah selesai lebih dulu justru sibuk berfoto untuk memanfaatkan cermin full body bersama Jisella. Rosie menyukai stylenya kali ini, santai, manis, dan cantik.
"Bolehkah aku membawanya pulang?" tanya Rosie pada Jisella.
"Entahlah, minta izin saja dengan manajer."
"Mintakan untukku." rengek Rosie sambil memeluk Jisella dari samping.
"Kau tak tau malu, hah?!" sentak Jisella yang merasa malu dengan sikap Rosie.
"Ayolah kali ini saja." bujuk Rosie.
Jisella menggeleng tegas kemudian melepas pelukan Rosie,
"Kau yang membutuhkannya, lakukan usaha jangan hanya pandai bergaya!"
Rosie menatap kepergian Jisella dengan kesal, Jisella terkadang menyebalkan dibeberapa waktu.
"Kau menyukainya?" tanya Victor yang tiba tiba berdiri di sebelah Rosie.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PLUVIOPHILE
FanfictionMenawan, kaya raya, dan terkenal. Hidup seakan begitu sempurna bagi Victor dan Rosie. Diliput media, wara-wiri di televisi, hingga didambakan banyak pihak untuk menjadi brand atas produknya telah mereka dapatkan. Namun, siapa sangka duka mendalam be...