Hari ini adalah hari bersantai bagi Rosie. Gadis itu tengah menikmati deburan ombak di depannya sambil merentangkan tangannya. Rambut pirangnya sudah berterbangan sedari tadi karena ia enggan menguncir rambutnya.
"Ahh ini lah hidup."
"Santai dan menenangkan."
Ia mulai berjalan di sekitar bibir pantai, membiarkan kakinya terbasahi oleh ombak ombak kecil yang mencapai daratan. Senyumnya tak memudar sedari tadi, hanya laut yang membuatnya seperti ini.
Saat melihat sebuah ranting, Rosie berjalan mendekat kemudian memungutnya. Setelah sedikit menjauh dari daerah yang kemungkinan terkena air pantai, ia mulai menulis kata di pasir putih itu dengan ranting temuannya.
ROSIE ARE ROSES
Gadis itu tertawa kecil melihat namanya yang ia tulis cukup besar, namun kedatangan seseorang yang ia benci membuatnya merasa kesal.
Dengan santai Victor berjalan melewati tulisan yang Rosie buat, Rosie menggeram kesal dan menarik pria itu untuk menjauh.
"KAU GILA, HAH?!"
"Tidak, apa salahku? Bukankah itu jalanan umum?"
"KAU MERUSAK KARYAKU, PRIA GILA!!"
"Mana? Tulisan jelek seperti itu kau sebut karya? Menulis itu dikertas, dasar bodoh."
Rosie mendesis kesal, tangan kanannya mengangkat ranting kayu yang masih ia genggam tepat di depan wajah Victor.
Krakk!
"Aku akan mematahkan lehermu." tekan Rosie setelah mematahkan rantingnya.
"Ah terdengar menakutkan." ledek Victor sambil tersenyum miring.
Rosie tak mengindahkan ledekan Victor dan memilih berjalan menjauh, sedangkan Victor memilih tak peduli karena kedatangannya kemari hanya untuk bersenang senang.
"Angin pantai yang menenangkan."
"Tetap saja hujan terasa lebih pas untukku."
Victor mendongak menatap langit, tampak begitu cerah dan matahari tidak terlalu menyengat.
"HEY! TURUNKAN HUJAN UNTUKKU!!"
"APA PERLU KU GUNAKAN KATAK AGAR HUJAN TURUN?!"
Rosie yang mendengar teriakan lantang Victor lantas berbalik dan menatap pria itu dengan aneh, Rosie memang sudah cukup jauh dengan tempat Victor berdiri hanya saja teriakan pria itu terdengar begitu keras.
"Ku rasa dia salah satu pasien rumah sakit jiwa yang hilang minggu lalu."
Gadis itu kembali melangkah menjauh membiarkan Victor melalukan hal aneh lainnya, seperti melempar pasir ke arah laut hingga melakukan senam di bibir pantai.
Rosie berhenti saat melihat penjual es kelapa muda, sepertinya akan sangat segar menikmatinya siang ini. Gadis pirang itu mendekat ke arah penjual untuk memesan satu es kelapa muda untuknya. Namun baru beberapa langkah berjalan sambil membawa es kelapa muda yang baru saja ia beli, ponselnya bergetar di dalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PLUVIOPHILE
FanfictionMenawan, kaya raya, dan terkenal. Hidup seakan begitu sempurna bagi Victor dan Rosie. Diliput media, wara-wiri di televisi, hingga didambakan banyak pihak untuk menjadi brand atas produknya telah mereka dapatkan. Namun, siapa sangka duka mendalam be...