XXXI

381 108 0
                                    

Rosie, Agust, Jimin, Hoseok, dan RM kini berada dalam perjalanan menuju Hotel Moon. Sejujurnya Rosie cukup heran dengan ajakan yang lebih tepat jika dibilang sebagai paksaan dari Agust. Tepatnya setelah makan malam, Agust memintanya untuk ikut ke Hotel Moon tanpa memberikan alasan yang jelas, selain itu Agust turut memaksa Jimin untuk mengikutinya.

Sambil menyetir, Agust cukup cemas dengan kemungkinan yang akan terjadi pada Rosie, Jimin, dan Victor. Sejujurnya ini cukup sulit untuk dilakukan karena yang membuka fakta nantinya adalah dirinya, yang mengatakan segalanya adalah dirinya. Namun, hal yang membuat Agust lebih cemas adalah dendam antara Rosie dan Victor.

"Oppa, apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Rosie yang masih bingung dengan tujuannya ke Hotel Moon.

"Semuanya baik."

Atau mungkin tidak. Lanjut Agust dalam hati.

Saat mobil terparkir, Jimin keluar lebih dulu yang disusul oleh Rosie. Hoseok dan RM berusaha menenangkan Agust sebelum ketiganya keluar dari mobil. Pada awalnya RM memimpin langkah, namun Hoseok meminta yang lain mengikutinya untuk memisahkan diri dan menuju rooftop sebagaimana rencana disusun.

"Kita mau kemana?" Tanya Rosie yang semakin bingung karena mereka meninggalkan RM di resepsionis.

"Ikuti saja."

Jimin menelan ludahnya saat aura Hoseok terasa berbeda, siku kirinya menyenggol pelan lengan Rosie, hingga gadis pirang itu menatapnya dengan tanda tanya.

"Mendadak aura terasa mencekam. Lihat mereka, seperti iblis yang sedang berjalan." Bisik Jimin pada Rosie.

Rosie diam sebelum menjawab kalimat Jimin, ia mengecek Agust dan Hoseok lebih dulu, kemudian mengangguk setuju.

"Kau benar, lihatlah Hoseok oppa lebih mengerikan jika dibandingkan dengan Agust oppa."

"Sepertinya ada yang tidak beres. Seperti menahan rasa kesal, kau pasti tau amarah dari orang yang sabar dan setia biasanya akan menyeramkan."

"Ya, aku setuju."

Sementara Rosie dan Jimin terus berbisik-bisik, Hoseok menghentikan langkahnya setelah keempatnya tiba di rooftop hotel.

"Daebak!" Seru Rosie dan Jimin bersamaan.

Keduanya langsung berlari mendekati pagar pembatas dan melihat gemerlap lampu penduduk kota dari atas. Putih, kuning, merah, hijau, begitu warna warni dan tampak indah.

"Luar biasa." Gumam Rosie.

"Oppa, bagaimana kau tau Hotel Moon memiliki pemandangan rooftop sebagus ini?" Tanya Rosie pada Hoseok.

Hoseok menjawab pertanyaan Rosie dengan senyuman, sama seperti Agust ia juga merasa khawatir.

"Pakai jaketmu dengan benar, anginnya kencang." Nasehat Jimin.

"Tidak masalah, aku gadis yang kuat."

Melihat Rosie yang justru membuka jaketnya, Jimin menjadi gemas dan memeluk Rosie dengan erat.

"Kau memang keras kepala."

"Aku tau, tapi kau tetap sabar menghadapiku."

"Karena aku mencintaimu."

"Kau mencintaiku?"

"Apalagi?"

"Aku tidak."

"Pembohong."

Rosie tertawa geli, kemudian mengeratkan pelukannya pada Jimin. Meski merasa cukup dingin karena jaket yang ia buka, setidaknya dekapan Jimin cukup membuatnya merasa hangat.

[✓] PLUVIOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang