Rosie yang sedang berdiskusi dengan Andrew tentang perusahaannya, lantas menghentikan diskusinya saat Jisella masuk bersama Jane dan Lisa. Ketiganya baru kembali dari kantin untuk sarapan, seperti biasa Jane akan membeli makanan lebih untuk Rosie dan Andrew.
"Paman, ayo makan. Kau juga harus sarapan, Rosie." ucap Jane.
"Sarapan apa yang kalian beli kali ini?" tanya Rosie pada Jane.
"Sup."
Jisella menerima kantong plastik yang Jane berikan, kemudian menyajikannya untuk Andrew dan Rosie. Sedangkan Lisa yang duduk di tepi ranjang Andrew tiba tiba bergidik ngeri.
"Aku tak pernah membayangkan betapa anehnya masakan rumah sakit. Pantas saja paman tidak mau memakannya."
"Sangat hambar, Lisa. Kau tau bagi orang sakit saja untuk makan makanan yang lezat terasa tidak enak karena lidah kita pahit, apalagi untuk makanan rumah sakit." ucap Andrew yang di akhiri kekehan.
"Tapi makanan rumah sakit lebih sehat, paman. Mereka menyesuaikan kebutuhan pasiennya." jelas Jisella sambil memberikan semangkuk sup pada Rosie.
"Terima kasih."
"Aku tau, tapi tetap saja lidahku akan semakin pahit karenanya."
"Rosie, kau makanlah dulu. Aku akan menyuapi paman." titah Jisella.
"Baiklah."
Setelah Rosie berpindah ke sofa, Jisella menduduki kursi yang semula Rosie duduki. Jane yang melihat Rosie duduk seorang diri di sofa memilih untuk menemani Rosie menghabiskan sarapannya.
"Mengapa lidah kita terasa pahit saat kita sedang sakit?" tanya Lisa setelah diam dan berpikir.
"Saat sakit, lidah biasanya lebih peka dengan rasa pahit. Tepatnya ketika tubuh mengalami peradangan atau infeksi, kadar protein dalam tubuh akan meningkat untuk melawan penyakit. Dalam dunia medis protein itu disebut protein TNF-α, protein TNF-α mengaktifkan sel-sel yang bertanggung jawab untuk mengecap rasa pahit. Sebagai efek samping dari meningkatnya kadar protein TNF-α, semua makanan dan minuman terasa pahit bahkan mengurangi nafsu makan. Paham Lalisa?" jelas Jisella yang masih menyuapi Andrew dengan telaten.
Sontak Lisa bertepuk tangan dengan heboh dengan bibirnya yang tak berhenti mengucap kata wow.
"Darimana kau mengetahuinya? Aku benar benar kagum dengan jawabanmu."
Rosie tertawa semakin keras mendengar pertanyaan Lisa, entah bagaimana Lisa selalu membawa aura positif disetiap keberadaannya.
"Tentu saja dengan membaca, Jisella membaca buku saat me-time." sinis Jane yang merasa risih dengan sikap Lisa yang heboh.
"Aish Jane saat bertemu dengan red day sangat menjengkelkan." gumam Lisa.
Jisella terkikik geli melihatnya, kemudian ia menepuk lengan Lisa dengan pelan.
"Jangan mencari masalah dengan seekor macan jika kau ingin selamat."
"Aku dengar kalian membicarakanku." sahut Jane.
Rosie geleng geleng, kemudian menyuapkan sesendok sup pada Jane.
"Diamlah, adikmu takut padamu."
"Aish anak ini."
Melihat Jisella yang mulai membereskan mangkuk dan gelas, Rosie yakin Andrew sudah selesai dengan sarapannya. Dengan buru buru Rosie menghabiskan supnya dengan meminumnya dari mangkuk.
"Menjijikkan." gumam Jane yang melihat Rosie meminum supnya dengan terburu buru.
"Iuh supnya menetes." imbuh Lisa yang mengetahui kuah sup itu menetes di baju Rosie.
![](https://img.wattpad.com/cover/295695817-288-k15719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PLUVIOPHILE
FanficMenawan, kaya raya, dan terkenal. Hidup seakan begitu sempurna bagi Victor dan Rosie. Diliput media, wara-wiri di televisi, hingga didambakan banyak pihak untuk menjadi brand atas produknya telah mereka dapatkan. Namun, siapa sangka duka mendalam be...