XXXIV

421 104 4
                                    

Rosie menyibakkan selimutnya saat sinar matahari menyorot begitu terang menerobos tirai jendela. Ia menarik punggungnya dari kasur dan duduk sambil berusaha mengumpulkan sisa-sisa nyawanya. Sebelah matanya terbuka untuk melihat sekarang pukul berapa hingga matahari bersinar begitu eloknya.

"Ah, baru jam sepuluh." Gumam Rosie setelah melihat jam dinding.

Saat Rosie akan kembali merebahkan tubuhnya dan melanjutkan untuk tidur, sebuah perjanjian singkat membuatnya gelagapan dan buru-buru bangkit dari kasur. Dengan terburu-buru Rosie membuka kamar dan berlari ke lantai bawah untuk mencari keberadaan Agust, RM, dan Hoseok.

"Oppa?"

"Oppaaa?!"

Rosie masih celingukan sambil berjalan kesana kemari, namun saat mendengar suara tawa dari arah teras ia langsung melangkah lebar menghampirinya.

Menyadari kehadiran seseorang, Agust, RM, dan Hoseok menoleh dan menghentikan permainan catur mereka untuk sesaat.

"Wah rupanya putri tidur sudah bangun." Sindir Agust.

Rosie terkekeh kecil, kemudian duduk di sebelah Hoseok.

"Maaf, aku lupa." Semalam mereka memang membuat janji hendak berolahraga pagi-pagi, tapi siapa sangka tubuhnya perlu istirahat lebih banyak.

"Kami tidak heran dengan itu." Ucap Agust dengan malas.

Rosie melihat bagaimana Agust dan RM bermain catur, keduanya berhadapan dengan Rosie dan Hoseok duduk di sisi kiri papan.

"Tidurmu nyenyak?" Tanya Hoseok sambil melirik Rosie.

Rosie mengangguk mantap tanpa mengalihkan pandangannya,

"Bagaimana dengan kalian?"

"Nyenyak, rumah dan kamarmu nyaman." Jawab RM sambil tersenyum tipis.

"Tentu saja, itu karena ada aku." Ucap Rosie dengan percaya diri.

"Apa hubungannya?" Agust mengernyit heran sambil menatap Rosie.

"Hubungannya adalah aku membawa kenyamanan untuk siapapun."

Agust, RM, dan Hoseok menatap Rosie dengan datar saat gadis itu tertawa terbahak-bahak untuk kalimatnya sendiri. Ya, terkadang Rosie memang seaneh itu.

"Kapan Tuan Bailey kembali?" Tanya Agust pada Rosie yang mulai berhenti tertawa.

"Entahlah, mungkin sore atau malam." Jawab Rosie sambil mengendikkan bahu.

"Kenapa dia tidak khawatir meninggalkan putrinya bersama tiga orang pria di rumahnya?" Tanya RM saat menyadari sesuatu.

"Karena papa percaya pada kalian." Jawaban Rosie sangat singkat, namun ada gejolak kebahagiaan yang ketiganya rasakan saat mendengarnya. Bersama Rosie, ketiga pria itu untuk sesaat merasa memiliki seorang adik dengan segala tingkahnya.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Rosie merasa aneh saat ketiganya menatap Rosie sambil tersenyum.

"Kau membuatku ingin memiliki seorang adik." Kekeh Hoseok yang ternyata diangguki oleh Agust dan RM.

"Adik? Bukankah aku adik kalian?"

Hoseok yang memang lebih aktif daripada RM dan Agust langsung memeluk Rosie sambil tertawa senang.

"Adikkuuuuu."

"Kakakkuuuu."

Agust dan RM mendesah geli melihat sikap dramatis keduanya. RM menjalankan knightnya untuk maju, disusul dengan pergerakan rooknya. Sementara Rosie dan Hoseok sibuk mengobrol, Agust dan RM memilih melanjutkan permainan mereka sampai tuntas.

[✓] PLUVIOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang