Dibalik kacamata hitamnya mata tajam milik Victor menatap lurus para staff di depannya. Sesuai kata Jinan, hari ini ia kembali melakukan pemotretan bersama partner yang entah siapa namanya.
"Tuan, mari ke ruang ganti."
Victor langsung melangkah pergi begitu saja meninggalkan stylistnya yang menghela napas kasar melihat langkah anguhnya.
Saat salah satu staff memberikannya rambut pasangan berwarna hitam, Victor berdecak kesal sambil memalingkan wajahnya.
"Sialan."
"Apa saya harus berganti warna rambut agar terbebas dari wig sialan ini?!"
"Apa salahnya dengan pirang, ini rambut asli saya."
"Beㅡ"
"Jangan membuat keributan, Victor!"
Melihat kedatangan Jinan, Victor memilih bungkam daripada manajernya itu memukulnya dengan panci kesayangannya. Cukup memalukan namun memang benar adanya, saat itu Victor sangat keras kepala hingga Jinan harus memukul pantatnya dengan panci dapurnya yang berwarna pink.
"Cat saja rambutmu jika malas menggunakan wig." saran Jinan setelah duduk di sebelah Victor.
"Ck, rambut asliku sudah bagus untuk apa aku merubahnya."
"Terserah."
Setelah selesai dengan semua persiapannya Victor keluar dari ruang ganti dan mendapati gadis tak asing berdiri menatapnya dengan tatapan bingung.
"Rosie, ini partnermu Victor Dominic."
"Victor, ini Rosie yang saya ceritakan."
"Aish rambut jagung."
"Gadis kasar."
"Tampaknya kalian sudah saling mengenal." ledek sang fotografer.
"Ya, bahkan dunia pasti mengenal gadis kasar sepertinya."
"Tutup mulutmu sialan! Kemana rambut jagungmu? Hahaha."
Victor melempar tatapan tajam ke arah Rosie dan maju selangkah lebih dekat dengan gadis itu,
"Kamu pikir rambutmu itu bagaimana?"
"Ini pirang, bukankah ini tampak cantik untukku?"
"Hah dasar bodoh."
Victor memilih meninggalkan Rosie dan berjalan menuju tempat pemotretan. Melihat itu, Rosie ikut menyusul atau semuanya akan berakhir lebih lama.
"Yuk mulai."
Setelah mendapat arahan, baik Victor maupun Rosie mulai bersikap profesional. Sekilas keduanya tampak tenang, namun sebenarnya ada perasaan canggung menyelimuti keduanya.
"Kenapa kalian terlihat tegang? Santai."
"Mau break dulu?"
"Tidak, lanjutkan!" seru Rosie.
Pada pose selanjutnya Rosie berbaring terlentang dengan Victor di sebelahnya. Keduanya berbaring berlawanan arah, bedanya Victor menghadap ke arah kamera dengan tangan kanannya menopang kepalanya.
Rosie melirik Victor dari bawah, pria itu tampak sempurna dengan warna hitam. Rosie masih normal dan Victor adalah pria tampan yang kini berdekatan dengannya, ada rasa gugup yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Victor yang merasa ditatap pun akhirnya melirik ke arah Rosie yang masih diam menatapnya, bibirnya mengukir senyum miring kemudian beralih menatap kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PLUVIOPHILE
FanficMenawan, kaya raya, dan terkenal. Hidup seakan begitu sempurna bagi Victor dan Rosie. Diliput media, wara-wiri di televisi, hingga didambakan banyak pihak untuk menjadi brand atas produknya telah mereka dapatkan. Namun, siapa sangka duka mendalam be...