XXIV

533 121 11
                                    

"Hei, lalat masuk ke dalam mulutmu."

"Apa itu kau?"

"Ya, ini aku. Ada apa?"

"Ya Tuhan ini berbahaya."

"Apa yang berbahaya?"

"PIKIRKAN SAJA SENDIRI!"

Tutt!!

- - -

Rosie berteriak kencang tepat setelah panggilan terputus. Tangan kirinya meraih bantalnya, kemudian memukulnya secara brutal.

"Sial sial sial." umpatnya dengan wajah memerah.

Rosie kembali berteriak dengan wajah yang ia tutup dengan bantal. Jantungnya berdetak begitu kencang, perutnya terasa geli, juga pipinya memanas.

Rosie menegakkan tubuhnya, ia menoleh ke arah nakas kemudian mengambil sebuah foto dari dalam laci. Dengan kasar Rosie menunjuk wajah pada foto tersebut beberapa kali.

"Beraninya kau!"

"Beraninyaaa."

"Bodoh bodoh bodoh!"

Sesaat Rosie diam, ia mengatur napasnya untuk menetralkan perasaannya. Namun sesaat kemudian, ia kembali berteriak dengan kencang bahkan kali ini ia memukul kasurnya.

"AAAAAAAAAAAA!!"

"MENGGELIKAN!"

"YA TUHAN JANTUNGKU HAMPIR MELEDAK."

"AAAAAAAAA!!!"

"Stop, Rosie. Sungguh memalukan."

Rosie mengipasi dirinya dengan kedua tangannya, kemudian foto Victor yang sedikit lecek ia lempar ke sembarang arah asal ia tak lagi melihatnya.

"Astaga aku salah tingkah karenanya."

"Sikapku menjadi begitu konyol."

Rosie bangkit dari kasurnya dan memilih pergi menuju dapur setelah alarm dari perutnya berbunyi. Meski kediaman Bailey terbilang luas dan mewah, namun keberadaan maid tak sebanyak di rumah pribadi milik Rosie yang terletak di Jakarta.

Saat menapaki dapur, keadaan begitu sunyi seakan tak ada kehidupan meski malam belum terlalu larut. Rosie membuka kulkas untuk mengambil susu yang kemudian ia tuang ke dalam gelas.

Saat menegak susunya, pikirannya melayang pada sosok Victor utamanya saat pria itu bernyanyi dengan lirik yang membuat Rosie salah tingkah. Ia meletakkan gelasnya ke atas mini bar, namun genggamannya justru mengerat seiring dengan bibirnya yang berkedut menahan senyum.

Rosie melepas pegangannya pada gelas, kemudian menunduk dengan kedua tangannya bertumpu pada mini bar. Euphoria kembali ia rasakan saat ini.

"Ku pikir aku sudah gila sekarang."

Rosie terkekeh setelah bergumam, lalu pergi dari dapur tanpa mencuci gelasnya. Setelah memasuki kamar, Rosie mencari keberadaan ponselnya dan mencari kontak Jimin.

"Kau belum tidur?" tanya Rosie langsung pada intinya.

"Belum, aku menemani appa di rumah sakit. Kau sendiri?"

"Ku rasa aku tidak bisa tidur malam ini."

"Ada apa? Semua baik baik saja?"

"Semuanya baik baik saja."

[✓] PLUVIOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang