XXXII

398 103 0
                                        

Jinan berusaha mengikuti Victor yang mengendarai mobil dengan ugal-ugalan, begitu turun dari rooftop Victor yang memang sudah meminta fasilitas mobil sejak kedatangannya di hotel memudahkannya pergi sesuka hati. Sedangkan Jinan mau tak mau ia mengikuti Victor dengan taksi yang beberapa kali sempat kehilangan jejak.

Hati dan pikiran Jinan benar-benar bingung untuk saat ini, apa yang ia dengar cukup mengejutkan baginya. Namun, rasa khawatirnya pada Victor lebih besar, kemarahan Victor benar-benar terlihat bahkan Jinan pikir dendam itu kembali muncul ke permukaan.

Cukup lama mengikuti Victor hingga mobil yang ia ikuti berhenti di daerah pelabuhan, dapat Jinan lihat Victor yang turun dari mobil dan berteriak dengan keras, karena keadaan sekitar yang terlihat sepi.

Meski membayar cukup mahal ongkos taksi, tapi Jinan tak keberatan dan segera membayarnya agar ia juga lebih cepat menemui Victor. Perlahan Jinan mendekat ke arah Victor, dari samping terlihat cukup jelas bagaimana Victor menangis sambil menunduk. Kedua tangan Victor bahkan mencengkeram kuat pembatas besi hingga urat pada tangannya terlihat jelas.

Jinan menghela napas panjang, kemudian menepuk bahu Victor. Jinan tak mengucapkan apapun, ia hanya berdiri tepat di samping Victor dan membiarkan Victor kembali meluapkan amarahnya.

Cukup asing bagi Jinan melihat Victor dalam keadaan seburuk ini, Victor yang angkuh kini berubah menjadi Victor yang lemah. Sungguh Jinan tak memiliki kuasa untuk memberikan nasehat pada Victor, apalagi masalah ini terbilang berat dan rumit.

"Aku tau dunia ini kejam, tapi aku baru tau jika orang yang ku cintai lebih kejam." Ucap Victor sambil sesenggukan.

"Victor, kau tau Rosie tidak bersalah. Bukan keluarga Rosie, tapi Jake." Koreksi Jinan berusaha meluruskan ucapan Victor.

"Jadi, maksudmu keluarga Rosie adalah korban dan keluargaku adalah penjahat?" Sinis Victor yang kini mengubah arah berdirinya menjadi menghadap Jinan.

Jinan menggeleng tegas sebelum menoleh ke arah Victor,

"Bukan begitu maksudku, tapi dendammu sudah tidak berlaku sekarang. Rosie dan keluarganya tidak bersalah."

"Jadi, aku yang salah? Begitu?"

"Victor, aku tidak bermaksud memihak siapapun tapi coba pikirkan lagi apa salah keluarga Rosie? Tuan Andrew memiliki niat yang baik dengan membantu Jake, Jake musuhmu bukan Tuan Andrew."

"Sekali lagi aku bertanya, kau mengatakan bahwa aku yang salah?"

Jinan memejamkan matanya saat Victor cukup keras kepala untuk ia ajak bicara,

"Dengarㅡ"

"YA ATAU TIDAK?!!" Potong Victor dengan amarahnya.

"YA, KAU DAN AYAHMU YANG SALAH. 15 TAHUN BERLALU, TAPI KALIAN TIDAK MENCARI KEBENARAN DENGAN TELITI. DAN KAU, KAU TAU AYAHMU MENJADIKANMU ALAT TAPI KAU TIDAK MAU BERGERAK MEMBUKTIKAN BAHWA AYAHMU ITU MEMILIKI PERSEPSI YANG SALAH." Balas Jinan dengan nada yang terbilang tinggi.

Victor tertawa keras, kemudian bertepuk tangan dengan riuh. Sedangkan Jinan mencoba mengatur napasnya agar ia tak ikut masuk dalam amarah.

"Wah wah ternyata kau berada di kubu Rosie. Baiklah, ini cukup mengejutkan bahwa temanku satu-satunya memihak musuhku."

"Dengar, Jinan. Aku tidak peduli apa kau mendukungku atau tidak, tapi bagiku salah tetaplah salah dan pembunuh itu tetaplah keluarga Bailey, tunggulah hari dimana Rosie hanyalah nama untuk dikenang."

Jinan menarik bahu kanan Victor dengan kasar saat Victor berbalik hendak kembali menuju mobil.

"Kau bilang dirimu berani, tapi ternyata mentalmu tidak cukup berani untuk menerima kenyataan. Kau tau, kau hanya pria lemah dengan mentalitas yang buruk."

[✓] PLUVIOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang