27. Cemburu?

89 17 20
                                    

"Cinta memang tidak bisa memilih siapa tuannya."

-

Mega merah menghiasi langit kala itu, di sini lain ada Kinan dan juga Saka, kedua muda mudi itu duduk manis di kursi panjang yang ada di bukit, selama liburan semester, kedua keluarga itu memilih liburan bersama, di sebuah dataran tinggi bernama Bukit Pelangi, keduanya tinggal di penginapan yang sangat indah.

Sore ini keduanya sengaja keluar berdua, Kinan ingin membicarakan sesuatu seusai pertunangan keduanya seminggu yang lalu. Kinan duduk termenung sebelum mengatakan apapun pada pemuda di sampingnya.

"Nata kok ngga cerita apa apa ke gue?" Kinan kembali termenung, jujur ia sedih dan kecewa karena Nata tak bicara apapun padanya tapi di satu sisi ia sadar, ia juga menyembunyikan hal besar pada Nata.

"Lo tega banget sih Sak, lo mikirin perasaan Nata, nggak?" Saka menatap Kinan dalam.

"Lebih tega lagi kalau gue ngebiarin Nata terus sama gue, tanpa gue ada perasaan sama dia. Kalau niat lo cuma ngebahas Nata dan terus terusan nyalahin gue atas semua ini, gue pergi." Saka bangun, meninggalkannya Kinan sendiri.

-

Malamnya Kinan menelpon Nata, menanyakan kabar gadis itu perihal Saka dan dirinya, syukurnya Nata baik-baik saja. Kinan jadi tenang, ia kembali mengemasi barang, ia akan pulang besok, liburan ini tidak terlalu bermakna untuknya.

Tak lupa Kinan menyiapkan oleh-oleh untuk kedua sahabatnya, ia tidak sabar bertemu mereka dan berbagi cerita perihal pengalalaman berliburnya, yang sebenarnya tidak menyenangkan, tapi ia harus tetap terlihat bahagia.

Kinan menghampiri Nata dan Keira yang saat itu sedang mengobrol di kafe, mereka memang sengaja bertemu di sini, tapi Kinan datang terlambat karena harus menyiapkan bawaannya.

"Hai!" Suara heboh Nata dan Keira menyambut Kinan yang baru kembali dari liburannya.

"Kalian cerita apa sih, seru banget kayaknya, gue nggak dikasih tau, nih?"

Keira terbahak, ia mengambil alih sekantung oleh-oleh dari Kinan. "Ini gunanya punya temen baik Nat." Nata terkekeh.

"Gue juga punya hadiah buat kalian." Nata mengeluarkan jepit berbentuk bunga matahari untuk Kinan dan jepit berbentuk jeruk untuk Keira.

"Pasti lo beli di pasar malem waktu itu, kan? Bareng si itu!" Nata melotot.

"Ihh, apaan sih, Kei!" Pipi Nata memerah.

"Aduh, ada yang salting deh!" Keira terus menggoda Nata sampai membuat Kinan bingung sendiri.

"Ceritain dong, kan gue mau tau juga!"

Keira mengambil jepit itu, lalu memasangnya di kepala, berkaca sebentar lalu menatap Kinan. "Lo harus tausih, Nan. Soalnya si Nata itu cepet banget move on dari Saka, keren, kan?"

"Keira apaan, sih? Orang nggak gitu, waktu itu cuma jalan bareng aja!"

"Oh ya? Tapi lo bilang, lo ngerasa aman deket sama dia."

Kinan dengan segera melerai perdebatan itu. "Stop-stop, dia siapa sih?"

"Kafa, anak arsitek yang waktu itu bantuin lo ngajar di panti." Kinan termanggu, Kafa yang itu?

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang