PROLOG

774 50 0
                                    

Kanvas polos yang kini telah menjadi lukisan indah di tangan gadis kecil berumur 12 tahun itu, menjadi atensi utama pria bertubuh atletis dengan kemeja putih yang kancing atasnya terbuka.

Pria itu tersenyum lebar, putri kecilnya sangat berbakat, ia menepuk kepala anaknya, hendak menanyakan maksud dari lukisannya.

"Kenapa hanya ada tiga orang? Dua laki-laki dan satu perempuan."

Gadis itu terkekeh, ia mulai menjabarkan maksud dari lukisannya.
"Ini dua laki-laki yang memperebutkan satu perempuan ayah, yang biru ini laki-laki yang sangat dingin, yang kuning ini laki-laki yang hangat dan pengertian, tapi agak sedikit berlebihan."

Sang ayah tertawa, bagaimana gadis berumur 12 tahun menjabarkan bahkan melukis kisah percintaan.
"Kamu pasti baca cerita?"

"Hehe ... Maaf Yah, cuma iseng habis baca cerita di perpustakaan kemarin."

"Gak apa-apa sayang," Sang ayah menjeda sedikit, "Itu artinya, perempuan ini harus memilih, ya? Bukannya rumit harus memilih yang mana?"

"Iya ayah, seperti keadaan di labirin, ayah terjebak dalam dua cabang, pastinya ayah harus memilih, mana jalan yang tepat agar ayah bisa pulang."

"Benar, jadi si perempuan pilih siapa?"

"Rahasia!"

Gadis kecil itu berlari menghindari ayahnya sambil terbahak, walau sang ayah tak mengejarnya, gadis itu tetap berlari menjauh dan tertawa keras, pria kekar itu hanya terkekeh sembari menamati langkah sang buah hati sampai tubuh kecilnya menghilang di balik pintu.

Ini hanyalah perihal hati, yang tersesat di sebuah labirin, hingga tak bisa menemukan di mana rumah, yang sebenarnya adalah tempatnya untuk pulang dan menetap.

🌻

TO BE CONTINUED

TERIMAKASI SUDAH MAMPIR !
Jadi di cerita kali ini, aku tidak pakai cast taelice dulu ya !
soon masih ada cerita taelice kok, tapi belum siap publish . . tunggu saja hehe.
purple u !

LABIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang