Minggu, hari ini festival tahunan kampus diadakan, pembelajaran belum aktif dikarenakan masih berjalannya liburan semester. Beberapa mahasiswa hadir untuk melihat-lihat pameran serta bazar yang diadakan. Kinan, Nata dan Keira tentu saja tidak luput dari acara itu, mereka tak ikut serta dalam pameran dan bazar, hanya ikut meramaikan sebagai penonton juga konsumen.
Nata baru saja bergabung dengan Keira dan Kinan, karena tadi ia masih sibuk menyelesaikan tugas di rumah. Ketiganya dengan segera merencanakan apa-apa saja yang akan mereka beli.
"Lo mau beli apa, Nat?"
"Pengen sweater rajut, setau gue ada yang jual." Mata Nata melirik ke sana kemari, hingga ia menemukan stand yang menjual barang yang dicari Nata tadi.
"Itu dia." Nata menunjuk stand itu dan berlari kecil diikuti Keira, sedangkan Kinan terpaku di tempatnya.
"Gelang kelinci itu?" Kinan perlahan menyusul dengan kaki lemas, ia berdiri di sebelah Nata dan memperhatikan gelang kelinci di tangannya.
"Ini lucu ngga kalo Kafa yang pake?" Nama yang muncul dari bibir Nata seolah mengundang Kinan untuk memperhatikannya.
"Ini terlalu feminim ngga sih, Nat? Mendingan lo beliin yang warnanya agak macho dikit. Itu tu, cokelat." Nata meraihnya.
"Lo kan bakal desainer Nat, kok nanya gue sih? Gue anak teknik!" kata Keira sewot, sukses membuat Nata terbahak, gadis manis itu tertawa sembari memukul pelan bahu Keira.
"Iya iya, maaf. Kan mata orang beda beda, gue kan cuma nanya pendapat lo, menurut gue ini bagus, lucu, kalau di pake Kafa pasti bagus juga." Nata tersenyum sembari memandangi sweater rajut ditangannya. Ia kemudian menoleh pada Kinan.
"Nan, menurut lo gimana? Kafa bagus ngga pakai ini?" Kinan terdiam lama, memandangi Nata.
"Menurut lo gimana kalau cowok yang gue suka, justru suka sama sahabat gue?" Tidak, Kinan tidak mengucapkannya, itu hanya dalam bayangannya saja.
"Nan?"
Kinan memperhatikan dengan teliti sweater di tangan Nata. "Menurut gue, nggak cocok sama sekali, gimana bisa lo kasih cowok sweater yang motifnya cewek banget? Norak Nat." Nata terperangah, baru kali ini Kinan mengomentari sesuatu dengan begitu pedas, kalau Keira mungkin dia tidak kaget, tapi ini Kinan.
Keira juga merasakan hal yang sama dengan Nata, ia mencoba mengalihkan pembicaraan, dengan menunjuk sweater lainnya. "Nat, itu bagus deh."
Keira mengambil sweater berwarna biru dongker dan memberinya pada Nata, mengalihkan perhatian Nata atas komentar pedas dari Kinan tadi.
"Mungkin ini lebih cocok kali, Nat." Nata mengangguk, mengiyakan saja, ia sudah hilang fokus karena Kinan.
"Eh, bungkus terus kita makan yuk, gue laper!" Keira benar-benar ingin cepat menghindari situasi tidak enak ini, tapi Kinan justru tersenyum.
"Gue ke toilet, lo berdua makan aja, barusan gue udah makan." katanya pergi begitu saja.
Nata menatap perginya Kinan. "Kinan kenapa ya, Kei?"
-
Setelah makan, mereka bertiga bersama lagi, masih terasa canggung untuk ketiganya, sampai seseorang datang, menghampiri ketiga gadis cantik itu.
"Mana hadiah gue?" Nata dengan senyum lebar memberi Kafa paperbag berisi sweater tadi. Akhirnya Nata memberi sweater lucu pilihannya.
"Ngga mahal tapi gue belinya ikhlas banget." Kafa terkekeh.
"Gue buka nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Teen Fiction/ Jeon Heejin with 00 and 01 Line ♪ ❝ Ini hanyalah perihal hati, yang tersesat dalam sebuah labirin,hingga tak bisa menemukan, mana rumah, yang sebenarnya adalah ...