"Mana yang penting, cinta atau sahabat?"
-
Kinan berjalan mengendap mengikuti Kafa, ia dengan sengaja mengageti pemuda yang kini duduk di kursi dekat lapangan bola kampus.
"Gila lo misju, jantung gue mau jatuh ke perut!"
Kinan terbahak, ia duduk di sebelah Kafa dan menyerahkan sebuah paper bag kecil padanya. "Hadiah, tapi lebih ke oleh-oleh sih."
Kafa menerimanya dengan senang hati. "Makasih ya misju." Kinan mengangguk.
Kafa melirik pada jari Kinan, tidak ada satu cincin pun yang tersemat di sana, ia jadi penasaran bagaimana situasi Kinan dan Saka saat ini, menyembunyikan hal besar ini pada semua orang, pasti sulit, dan Kafa tidak mau menanyakan, ia akan berpura-pura tidak tahu, entah sampai kapan.
"Itu kue khas daerah sana, di sini ngga di jual, rasanya enak banget gue udah cobain." kata Kinan setelah Kafa memegang sekotak kue dari Kinan.
"Kalo ini apa?"
"Itu gelang kerajinan dari daerah sana juga, gue juga bawain kaos sama gantungan kunci kembar." Kinan mengambil alih gantungan kunci yang saat itu dipegang Kafa.
"Yang hitam ini gambaran cowok yang identik sama warna gelap, terus yang putih ini gambaran cewek yang bawa penerangan buat dia. Ini gantungan kunci couple." Kafa tersenyum tipis dan mengucapkan banyak terimakasih.
"Makasih ya Misju, lo emang temen yang baik banget, glad to be friends with you, gimana bahasa inggris gue, keren, kan?"
Perlahan senyum Kinan memudar, kata 'teman' dalam kalimat itu seperti ditekan, yang menyadarkannya, bahwa Kinan dan Kafa memang hanya sekedar berteman.
"Iya-iya keren, udah sana!"
"Bentar, jadi ke panti sore ini?" Kinan mengangguk.
"Oke, ntar gue jemput kita perlu belanja dulu buat anak-anak."
"Iya Kaf, abis gue kelas ya, agak sorean."
Kafa mengangguk dan berpamitan pergi sembari membawa paper bag dari Kinan, tatapan Kinan tak lepas sedikitpun dari pemuda itu, ia menghela napas, menyukai Kafa sering kali membuatnya sesak.
Pemuda itu tak menunjukan sedikitpun rasa suka yang lebih dari seorang teman, pantaskah Kinan masih mengharapkannya?
Kinan terperanjat ketika seseorang menyentuh bahunya, Kinan hampir saja berteriak kalau saja pemuda di depannya tak menampakan diri.
"Saka, lo ngagetin gue."
"Gue baru tau lo sedeket itu sama Kafa." Kinan mendongak, menatap pemuda yang jelas lebih tinggi darinya.
"Lo dari mana?" Kinan tak ingin membahas lebih lanjut.
"Gue mau balik, kelas gue udah kelar."
"Okay, hati-hati, gue masih ada kelas jam 1 nanti."
-
Sore ini Kinan dan Kafa sudah bersiap untuk berangkat ke panti, sebelum itu keduanya melipir terlebih dahulu ke sebuah super market untuk membelikan anak-anak panti makanan dan mainan.
![](https://img.wattpad.com/cover/221630785-288-k764768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Teen Fiction/ Jeon Heejin with 00 and 01 Line ♪ ❝ Ini hanyalah perihal hati, yang tersesat dalam sebuah labirin,hingga tak bisa menemukan, mana rumah, yang sebenarnya adalah ...