"Gimana sayang? Enak kan, sushinya? Sushi di sini emang yang paling enak!" Nata mengangguk lemah sembari tersenyum tipis.
Makanan mewah dan nikmat di hadapannya ini sudah tak lagi enak baginya, Nata baru saja sampai di Jepang seminggu lalu, tapi Kafa makin ke sini makin jarang mengabarinya, kemarin Kafa hanya mengabari lewat ponsel Aksa, katanya ponsel Kafa rusak. Nata merindukan Kafa, sudah beberapa hari ini tak bersua.
"Kangen rumah ya? Padahal kan baru seminggu di sini." Nata tertawa pelan untuk mencairkan suasana.
"Enggak kok tante, nggak apa apa."
Nata kembali ke rumah, berbaring di atas kasir king size nya, jarinya dengan terampil menggulir layar ponselnya, menonton berbagai video lucu yang pernah dikirim Kafa. Tiba-tiba sebuah notifikasi pesan muncul dari Aksa.
Nata mendesah lesu, ia kembali menggulir satu persatu video random yang dulu membuatnya ternyata.
"Kaf kangen, bahkan video video ini nggak lucu lagi tanpa kamu, ternyata LDR itu nggak enak, aku nggak suka Kafa, aku mau ketemu kamu sekarang, kamu okay, kan? Hp kamu kenapa hilang, sih?" Nata bermonolog. Video yang kata Kafa lucu itu ternyata tidak benar-benar lucu, Nata terbahak-bahak hanya karena melihat Kafa tertawa, jadi kalau tidak ada Kafa ya tidak lucu.
Tangan Nata menepuk kuat dahinya. "Ya ampun, foto aku sama Kafa ke hapus semua?" Nata baru ingat, semua fotonya ada di ponsel lamanya yang rusak, Nata hanya ada beberapa arsip foto Kafa di riwayat storynya, itupun hanya siluet dan Kafa yang menghadap ke belakang, belum banyak yang Nata posting ke media sosial, semua yang pernah ia ambil ada di ponsel lama.
"Kafa juga hpnya hilang." Nata mengacak rambutnya, ia bahkan membuang sembarangan semua yang ada di atas kasurnya. Rasanya ingin menangis.
"Kenapa setiap bahas Kafa dalam konteks apapun sama Nata, rasanya gue ngerasa bersalah karena nutup nutupin ini. Gue harap Kafa cepetan sembuh." Keira menghela napas berat.
Sesuai dengan yang ia katakan, mereka bertiga memainkan monopoli online sampai ketiganya tertidur di dalam game. Ralat, kecuali Keira. Ia pergi ke rumah sakit untuk memastikan kondisi Kafa.
-
Sesampainya di rumah sakit, Keira bertemu dengan Resti, ia tersenyum manis pada wanita yang baru saja menginjak bekepala tiga itu. Keira tidak sungkan untuk mengusap punggung Resti, mencoba menguatkan wanita itu.
"Mba Resti, Kafa pasti cepet sembuh kok, Kei yakin!"
"Nata di Jepang ya? Dia tau Kei?" Senyum Keira mendadak memudar.
"Dia nggak tau mba." katanya sembari menggeleng.
"Sebaiknya dia ngga tau dulu Kei, dia masih dalam tahap pemulihan, kasian juga dia di sana kan untuk liburan, kalau mau kasih tau pelan pelan aja." Keira mengangguk, dokter dari Nata saja menyarankan hal demikian, lantas bagaimana bisa Keira memberitahu Nata?
"Kondisi Kafa gimana?"
"Belum—"
"Wali pasien atas nama Alyasa Kafa Anucara?" Resti yang sejak tadi menunggu panggilan dari suster itu menoleh cepat, ia izin undur diri pada Keira dan pergi mengikuti suster di depannya.
Kinan menghela napas. "Semoga ada kabar baik."
-
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Teen Fiction/ Jeon Heejin with 00 and 01 Line ♪ ❝ Ini hanyalah perihal hati, yang tersesat dalam sebuah labirin,hingga tak bisa menemukan, mana rumah, yang sebenarnya adalah ...