Hari ini adalah hari di mana Nata pergi ke Jepang dan hari kesedihan untuk Kafa karena harus berpisah dengan sang pujaan hati, meskipun kabarnya hanya sebulan lebih saja tapi tetap saja Kafa sedih. Semua orang ikut mengantar Nata ke bandara, tapi hanya Kafa yang paling tidak bisa ditinggalkan Nata, pemuda itu terus merengut dan menempel pada Nata.
"Kamu nggak malu? Ada ayah."
"Enggak! Nanti kalau kangen kan aku yang ngerasain bukan om Adrian." Nata menahan tawanya.
"Kafa, udah dong sebentar lagi kita mau berangkat, sebulan doang kok." kata Adrian sambil menggelengkan kepala.
"Om Adrian sih enak ketemu terus." Adrian terkekeh.
"Apa ya bahasa anak sekarang?" tanyanya pada Keira dan Kinan.
"Bucin!" Adrian tertawa lalu tawanya menjadi senyuman hangat saat melihat wajah bahagia Nata.
"Udah ah, aku kan harus siap-siap berangkat!" Kafa memerah. Malu sih, tapi mau bagaimana lagi, perasaannya benar-benar tak nyaman harus ditinggal Nata, sebulan itu baginya sangat lama.
"Beneran sebulan, kan?"
"Pastinya sebulan, cuma lihat nanti mungkin nambah beberapa hari, sekaligus lihat kondisi kakek." Kafa mengangguk pasrah, ia tidak boleh egois.
"Safe flight ya sayang, nanti kasih tau aku gimana sakura di sana."
"Sakura?"
"Iya, Sakura Chan! Bukan Sakura bunga, Sakura yang di Naruto, atau Sakura Miyawaki juga boleh!" Nata memutar bola matanya malas.
"Ada-ada aja ih!"
"Hehe, salam buat kakek kamu dan orangtua Taro ya!" Nata tersenyum dan mengangguk.
"Nata siap-siap ya, kita mau berangkat." Nata mengangguk. Ia memeluk Kinan dan Keira untuk berpamitan.
"Nanti balik kok, tunggu ya!"
"Lo jaga kesehatan ya Nat, lo kan masih dalam masa pemulihan, belum boleh kecapekan banget." Nata mengangguk.
"Sayang!" Panggil Nata pada Kafa. "Aku titip Keira sama Kinan yaa!" Kafa mengangguk dan memeluk Nata.
"Aku bakalan kangen banget sama pacarku yang lucu ini."
"Aku juga, aku pergi dulu ya Kafa."
-
Nata terbangun, ia masih berada di pesawat, tangannya menggenggam tangan sang ayah, ia tak sabar untuk sampai di Jepang, ia merindukan kakeknya. Nata sudah lupa wajah kakeknya, yang ia ingat kakek pernah sangat menyayanginya. Sampai saat pesawat mendarat, akhirnya Nata sampai di bandara dan menghirup udara Jepang, kota kelahiran ibunya. Di sana Nata melihat paman dan bibinya yang sudah menunggu. Mereka berpelukan.
"Nata, Kotaro sudah cerita semuanya. Kamu bagaimana sudah sembuh?" Nata mengangguk.
"Sudah sembuh bibi."
"Kak apa kabar?" tanya Adrian setelahnya.
"Adrian, sudah lama ya nggak ketemu, terimakasih sudah bawa Kotaro ke rumah mu, dia tidak kesepian lagi, terimakasih juga karena sudah datang, maafkan perbuatan mama dulu." Adrian menggeleng.
"Kakak ipar, terimakasih sudah menjemput kami berdua, Nata sudah merindukan kakek." Bahasa Indonesia adalah bahasa kedua untuk kedua orangtua Kotaro dan kakek nenek Nata. Jadi tidak heran kalau mereka lancar sekali bahasa Indonesia. Mereka sekeluarga pernah menetap di Indonesia selama bertahun-tahun.
![](https://img.wattpad.com/cover/221630785-288-k764768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Teen Fiction/ Jeon Heejin with 00 and 01 Line ♪ ❝ Ini hanyalah perihal hati, yang tersesat dalam sebuah labirin,hingga tak bisa menemukan, mana rumah, yang sebenarnya adalah ...