Aksa menghisap sebatang rokok di tangannya, masih tak percaya dengan apa yang dia dengar kemarin, Kana diperalat oleh Reynold pacarnya. Aksa meletakan rokoknya di asbak dan mematikannya.
"Lo kalo mau ngerokok di luar Sa, kamar gue yang berharga ini bisa bisa penuh sama asep."
"Iya maaf."
Fahru meletakan beberapa toples camilan dan sebotol air putih. "Gue bingung Sa, gue males ikut campur urusan Kana sama Reynold, tapi Kana ngedeketin Kafa yang otomatis berimbasnya ke Kafa lah, mana dia lupa ingatan mana mau percaya sama kita."
Aksa menenggak air pemberian Fahru. "Iya sih, tapi sebenernya gue juga kasihan sama Kana, meskipun dia pernah jahat, tapi kayaknya dia tertekan. Besok kita harus bicara sama dia, nggak mau tau, kalau perlu kita culik dia buat introgasi."
"Kalau ketahuan Reynold kita bisa ikutan mati, Reynold itu– ya lo tau lah, urakan banget, kan? Bisa-bisa ternyata dia anggota mafia, kita gak tau loh!" Aksa menjitak kepala Fahru.
"Itu cuma perumpamaan ya Ru, intinya kita bikin Kana jujur sama kita dan bantuin dia juga, demi Kafa juga sih ini." Fahru mengangguk.
-
"Hari ini lo mainnya nggak asik, lo mikirin apa sih?" Kana menggeleng.
"Rey gue pusing, bentar lagi gue kuliah, gue mandi ya!" Reynold mencengkeram dagu gadis itu.
"Ngaku lo, lo udah capek sama gue? Lo mikirin mantan bajingan lo? Lo pikir gue nggak tau lo masih ketemu Kafa?!" Kana panik.
"Rey gue nggak pernh ketemu Kafa, sumpah. Pernah sekali karena nggak sengaja, dia juga benci gue jadi gue nggak bakal deket sama dia lagi, gue janji gue bakal selalu sama lo, gue-- sayang lo!" Kana memeluk pemuda itu, demi menyelamatkan dirinya dan Kafa juga.
"Awas lo kalau ketahuan, gue itu sayang sama lo, kalau sampai lo macem-macem, lo abis."
-
Kana duduk di kantin sembari menikmati secangkir kopi hangat, ia sedikit terlonjak ketika aksa dan Fahru datang tiba-tiba.
"Lo berdua hobi banget ganggu gue sih?!" Kana beranjak dari duduknya, tapi belum sempat melangkah tubuhnya membatu karena ucapan Aksa.
"Reynold, ya?"
"Maksud lo apa?" tanya Kana sembari menatap tajam ke arah Aksa.
"Yang buat lo begini, Reynold, kan?" Kana menoleh ke kanan dan ke kiri dengan napas memburu.
"Lo bisa diem nggak sih? Lo mau apa?
"Kita mau introgasi lo dong, soal Reynold." Kana mengepalkan tangannya.
"Diem gue bilang!"
"Ya kita bisa aja bilang ke Reynold kalau di sini lo kecentilan—" Kana membekap mulut Aksa.
"Ok, lo mau ngobrol, kan? Di taman belakang kampus!" Kana pergi begitu saja mendahului mereka.
"Kana keliatan takut banget ya sama si Rey itu?"
"Iya, mukanya panik banget." kata Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Teen Fiction/ Jeon Heejin with 00 and 01 Line ♪ ❝ Ini hanyalah perihal hati, yang tersesat dalam sebuah labirin,hingga tak bisa menemukan, mana rumah, yang sebenarnya adalah ...