Aku membuka mata saat merasakan ada tekanan di dadaku. Tersenyum, itu yang aku lakukan saat pemandangan pertama yang kulihat pagi ini adalah bidadari tak bersayap yang tengah meringkuk dalam pelukan.
Aku bersyukur bisa sampai sejauh ini, semua perjuangan yang aku lakukan tidaklah sia sia. Aku tau mungkin dia masih belum sepenuhnya dapat aku miliki tapi setidaknya dia berusaha untuk menerima kehadiranku di sisi nya. Dan dia adalah yang aku butuhkan selama ini, terima kasih untuk nya.
Aku membelai lembut rambutnya, masih betah dengan apa yang aku lihat. Dia begitu cantik, hati nya parasnya. Kukecup pucuk kepala nya dan dia bergerak. Tangan nya makin erat memeluk tubuh telanjangku.
"morning honey" aku yakin dia sudah bangun namun enggan membuka mata nya.
"morning" jawabnya dengan suara khas bangun tidur yang menurutku terdengar sexy.
"apa kau masih mengantuk?"
"iya, dan aku lelah." kulihat dia sudah mulai membuka mata nya sedikit dan menoleh kearah ku.
"istrahat lah, aku akan mandi." aku hendak beranjak untuk mandi, tapi dia menahanku.
"bisakah temani aku sebentar" ucapnya dan aku tidak bisa menolak tatapannya yang terlihat seperti anak kucing.
"baiklah." aku kembali memeluknya yang masih bersandar pada dadaku. "apa yang ingin kau lakukan hari ini honey?" aku bertanya padanya sambil membelai punggungnya.
"bisa kah kita pergi ke suatu tempat?"
"apa yang ingin kau kunjungi?"
"kita ke toko buku, aku ingin membeli beberapa referensi untuk menghadapi ujian kenaikan kelas." benar juga saran jennie, aku juga akan membutuhkan beberapa buku untuk persiapan ujian kelulusan.
"ide bagus, mungkin setelah makan siang kita akan berangkat." dia menganggukan kepala tanda setuju. Dan aku membiarkan jennie untuk terlelap beberapa menit lagi dalam pelukan. Aku merasa nyaman, dan tubuhnya sangat hangat.
Aku berfikir untuk memejamkan mata sebentar lagi, karena ini memang masih terlalu pagi untuk bangun diwaktu akhir pekan. Dan aku tidak ingin jennie terganggu tidur nya jika aku bergerak.
"Sayang, bangun."
Aku merasakan sentuhan di pipiku dan suara indah di telingaku. Saat aku membuka mata, kulihat samar bayangan jennie duduk disampingku. Apakah aku mimpi?
"sayang"
Suara nya kembali terdengan dan sangat lembut. Aku membuka mataku penuh, dan kulihat dia sudah rapi dengan rambut yang masih setengah basah. Apa? Dia sudah mandi. Apakah aku terlalu lama terlelap, hingga tidak kusadari dia beranjak dari pelukanku.
"kau sudah wangi heum? Kenapa tidak membangunkan ku tadi?" aku bertanya masih dengan posisi ku yang tidur miring ke arah nya dan aku mencium pahanya yang terbuka. Dia memakai kaos putih kebesaran dan celana hotpan.
"kau sangat lelap, aku tidak tega membangunkanmu tadi. Maaf sayang." ucapnya dan tersenyum ke arahku. Senyum yang selalu menjadi candu.
"aku akan mandi, setelah ini kita sarapan, aku yakin soi sudah menunggu." aku beranjak ke dalam kamar mandi masih dengan tubuh yang ku balut dengan selimut tebal milikku.
Aku menghabiskan beberapa menit untuk membersihkan diri. Saat aku keluar kamar, jennie sudah tidak ada. Tetapi dia sudah menyiapkan baju ku diatas tempat tidur. Sungguh dia mengerti apa yang aku butuhkan.
Aku mengeringkan rambut sebentar seblum aku mencari nya keluar, aku pikir dia akan ke tamar soi atau ke taman belakang. Itu adalah tempat favorit nya yang ada di dalam rumah ku. Kebetulan daddy tidak ada dirumah karena dia pergi ke jeju untuk menemui mommy yang masih dalam masa dinas nya. Dan aku tidak berniat kesana, soi sedang dalam masa praktek menjelang ujiannya jadi dia lebih membutuhkan ku dirumah. Aku hanya menitipkan salam ku dan soi saja melalui daddy.