Lisa povSIALAN!!!
Aku membanting tas ke atas sofa saat sudah sampai di kamar ku. Apa apaan jennie, sudah jelas mereka salah tapi masih menyuruhku meminta maaf. Cih,, jangan berharap aku meminta maaf, itu tidak akan aku lakukan.
"DUGH!!"
Aku membanting radio kesayanganku hingga rusak dan hancur di bagian bawahnya. Aku hanya ingin meluapkan emosi yang masih tertahan tadi. Mereka menghalangiku untuk menghabisi wanita itu.
"TAGH!!!"
Meja didepanku retak karena aku menendangnya dengan keras. Aku terus saja meluapkan emosi dengan semua barang yang ada di kamar ku. Aku harus melakukan ini agar pikiranku teralihkan dan aku tidak menemui wanita itu lagi. Amarah dan emosi masih menyelimuti ku saat ini. Ucapan jennie sungguh menyakitkan.
Apa dia sudah tidak memiliki perasaan. Tega nya dia membela wanita sialan itu dibanding aku. Sudah jelas chahe mencium nya, masih saja dia bilang salah paham. Sebenarnya yang gila itu aku apa dia. Jennie sudah keterlaluan melakukan ini, dia bukan lagi jennie yang ku kenal.
Aku merebahkan diri di sofa karena lelah, kemudian pikiranku kembali mengongat peristiwa tadi. Aku sedikit memejamkan mata dan memijat dahiku.
Jennie tidak tau bahwa chahe sama seperti ku. Bisa saja dia mendekati jennie perlahan. Bukti nya apa yang dia lakukan di sekolah jennie, dia bukan alumni sana dan dia tidak pernah terlihat disana. Aku semakin terbakar amarah saat memikirkan ini.
Saat jennie bilang bahwa kita sudah tidak ada hubungan lagi, hati ku sakit. Teramat sakit hingga sesak di dada ku membuat aku tidak bisa bicara lagi. Aku ingin menangis tapi amarah menguasaiku. Hanya kebencian yang tersisa. Aku harus menghabisi wanita itu lagi, dia mengambil kesempatan.
Bisa jadi nanti dia akan kembali datang, dan bicara dengan jennie. Aku semakin takut akan hal itu, aku cemburu. Aku masih mencintai jennie walau sebulan ini aku mencoba merelakan dia pergi. Tapi dalam hatiku, aku tidak bisa berpaling dari nya. Jennie adalah orang yang aku butuhkan selama ini.
Saat jiso menawariku tadi untuk ikut sebenarnya aku tidak ingin menerima tawarannya. Tapi saat kelas berakhir aku berubah pikiran, aku berharap bisa melihat jennie. Aku tidak menyesal dengan keputusanku, walau berakhir dengan hal yang tidak baik. Setidaknya aku bisa mendengar suara jennie dan menatap mata nya. Aku tau dia masih mencintaiku.
Beberapa menit aku larut dalam lamunan menyebalkan ini. Aku memutuskan untuk berendam di kamar mandi. Mungkin bisa sedikit membuatku rileks dan tenang. Aku memejamkan mata dan bersandar merasakan air hangat menyentuh kulitku. Ini sangat menenangkan.
Tidak terasa sudah setengah jam dan akhirnya aku menyelesaikan mandi, sebentar lagi makan malam. Aku memakai baju dan istirahat sebentar di tempat tidur, menonton tv menunggu makan malam tiba.
Saat soi memanggilku untuk makan malam, aku langsung bergegas. Jujur saja perkelahian tadi membuat ku merasa sangat lapar karena kehabisan banyak energi. Tetapi betapa terkejut aku saat melihat jiso disana sudah bergabung dengan daddy dan soi. Sedangkan mommy aku rasa dia belum pulang.
"kau lama sekali lisa." ucap jiso saat aku sudah duduk diantara dia dan daddy ku.
"kenapa kau selalu datang tiba tiba chu?" tanya ku mengabaikan ucapannya.
"aku hanya ingin menumpang makan dsini." ucap nya dan kulihat daddy terkekeh.
"sudahlah, kita makan dulu. Daddy sudah sangat lapar menunggu mu."
Kemudian kami makan dengan tenang. Setelah itu aku langsung kembali ke kamar, karena ku tau jiso pasti akan membahas tentang tadi sore. Jiso mengikuti ku dari belakang dan akhirnya kami duduk di sofa dalam kamar ku.