38. Broke Inside

1.4K 92 4
                                    

Author pov

Lisa menangis sejadi jadi nya di dalam mobil. Air mata yang tertahan sejak tadi tumpah begitu saja,  dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Sesak di dada nya makin kuat.

Mendengar pernyataan jennie barusan membuat lisa hancur. Hati nya patah, badannya terasa lemas dan tidak ada kekuatan lagi. Lisa hanya ingin menangis dan meluapkan semua emosi nya.

Dia menyandarkan kepala nya diatas setir dengan kedua tangan memegang setir itu. Isakannya terdengar memilukan walau tidak ada yang bisa mendengar nya dari luar mobil. Hingga beberapa menit kemudian ada seseorang yang membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang disebelah nya. Sedangkan orang lainnya duduk di kursi belakang.

"lisa."

Orang itu mengusap bahu lisa pelan. Lisa tidak mempedulikannya, dia masih terus saja menangis terisak bahkan tangisannya makin kencang terdengar. Karena tidak tega melihat lisa seperti itu akhir nya orang itu menarik lisa dan memeluk nya.

"chu" ucap lisa lirih dan masih saja menangis.

"menangislah hingga kau merasa beban di hati mu sedikit berkurang. Aku akan menemanimu."

Ya,  orang itu adalah jiso. Saat rose menjelaskan bahwa lisa bersama jennie di dalam mobil lisa, akhirnya jiso memutuskan untuk menetap dan menunggu mereka di kedai tidak jauh dari mobil lisa. Jiso berfikir bahwa lisa pasti membutuhkannya.

Sedangkan yang duduk dibangku belakang adalah rose. Rose hanya bisa diam melihat lisa yang menangis dalam pelukan jiso. Tidak ada yang dia bisa lakukan. Mengejar jennie pun akan percuma.

Sudah setengah jam lisa menangis di dalam pelukan jiso. Sedangkan mereka hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun. Saat merasa lisa sudah mulai tenang,  akhir nya jiso memberanikan diri bicara lagi.

"jika kau sudah lebih tenang, sebaiknya kita pulang. Nanti aku akan menemanimu dirumah." ucap jiso.

Lisa melepas pelukannya kemudian menyalakan mobil.  Jiso langsung keluar untuk mengantarkan rose pulang dengan mobil nya.

Mereka dalam perjalanan,  rose akhirnya ikut jiso untuk kerumah lisa. Rose hanya ingin tau apa yang sebenarnya terjadi antara mereka, karena jennie juga adalah sahabat nya.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah lisa dan langsung masuk ke dalam kamar. Lisa masih saja diam,  sesampainya di kamar lisa langsung mengganti baju nya di kamar mandi. Sedangkan jiso dan rose menunggu di sofa.

"apa kau sudah lebih tenang?" tanya jiso saat melihat lisa sudah keluar dari kamar mandi.

"ya, sedikit."

Lisa duduk diatas kasur nya kemudian dia menunduk.

"apa yang terjadi?  Apakah kau siap untuk bercerita?" tanya rose kini sambil mendekati lisa dan duduk didepannya.

"jennie memutuskan hubungan kami." ucap lisa lirih kemudian air mata nya menetes lagi di pipi.

"apa?" jiso bergegas menghampiri lisa dan rose kemudian duduk disamping lisa.

"dia memutuskan ku chu, dia tidak mencintaiku."

Tangis lisa pecah lagi, jiso hanya bisa menyandarkan lisa di bahunya kemudian mengusap lembut kepala lisa ubtuk menenangkan sahabat nya itu.

"tenangkan dirimu. Aku akan mencari tau apa penyebab jennie seperti itu." rose mencoba menenangkan lisa yang sedang terisak.

"tidak perlu rose, aku akan mundur dan menjauh dari nya seperti yang dia minta." ucap lisa sambil terisak.

"baiklah jika itu yang kau mau,  tapi aku jika perlu sesuatu bicaralah pada kami lisa. Jangan melakukan hal konyol lagi."

Jiso khawatir dengan kondisi lisa. Mengingat lisa pernah melakikan hal konyol di masa lalu, jiso jadi tidak tenang jika meninggalkan lisa sendiri dalam keterpurukannya.

Me,  My Self and You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang